Home / Romansa / FROM THE WEDDING HALL / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of FROM THE WEDDING HALL: Chapter 61 - Chapter 70

115 Chapters

61: MANDI TENGAH MALAM

Begitu pintu tertutup, Remy menarik tangan Nesia dan mendudukkannya di atas kasur. Nesia yang terlanjur berprasangka buruk buru-buru hendak bangun demi menghindari serangan Remy yang selalu membuat Nesia meleleh tanpa sebab.“Mau kemana kamu?” tanya Remy yang lantas menarik tangan Nesia dan memaksanya duduk.Remy tersenyum ketika mendapati Nesia yang terlihat gugup tak karuan dengan muka bersemu merah dan sikap yang sangat kikuk.“Bu … bukankah saya sudah bilang bahwa kamu harus kembali ke kamarmu?” tanya Nesia semakin santai ketika berinteraksi dengan Remy.Entah mengapa hati Remy terasa sejuk mendengar Nesia menyebutnya dengan kata ‘kamu,’ tidak seperti interaksi mereka sebelum-sebelumnya. Tanpa sadar Remy tersenyum.“Bukankah aku sudah bilang bahwa aku masih punya banyak waktu?”“Tapi .…” Nesia kembali kikuk.Remy mengabaikan rasa kikuk Nesia. Laki-laki itu kemudian mengambil tas berisi ponsel yang tadi dibelinya untuk Nesia. Pria itu mengeluarkannya, memasang kartunya dan menghidu
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

62: SUAMI MNEYEDIHKAN

Lukas spontan gelagapan mendapat pertanyaan seperti itu. Sungguh dia malu dan menyesal mengapa harus menatap rambut Remy yang basah, meski sejujurnya memang dia penasaran. Untuk pertanyaan Remy itu, Lukas cepat-cepat menggeleng.“Saya? Tidak! Saya tidak penasaran. Bukankah … sudah seharusnya suami istri melakukannya?” jawab Lukas dalam pertanyaan yang disampaikannya dengan gugup.Remy tersenyum mendengar jawaban salah paham Lukas. Namun dia tak ingin meluruskan kesalahpahaman itu. Biar saja orang lain memiliki asumsinya masing-masing. Apalagi Remy juga sesungguhnya ingin menuntaskan semuanya, kan?Lukas terdiam, menutup ponselnya tetapi tidak membuka pembicaraan apapun.“Sepertinya … Nesia tidak buruk-buruk amat untuk dijadikan partner hidup.” Tiba-tiba Remy membuka pembicaraan.Seketika Lukas menoleh dengan tingkat keresahan yang semakin tinggi. Apa maksudnya?“Maksud Abang?” tanya Lukas.“Aku sudah mengatakan sama kamu, kan? Bahwa selama ini aku tak pernah memiliki nafsu ragawi deng
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

63: SEBAB KESIANGAN

Pukul tujuh pagi, seperti biasa Lukas sudah siap untuk berangkat ke kantor karena tidak ada tugas luar yang harus dia kerjakan. Sebenarnya di kantor pun Lukas tidak memiliki tugas khusus karena tugas utamanya adalah menjadi asisten Remy. Menjalankan pekerjaan apapun yang Remy perintahkan.Laki-laki itu sudah duduk di ruang makan. Sebagaimana biasa, Bu Maryam sudah menyiapkan menu sarapan pagi di atas meja makan. Beberapa kali Lukas melihat jam mahal yang dikenakannya untuk melihat waktu dimana Remy biasa turun untuk sarapan. Namun, hingga waktu menunjukkan pukul delapan pagi, abang sekaligus majikannya itu belum juga turun. Yang lebih mencurigakan, Nesia juga belum turun.Lukas mulai resah. Keresahan tanpa alasan yang membuatnya merasa konyol sendiri.“Bu Mar?” panggil Lukas pada pembantu itu.“Ya, Tuan?” Bu Mar datang dengan tergopoh-gopoh mendekati Lukas.“Apakah Tuan Remy dan Nesia belum juga turun?” tanya Lukas dengan bodoh. Bagaimana mungkin dia menanyakan sesuatu yang dia tahu
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

