Semua Bab FROM THE WEDDING HALL: Bab 81 - Bab 90

115 Bab

81: LIBUR

Ketika Remy tiba di kamarnya, dia sudah tidak mendapati Nesia di atas ranjangnya. Bahkan, selimut yang tadi dia gunakan untuk menutup tubuh Nesia sudah terlipat rapi. Sejenak, pikiran Remy panik karena entah mengapa tiba-tiba dia khawatir Nesia akan pergi. Namun suara gemericik air shower di kamar mandi membuat kepanikan Remy hilang dan berganti dengan senyum manis.Hatinya menghangat ketika menyadari bahwa ada orang lain yang dengannya Remy rela berbagi kamar, berbagi kamar mandi dan juga berbagi ranjang. Padahal ketika bersama Rosa maupun Dona, Remy tak pernah mengizinkan mereka memasuki kamar pribadinya. Ketika perempuan-perempuan itu menginap, Remy mengharuskan mereka untuk tidur di kamar tamu yang jumlahnya memang tidak hanya satu.Tapi dengan Nesia? Remy dengan suka rela berbagi kamar. Dan mungkin saja dia akan memboyong perempuan ini untuk terus tinggal di kamarnya, menghangatkan malamnya dengan pergumulan panas di atasnya. Meramaikan keheningan kamarnya dengan lenguhan dan jer
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

82: BICARA EMPAT MATA

Lukas duduk di ruangannya dengan sedikit gelisah. Kalimat-kalimat provokasi yang diucapkan Remy tadi pagi sedikit mengganggu pikirannya. Lukas tak habis pikir, bagaimana bisa Nesia terhanyut oleh lelaki yang selalu adu mulut dengannya itu? Meskipun memang beberapa waktu belakangan ini komunikasi mereka mulai berjalan dengan baik. Tetapi ini terlalu cepat untuk sebuah proses jatuh cinta, bukan?Lukas menyudahi pekerjaan yang biasanya menyenangkan tetapi kini membosankan itu. Lelaki itu berdiri dan melangkah ke arah jendela. Berdiri termangu menatap langit di atas kota yang siang ini mendung.‘Sekian lama tak pernah merasakan perasaan suka terhadap lawan jenis, ternyata aku harus merasakan perih yang sama karena menyukai perempuan yang tak bisa aku miliki sepenuhnya,’ batin Lukas dalam diam.Ya, setelah berpikir panjang lebar, akhirnya Lukas menemukan kesimpulannya sendiri bahwa ternyata dia benar-benar menyukai Nesia. Menyukai dalam artian yang sesungguhnya. Menyukai wajahnya yang muda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

83: SALAH PAHAM

Nesia menatap Jeremy dengan serius, seolah meragukan permintaan lelaki tampan di depannya itu. Remy balik menatapnya kemudian mengangguk.“Tentu saja aku mau. Bukankah kita sepakat untuk memulai semuanya dari awal? Dari berteman dan saling mengenal?” tanya Remy.Nesia bersungut-sungut.“Sepertinya saya belum setuju, Tuan.” Nesia sengaja memanggil Remy dengan sebutan tuan untuk mengejek lelaki itu.“Hei? Mana boleh seperti itu? Kita bahkan sudah melewati ambang pernikahan kita dengan sukses semalam, kan? Dan kurasa, kita akan melaluinya dengan lebih menggairahkan di malam-malam selanjutnya,” ejek Remy membuat Nesia melebarkan mata menatap Remy.“Ap … apa? Malam-malam selanjutnya?” Nesia terbengong.“Tentu saja. Mengapa tidak? Kita adalah suami istri yang sah di mata hukum. Jadi tidak ada alasan untuk tidak melakukannya, kan?”“Tapi, Remy … pernikahan kita ….” Nesia tak bisa melanjutkan kalimatnya karena Remy terlanjur bangun dengan sigap kemudian meraup bibir Nesia dengan tak kalah ges
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

84: MENEMUI ROSA (1)

