Home / Romansa / FROM THE WEDDING HALL / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of FROM THE WEDDING HALL: Chapter 71 - Chapter 80

115 Chapters

71: ISTRI YANG MEMBUAT RILEKS

Nesia panik ketika Remy bertanya seperti itu. Dia hendak menghindar, namun posisinya sangat tidak memungkinkan sehingga yang bisa dilakukannya hanya memalingkan wajahnya dengan mata terpejam rapat. Jantungnya tetap saja menggelepar tak karuan, pun demikian juga dengan Remy. Lelaki itu juga berdebar seperti dirinya.Namun, beberapa detik berlalu, Nesia tak juga merasakan sesuatu yang dia takutkan sekaligus dia nantikan. Karena ternyata, Remy sama sekali tidak menciumnya. Lelaki itu hanya memandang Nesia yang wajahnya memerah karena sudah berpikir bahwa Remy akan menciumnya.“Hei? Wajahmu memerah. Apakah kamu sedang menunggu ciumanku?” tanya Remy dalam bisikan penuh senyuman mengejek.Seketika Nesia membuka matanya dengan wajah yang semakin memerah menahan malu karena sudah berpikiran bahwa Remy akan menciumnya. Maka untuk menutupi rasa malunya, nesia segera melepaskan diri dari dekapan lelaki itu.Nesia berhasil lepas dan Remy tersenyum melihatnya. Sungguh, ada sebuah kebahagiaan terse
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

72: TERBAKAR CEMBURU

“Jangan terlalu tegang, Lukas. Aku akan datang ke kantor agak lambat, jadi kamu bisa sedikit santai. Kecuali kamu memang memiliki beberapa pekerjaan yang harus kamu lakukan. Agenda rutinku mulai hari ini adalah mengantar Nyonya Wilson untuk belajar di sekolah kepribadian. Benar begitu, Nyonya Wilson?” Remy menatap santai ke arah Lukas, kemudian beralih menatap Nesia dengan senyumnya yang sok keren.“Eh? Apakah kita sudah sepakat mengenai hal ini?” tanya Nesia lagi.“Untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk istriku, sepertinya aku tidak butuh kesepakatan dan persetujuan kamu. Bukan begitu?”“Ya, kamu … kamu benar. Tapi apakah kita benar-benar perlu sepakat untuk sekolah kepribadian? Kurasa … kurasa setelah kita selesai dengan semua sandiwara ini, bukankah kita akan bercerai?”Lukas hanya mengangguk kecil, seolah setuju dengan penolakan halus yang dilakukan Nesia atas rencana Remy itu.“Mengapa harus terpaku pada perceraian. Waktu pernikahan ini masih panjang, Nyonya Wilson. Untuk
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

73: WAKTU UNTUK JATUH CINTA

Mendapat pernyataan seperti itu, Lukas langsung berdiri dan mengangguk santun kepada Remy. Namun, tidak demikian dengan Nesia. Gadis itu memang bangkit, tetapi tidak ada aura ketakutan seperti yang Lukas rasakan. Dia malah tersenyum lebar menyambut kedatangan Remy dengan sikap yang sangat biasa.“Hei, Remy? Kok kamu sudah pulang? Bukannya seharusnya masih lusa?” tanya Nesia dengan santai.Sesaat Remy kecewa karena tidak melihat ekspresi bahagia Nesia atas kehadirannya yang penuh kejutan ini.‘Hei, memangnya ada apa, kok harus bahagia?’Remy tersenyum masam mendengar ejekan di kepalanya itu.“Tentu saja karena aku merindukan istriku,” jawab Remy sambil melirik Lukas ketika dia mendekati Nesia.Hal paling tak terduga lainnya adalah ketika tiba-tiba Remy mendekati Nesia dan memeluknya ditambah lagi dengan sebuah kecupan lembut di kedua pipi Nesia. Spontan, gadis itu bersemu merah karena tidak sempat mengelak. Nesia tak sengaja menatap Lukas yang memilih mengalihkan tatapannya ke arah la
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