64: JATUH INTIM

Beberapa saat sebelumnya, Lukas meneruskan makannya sambil menunggu kabar dari Nesia mengenai Remy dan mungkin saja perintah yang harus dia lakukan di kantor. Karena jelas Remy akan berangkat ke kantor lebih siang mengingat jam delapan saja dia belum keluar dari kamarnya.‘Apa iya sebegitu hebatnya percintaan mereka sehingga membuat Remy harus lemas sampai pagi? Bukankah dia seorang workaholic yang sudah dalam tahap akut? Bahkan nyaris sepanjang waktu yang dimilikinya digunakannya untuk bekerja, sehingga tidak mengherankan bila Dona dan Rosa memilih meninggalkannya. Memangnya perempuan mana yang mau diduakan dengan pekerjaan?’ Lukas sibuk dengan pikirannya sendiri mengenai Remy dan Nesia.Beberapa menit berlalu, tetapi Nesia tak kunjung datang untuk memberikan perintah atau sekedar kabar mengenai Remy. ‘Apa iya mereka melanjutkan pertempuran mereka semalam pagi ini?’ Membayangkan Remy dan Nesia yang semalam saling memagut dengan mesra, wajah Lukas memerah tanpa dia sadari.Dia kemudia
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

65: RASA YANG UNIK

Kedua orang itu adalah Lukas dan Dokter Ilham yang datang karena ditelepon oleh Lukas atas permintaan Nesia tadi. Lukas dan Dokter Ilham terkejut hingga keduanya spontan membalikkan badan, memunggungi Nesia dan Remy yang tanpa sengaja terjerembab satu sama lain.“Maaf, Om. Ini … ini di luar dugaan saya,” bisik Lukas pada Dokter Ilham.Dokter yang sudah mengenal keluarga ini dengan baik itu mengangguk kecil dengan muka memerah, menahan malu sebagaimana Lukas juga malu karena sudah melihat hal intim yang dilakukan oleh Nesia dan Remy itu.“Ehem!” Dokter Ilham terpaksa berdehem untuk menyadarkan pasangan suami istri itu akan situasi yang sebenarnya.Sementara itu, Nesia yang posisinya masih berada di atas tubuh Remy segera beranjak ketika mendengar deheman seseorang itu. Perempuan itu bangun dengan muka yang merah, sementara Remy juga merasa kikuk karenanya.“Ehm, Lukas? Silahkan masuk!” ujar Nesia dengan suara dan senyum yang canggung.Lukas dan Dokter Ilham saling pandang kemudian kedu
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

66: SARAPAN PAGI

Nesia langsung turun ke dapur dan meminta Bu Maryam untuk menyiapkan sarapan pagi untuk Remy. Ketika di ruang tengah, dia bertemu dengan Lukas yang baru saja mengantar Dokter Ilham sampai di teras depan.“Hei, Lukas? Apakah kamu akan langsung ke apotek?” tanya Nesia.Lukas berhenti dan mengangguk. “Ada sesuatu yang ingin kamu beli?” tanya Lukas ragu, membuat Nesia mengerutkan keningnya. Namun, akhirnya Nesia menggeleng.“Tidak. Tak ada yang aku butuhkan. Hati-hati di jalan, ya?” pesan Nesia kemudian berjalan menuju ke dapur.“Oh, Nes?” panggil Lukas menghentikan langkah Nesia.Gadis itu berhenti dan membalikkan tubuhnya menghadap Lukas.“Ya?” Nesia menatap Lukas dengan mata lebarnya yang polos. Sesungguhnya dia ingin menanyakan banayk hal, namun masih saja mempertimbangkan, tegakah mulutnya mengatakan apa yang ada di kepalanya.Lukas terlihat kikuk ketika hendak bertanya mengenai hal yang sangat pribadi ini. Namun jujur saja Lukas tak ingin menahan dugaannya sendiri meskipun jelas dia
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

67: KALAU HAMIL

Seruan yang diucapkan oleh Nesia ketika menyebut nama Lukas dengan ceria itu membuat Remy menatap Nesia dengan kesal. Entah mengapa Remy merasa ada kedekatan yang tak biasa di antara mereka berdua.“Masuklah, Lukas. Kamu sudah datang? Mana obatnya?” tanya Nesia dengan ramah karena memang dia dan Lukas sudah cukup dekat sebagai teman.Lukas mengangguk kemudian melangkah masuk ke kamar Remy dengan ragu kemudian memberikan kantong plastik berisi obat untuk Remy itu.“Aturan minumnya sudah tertera di setiap wadahnya, Nyonya,” ujar Lukas kembali bersikap formal kepada Nesia karena mereka berada di hadapan Remy.“Terima kasih, Lukas.” Nesia kemudian meletakkan obat itu di atas nakas dan hendak meneruskan menyuapi Remy yang terhenti tadi.“Maaf, Tuan Remy. Apakah ada yang harus saya lakukan atau sampaikan di kantor? Sepertinya Anda tidak akan ke kantor hari ini.” Lukas memberanikan diri bertanya.“Sepertinya tidak ada, Lukas. Tapi sebaiknya kamu tetap berangkat ke kantor, mana tahu nanti ada
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