“Kamu yakin kita akan menemui Nona Rosa?” tanya Nesia begitu dia selesai mandi.Wajah Nesia sedikit segar setelah mandi dan keramas lagi karena Remy kembali membuat tubuhnya begitu lengket dengan keringat pergumulan mereka hari ini. Nesia duduk dan mengeringkan rambutnya menggunakan pengering rambut di depanRemy yang sudah ready lebih dulu mendekati perempuan itu. Meminta pengering rambut yang dipegang Nesia, kemudian menggantikan tugas tangan Nesia mengeringkan rambut Nesia yang hitam legam dan selalu wangi segar. Awalnya Nesia menolak apa yang Remy lakukan, akan tetapi lelaki itu selalu tak bisa menerima penolakan sekecil apapun.“Apa yang kamu lakukan? Aku … aku bisa melakukannya sendiri,” tolak Nesia dengan gugup, tak mengira si lelaki bermulut pedas akan bisa semanis ini memperlakukannya.Mendengar pertanyaan Nesia itu, Remy hanya tersenyum lembut tetapi tidak menghentikan kegiatannya mengeringkan rambut Nesia.“Aku tahu sejak kemarin kamu sudah beberapa kali mandi keramas. Dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

85: MENEMUI ROSA (2)

Berhenti di depan sebuah ruko yang cukup besar dan elegan, Remy mematikan mesin mobilnya. Dia lantas menoleh, menatap Nesia yang risau. Tangan Remy terulur untuk menggenggam tangan Nesia, memberi keberanian pada perempuan yang entah mengapa membuatnya senyaman itu.“Kamu bimbang?” tanya Remy menatap Nesia yang gelisah.Nesia menatapnya. “Tapi tak ada pilihan untuk mundur, kan?” tanya Nesia gentar.Remy tersenyum karena jelas ini bukan Nesia.“Hei, mengapa harus mundur? Kamu itu Nesia yavhuyng galak dan berani. Kamu tahu, kan, seberapa berani dirimu? Bahkan ketika kamu melawanku, kamu melakukannya dengan penuh percaya diri. Lalu mengapa harus gentar hanya karena bertemu dengan Rosa?” Remy menatap Nesia dengan intens, memberinya sebuah tekad dan keberanian.“Seharusnya kamu tidak bertanya karena kamu tahu alasannya.” Nesia menjawab datar.Lagi-lagi Remy tersenyum. “Karena kamu merasa kalah dari dia?”Ragu, Nesia mengangguk, lesu.“Untuk itulah aku membawamu ke sini. Agar kamu bisa belaj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

86: KEINGINAN NESIA

Tak menghiraukan panggilan Rosa, Remy terus saja menggelandang Nesia dengan genggaman tangan yang sangat protektif, seolah menguatkan Nesia agar tidak menjadi rendah diri karena kalimat-kalimat Rosa. Dengan sigap, Remy membawa Nesia masuk ke dalam mobil sebelum dia mengitari mobil dan menyusul masuk.Saat hendak menghidupkan mesin, Remy melihat Rosa yang bergegas berlari ke arahnya, sambil memanggil-manggil nama Remy. Melihat hal itu, Remy yang sudah geram mengabaikannya. Namun Remy tak bisa pergi begitu saja karena Rosa menghalangi mobilnya dan bahkan mengetuk-ngetuk pintu mobilnya.“Mungkin ada sesuatu yang akan disampaikannya, Remy?” ujar Nesia sambil memegang lengan Remy lembut.Remy yang awalnya hendak melajukan mobilnya, tak peduli dengan apapun yang Rosa lakukan, mendadak luluh dengan sikap Nesia yang mendadak lembut. Padahal bisa saja Nesia menjadi dirinya sendiri yang ketus dan berani mengkonfrontasi.Remy berdecak dan terpaksa membuka kaca pintu mobilnya kemudian menatap Ros
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

87: KECURIGAAN PAGI

Pagi masih cukup buta saat Nesia terbangun dari tidur lelapnya. Kehangatan yang sejak semalam dirasakannya sedikit membuai, sehingga Nesia merasa sangat nyaman. Hembusan napas yang menerpa tengkuknya membuat Nesia sadar bahwa dia kini berada di kamar Remy.Ya, tentu saja dia sekarang memang selalu tidur di kamar Remy karena lelaki itu tak mengizinkannya tidur terpisah lagi. Entah apa yang Remy pikirkan. Semenjak penyatuan mereka sebagai suami istri yang sebenarnya, Remy mulai sedikit posesif terhadap Nesia, terlebih dari Lukas. Remy merasa cemburu dengan pertemanan antara Nesia dengan Lukas, meski siapapun tahu bahwa Remy jauh lebih elok dari pada Lukas.Tak ingin kehilangan momen paginya dari pelukan Remy, Nesia nekat memeluk pinggang lelakinya itu, meskipun jelas tak cukup mewakili sebuah kehangatan karena Remy jauh lebih besar dan tegap dibanding dirinya.“Hmm,” lenguh Remy masih dengan mata terpejam. Namun begitu, samar-samar dia merasakan bahwa ada sebuah lengan kecil yang memelu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