74: PERNIKAHAN SESUNGGUHNYA

Hingga sore menjelang, Nesia sama sekali tidak keluar dari kamar Remy. Lukas yang mengetahui hal ini sebenarnya agak tak nyaman. Entah mengapa ada rasa tak suka ketika melihat Remy yang tiba-tiba saja berubah mesra dan baik kepada Nesia. Apalagi ketika melihat Nesia juga sepertinya lebih memilih mengikuti ritme Remy.Tak ada yang salah sebenarnya, mengingat mereka memang pasangan suami istri. Namun, Lukas tahu betul seperti apa pernikahan mereka. Lukas hanya tak ingin melihat Nesia kecewa dan sakit hati jika kelak akhirnya mereka bercerai ketika masa pernikahan mereka berakhir.Berkali-kali Lukas hanya mondar-mandir di ruang tengah. Sesekali kepalanya mendongak dengan harapan bahwa Nesia akan muncul dari kamar Remy. Berbagai pikiran buruk sudah hiruk pikuk di kepala Lukas mengingat kata-kata Remy dulu bahwa Nesia adalah satu-satunya perempuan yang bisa membuatnya merasa berhasrat kembali setelah sekian tahun lamanya.“Tuan Lukas,” panggil Bu Rumi yang sejak tadi memperhatikan Lukas ya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

75: SENJA NAN LIAR

Nesia memejamkan matanya rapat-rapat, posisinya tegang mematung, bahkan bernapas pun nyaris tidak ketika dia menduga bahwa Remy akan mendekatkan wajah mereka. Menempatkan bibirnya pada bibir Nesia yang tentu saja membuat Nesia berdebar tak karuan. Akan tetapi menunggu selama beberapa saat dan ternyata tidak tidak ada gerakan apapun, Nesia membuka matanya dengan takut-takut.Hal pertama yang Nesia lihat adalah senyum Remy yang mengejek sekaligus menawan, membuat Nesia malu setengah mati.“Kamu?” Nesia tak bisa meneruskan kalimatnya karena terlanjur malu dengan dugaannya sendiri. Dihelanya Remy agar menyingkir dari atas dirinya, membuat Remy tergelak.Entahlah, belakangan Remy lebih sering tergelak. Tentu semenjak Nesia tinggal di rumah ini.“Hei, wajahmu memerah. Apakah kamu sedang malu, Nyonya Wilson?” tanya Remy sarat dengan ejekan yang membuat Nesia semakin kesal.Nesia tak menjawab. Dia segera berdiri dengan jantungnya yang berdebar kencang dan muka memerah. Dia benar-benar harus k
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

76: SIULAN REMY

Semenjak siang tadi, Lukas gelisah tak tentu arah. Tentu semenjak Remy menggelandang Nesia memasuki kamarnya dengan ekspresi yang tak enak dipandang mata. Berkali-kali dia keluar masuk ke kamarnya hanya untuk mengetahui apakah abang tirinya itu sudah keluar bersama dengan Nesia. Namun, ini sudah yang kelima kalinya Lukas keluar masuk ke kamarnya, dan kedua manusia itu masih juga belum kelihatan keluar dari kamarnya.“Apa yang sebenarnya mereka lakukan selama ini di kamar? Apakah mereka sedang ….” Lukas buru-buru menggeleng untuk menghalau pikiran buruknya. “Tidak! Mereka tidak mungkin bercinta! Bukankah mereka berdua tidak saling mencintai? Kalau belakangan ini mereka akur dan baik-baik saja, bukannya itu karena mereka sepakat untuk menjalani kesepakatan mereka dengan baik?” gumam Lukas lebih lanjut.Sungguh, ini kegelisahan paling menyebalkan yang pernah Lukas rasakan selama ini. Biasanya dia acuh tak acuh dengan apa pun yang Remy lakukan, dengan perempuan mana pun yang Remy inginka
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

77: LUKAS CEMBURU

Rosa sedang santai di tempat kerjanya. Memang selain sebagai lembaga pendidikan non formal, gedung kecil bertingkat ini juga dijadikan sebagai tempat tinggal oleh Rosa. Tentu saja Rosa tidak sendirian karena dia juga mempekerjakan satu orang yang bertugas menjaga sekaligus membersihkan tempat ini. Bu Tini yang perawan tua itu begitu baik dan setia pada Rosa.Dan malam ini, ketika Rosa hendak berangkat tidur setelah sesi makan malam dengan menu minimalisnya, tiba-tiba ada panggilan masuk ke ponselnya. Rosa menatapnya dan heran ketika nama Lukas muncul di sana.“Halo, Luke?” sapa Rosa dengan santun.“Kamu di mana, Ros?” tanya Lukas dengan lesu.Rosa tersenyum. “Pertanyaanmu ini aneh. Kamu tanya aku di mana? Memangnya kamu pernah lihat aku keluyuran tanpa keperluan?”“Aku di depan kantormu.” Lukas menjawab singkat.“Ha? Kamu di sini?” tanya Rosa sambil berjalan mendekati jendela, menyingkap kain gorden dan melongok ke bawah. Dan ternyata benar, Lukas berdiri menyandarkan tubuhnya pada mo
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

