"Kamu ini kenapa, sih, Mas? Kok, sampai segitunya?" kesalku."Eum ... anu ... Cincin itu sekarang dimana?" Nada suara mas Hanan terdengar panik. Sebenarnya kenapa laki-laki itu?"Masih sama aku ini. Kenapa, sih, Mas? Kenapa kamu panik begitu?" "Cincinnya kamu simpan, ya! Nanti mas ceritain semuanya," sahut mas Hanan."Tapi–"Tut! Aku tak sempat menyelesaikan kalimatku, karena mas Hanan sudah lebih dulu memutuskan sambungan telepon. Aku mendengus kesal, dan memutuskan menyimpan kembali cincin yang tadi kutemukan. Aku akan menunggu mas Hanan pulang, penasaran dengan apa yang akan dia ceritakan.****Aku baru saja selesai menyiapkan makan malam, setelah itu duduk di teras sambil menunggu kepulangan mas Hanan.Matahari sudah mulai tenggelam, tapi mas Hanan belum juga pulang. Aku sampai bosan menunggunya, karena sudah sejak tadi duduk sendiri di teras, tapi dia belum juga muncul.Karena merasa bosan, aku memutuskan masuk kedalam rumah. Baru saja aku hendak membuka pintu, suara klakson mob
Read more