68: TIDUR SERANJANG

Ditodong pertanyaan seperti itu, Nesia gelagapan. ‘Tidakkah laki-laki ini berpikir sedikit panjang apa efeknya jika dia hamil sementara pernikahan mereka memiliki keterbatasan waktu?’“Karena pernikahan kita memiliki keterbatasan waktu, Remy. Aku tak mau jika nanti menuruti keinginan kamu, aku hamil dan memiliki anak kemudian kita bercerai. Aku tak mau anakku hidup dengan orang tua yang tidak lengkap. Cukup aku yang merasakan sakitnya dihina karena tidak punya orang tua,” ujar Nesia dengan mata yang tiba-tiba mengembun oleh air mata karena ingat penghinaan yang diucapkan oleh ibunya Vino.Remy tersenyum mendengarnya.“Apakah … apakah ada yang menghinamu?” tanya Remy menyesal karena menggiring Nesia pada suasana sendu seperti ini.Nesia menggeleng, mengabaikan ingatannya untuk menjaga pikirannya agar tetap sehat. “Tidak! Ini hanya ingatan masa kecilku ketika berada di panti.”Remy hanya diam, menatap Nesia yang berusaha mengembalikan suasana seperti semula. Lalu tiba-tiba saja empati m
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

69: BULAN MADU

Remy tak tahu sudah berapa lama dia tertidur karena pengaruh obat yang diminumnya tadi. Namun, satu hal yang dia sadari dan seharusnya membuatnya terkejut tetapi malah tersenyum adalah saat dia bangun dan ternyata dia sedang berada dalam satu ranjang bersama dengan Nesia, bahkan memeluk lengan gadis itu.Pun Remy juga tak tahu sejak kapan Nesia tertidur di ranjangnya, membiarkannya memeluk lengan kecilnya yang sepertinya cukup kokoh mengingat bahwa telapak tangannya juga tak selembut sebagaimana mestinya seorang perempuan. Diam-diam Remy membatin, ‘Di jaman semodern ini bagaimana bisa ada perempuan muda dengan telapan tangan sekasar ini? Benar-benar seperti telapak tangan kuli.’Remy menatap wajah Nesia yang begitu dekat dengan dirinya itu. Mengamati dengan seksama, hal istimewa apa yang membuatnya bisa memiliki hasratnya lagi sebagai seorang lelaki. Hal yang nyaris mustahil akan dirasakannya kembali mengingat sudah puluhan kali dia melakukan pengobatan dan juga terapi. Tidak hanya it
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

70: SERING LUPA DIRI

“Ya. Bulan madu. Bukankah pengantin baru memang seharusnya melakukan bulan madu?” tanya Remy sambil mengunyah makanan yang disuapkan oleh Nesia itu.Sejujurnya bukan makanan yang diinginkan oleh Remy mengingat selama ini dia selalu mengkonsumsi makanan yang ringan. Tetapi Nesia si keras kepala ini sepertinya tidak menerima penolakan apapun dari Remy.Nesia berdecak.“Mengapa harus dibahas lagi mengenai pernikahan itu kalau kita sama-sama tahu bahwa ini bukan pernikahan sebenarnya?” tanya Nesia sambil menyuapkan nasi ke mulut Remy untuk yang kesekian kalinya.“Tapi kalau kita tidak pergi berbulan madu, mungkin semua orang akan semakin berasumsi bahwa pernikahan kita benar-benar bohongan. Benar, kan?” Remy mencari celahnya sendiri.“Karena kenyataannya adalah bohongan, tak seharusnya kamu panik, kan? Toh pada masanya kita tetap akan bercerai.”Remy berdecak mendengar kalimat cerai yang diungkapkan Nesia. Dia benar-benar tak suka sehingga enggan membuka mulutnya saat Nesia kembali menyua
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status