78: SEMUA AKAN BERAKHIR

Usai makan malam, Remy mengisi waktu senggangnya dengan duduk di teras belakang yang nyaman itu. Suara gemericik air yang mengalir di kolam kecil yang dibangun di halaman belakang ini memberikan ketenangan tersendiri bagi Remy. Hatinya merasakan sebuah ketentraman yang berbeda malam ini. Bahkan, dia yang biasanya makan malam dengan sedikit menu, tadi makan sedikit lahap. Mungkin karena dia kelaparan dan membutuhkan banyak asupan gizi.Tentu saja setelah sesi panas yang menguras tenaga tadi yang membuat Remy merasa kelaparan. Bibirnya tersenyum ketika ingat sorenya yang indah tadi. Dia tak habis pikir, bagaimana mungkin mereka melalui malam pertamanya pada siang hari. Bukankah akan menjadi siang pertama?Yang membuat Remy tak juga mengerti adalah ketika pada akhirnya dia tertarik hingga pada level kecanduan mungkin dengan keberadaan Nesia. Padahal, di awal pertemuan mereka selalu dihiasi dengan pertengkaran dan adu mulut yang tak pernah menemukan titik temu.Lalu siapa yang menyangka k
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

79: PROVOKASI

Karena demikian terpesona dengan wajah Remy yang rupawan itu, membuat Nesia tak menyadari bahwa mereka sudah berada di kamar mandi yang luas dan elegan ini. Tak menunggu lama, Remy menurunkan Nesia dan memasukkan tubuh lemah perempuan itu ke dalam jacuzzi yang sudah terisi air. Dengan sigap, Remy memutar kran air panas sehingga pelan-pelan air itu menjadi hangat.Remy bukan tak tahu kalau Nesia sedang mengamati dirinya, mengamati wajahnya, tetapi Remy sengaja membiarkan istrinya itu menatapnya. Namun, Remy lantas balik menatap Nesia, membuat perempuan itu sedikit gelagapan karena ketahuan menatapnya.Remy tersenyum geli.“Mengapa harus mencuri pandang untuk menatapku seperti itu? Kamu bisa menatapku dengan leluasa, sepuas yang kamu inginkan,” ujar Remy dengan suara rendah, menatap Nesia dengan intens.“Siapa yang mencuri pandang?” elak Nesia dengan wajah memerah.“Sudah ketahuan tapi kamu masih mengelak? Apakah aku harus memberikan hukuman karena kebohongan kamu?” tanya Remy yang sep
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

80: PEREMPUAN CANDU

Seperti pagi-pagi yang lain, Remy selalu bangun pagi karena sudah menjadi kebiasaannya. Namun, kali ini ada yang berbeda. Kalau biasanya Remy sudah mengenakan pakaian rapi siap berangkat ke kantor tetapi tidak dengan kali ini. Pagi ini dia memang bangun pagi, bahkan keramas lagi karena menjelang dini hari tadi Remy kembali menggila dengan menggeluti tubuh Nesia. Padahal Remy sadar sepenuhnya bahwa Nesia dalam keadaan yang masih sangat lelah sejak kemarin sore itu.Ketika waktu sarapan tiba, Remy turun ke bawah dengan pakaian yang sedikit santai. Mengenakan celana bahan kain sebatas lutut berwarna khaki yang dipermanis dengan kaos berkerah warna biru gelap yang membuat penampilan Remy jauh lebih muda dari penampilan yang biasa dia lakukan, terlihat terlalu resmi dan kaku.Namun, yang membuat auranya jauh lebih muda adalah ketika senyum lembut terus terlihat di bibirnya, membuat Lukas langsung berprasangka bahwa ada perubahan y,ang signifikan dalam hati Remy. Dan apakah itu? Apakah kare
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status