88: KEJUTAN DI PANTI

“Sudah selesai sarapan?” tanya Remy yang entah kapan sudah duduk di kursinya tanpa Nesia sadari karena terlalu asyik melamun. Kalimat Lukas yang penuh peringatan benar-benar menjadi bahan pikiran Nesia.Spontan Nesia menoleh dan terkejut mendapati Remy sudah duduk di kursinya dengan senyumnya yang menawan. Bukan, bukan hanya senyumnya yang menawan melainkan keseluruhan Remy sudah membuat Nesia kebat-kebit meredakan debaran jantungnya.“Pagi-pagi jangan melamun. Bukankah hari ini kita akan pergi ke tempat-tempat yang membuatmu mengenang masa lalu?” Remy mengingatkan.Nesia tersenyum canggung kemudian mengangguk. Dia segera menyelesaikan sarapannya karena sepertinya Remy sedang berbaik hati atau dia akan kehabisan sikap untuk menghindari tatapan Remy yang seperti mengulitinya itu.Keluar kali ini, Remy sengaja tidak mengenakan pakaian resmi yang biasanya selalu dia kenakan. Dia memilih mengenakan celana jeans dengan kaos berkerah yang meski desainnya sederhana namun tetap saja kelihatan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

89: CEMBURU

Tengah hari sudah lewat ketika Remy mengajak Nesia pulang meninggalkan panti asuhan yang ternyata menjadi tempat pertemuan mereka dulu, ketika Nesia masih duduk di sekolah dasar. Hal yang sama sekali tak pernah mereka bayangkan telah terjadi dalam kehidupan mereka.Sejujurnya, Nesia shock dan bahkan malu ketika membayangkan bahwa dulu, tanpa disadarinya dia sudah begitu menyukai Remy. Tetapi tentu saja bukan hal yang mudah bagi Nesia untuk mengakuinya secara gamblang di depan Remy. Hal ini tentu akan menjatuhkan harga diri yang dipasangnya terlalu tinggi itu.“Kok diam saja? Apakah kamu sedang berbahagia karena akhirnya kamu menikah dengan lelaki yang kamu sukai sejak kamu kecil, bahkan sebelum kamu remaja?” tanya Remy dengan senyum tertahan ketika selama perjalanan pulang kali ini Nesia memilih diam. Tentu saja bukan karena marah, melainkan karena malu dengan Remy.“Apaan sih?” Nesia menjawab dengan muka memerah menahan malu atas ejekan yang dilontarkan Remy. Tapi ejekan itu bukan be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

90: PEMILIK SUARA

Mendapat pertanyaan bernada mengejek itu membuat Remy merasa malu dan memerah mukanya. Cemburu? Bukankah itu hanya terjadi ketika seseorang memiliki rasa cinta terhadap yang lain? Lalu benarkah yang Remy rasakan ini adalah sebuah kecemburuan? Tidakkah ini terlalu cepat?‘Tidak! Tentu saja ini bukan sebuah kecemburuan. Bagaimanapun, Nesia adalah istrinya. Tentu akan menjadi hal yang memalukan jika sampai dia dekat dengan laki-laki lain.’ Hati kecil Remy mengelak dengan logis.“Remy? Apakah kesimpulanku benar bahwa kamu sedang cemburu?” tanya Nesia mengulang kesimpulannya. Meskipun pertanyaan ini bernada ejekan, akan tetapi Nesia jelas harap-harap cemas dengan jawaban Nesia. Ada ketakutan tersendiri kalau-kalau jawaban Remy tidak sesuai keinginannya.Apa? Keinginannya? Memangnya jawaban apa yang Nesia inginkan? Bukankah menjadi bagian hidup dari laki-laki yang bahkan sudah disukainya sejak kecil sudah hal yang luar biasa yang seharusnya disyukurinya?“Bukan begitu, Nes. Orang kantor ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status