Semua Bab Penghangat Ranjang Tuan CEO: Bab 271 - Bab 280

283 Bab

Bayi Milikku

“Kau ingin bertemu dengan kakakku?” ulang Yasna, lalu ia tersenyum kecut. Kepalanya menggeleng tegas. Raut wajah Yasna menatap Mahesa dengan tatapan tak suka.“Kak Athalia tidak ada! Sebaiknya kau pulang saja dan berlindung di balik ketiak ayahmu. Kalian keluarga Anderson memang tak memiliki hati. Biarkan Kak Athalia hidup tenang dengan menjalani kehidupan barunya. Kau nikmati saja hidupmu sendiri dengan kekasihmu yang bernama Kiran itu. Jangan pernah mengganggu kakakku lagi!” Yasna mendorong dada Mahesa dengan kuat.Namun karena tubuh Mahesa yang tinggi kekar, tentu saja dorongan tangan mungil Yasna tak membuatnya mundur sedikit pun. Mahesa hanya merasa bersalah dan meresapi ucapan Yasna.“Aku minta maaf, Yasna. Sungguh, aku sangat menyesali apa yang telah kulakukan. Aku baru mengingat semuanya sekarang. Aku ingin siapa Athalia bagiku, aku ingat kau juga ingat Bu Narsih. Mohon berikan aku kesempatan untuk bertemu dengan kakakm
Baca selengkapnya

Kembalilah padaku, Athalia!

“Mungkin kau mudah datang dan kembali dengan kata maaf. Tapi tidak mudah bagiku melupakan setiap kata-katamu, Mahesa,” ucap Athalia.Mahesa yang matanya sudah memerah, kini hendak berjongkok dan meraih kedua tangan Athalia. Ia berlutut di depan Athalia.Athalia terkejut melihat Mahesa yang berlutut memohon maafnya. Tapi Dean hanya mendengkus masam sambil mengalihkan pandangan ke arah lain.“Aku janji akan memperbaiki semua kesalahnku, Athalia. Tolong jangan hukum aku seberat ini. Aku sangat berharap kau mau kembali padaku. Jika kau mau, pukul aku Athalia! Lakukan apa pun sesukamu padaku! Tapi tolong, berikan aku kesempatan kedua. Aku tidak mau pisah denganmu juga bayi kita.” Mahesa tak bisa menahan tangisnya, ia menenggelamkan wajah di punggung tangan Athalia.Sesaat Athalia memejamkan mata, menahan sesak yang berkumpul di dalam dada, tapi kemudian Athalia membuang napasnya kasar dan menarik tangannya dari genggaman Mahesa.“Tid
Baca selengkapnya

Aku akan Melepasmu

  Untuk pertama kalinya Athalia datang ke makam Alma seorang diri.Bukan apa, Athalia ingin mengunjungi makam dari mendiang istri Dean yang katanya sangat mirip dengannya.Sembari melangkah pelan menyusuri makam, mata Athalia berpendar menatap pada sekelilingnya, lalu pusat perhatiannya tertuju pada sebuah makan di depan sana.Sebelum  ini, Athalia pernah datang bersama dengan Dean ke makam Alma. Namun kali ini Athalia benar-benar datang sendirian.Ada begitu banyak yang ingin dia utarakan di depan makam Alma. Terutama isi hatinya.“Hai, Alma. Aku datang lagi, kali ini aku tak bersama suamimu.” Athalia berkata sembari berjongkok di samping makam Alma dan menaruh buket bunga di atas makam.“Entah mengapa aku ingin pergi berziarah ke makammu. Alma, Dean telah melamarku dan sebentar lagi kami akan menikah. Sebenarnya … ada banyak sekali sesuatu yang kupendam dalam hati dan tak bisa kuutarakan di depan Dean,” ucap At
Baca selengkapnya

Keputusan paling Tepat

“Aku tidak bisa menerima penghinaan ini. Kau tak bisa membujuk Mahesa untuk kembali padaku, jadi ayahku akan berhenti menanamkan modalnya di perusahaanmu!” Kiran berkata dengan tegas pada Leuwis yang berdiri di depannya.Hari ini Leuwis datang menemui Tuan Gwen karena ia mendapat kabar kalau ayah kandung Kiran itu sudah membatalkan kerja samanya dengan perusahaan milik Leuwis. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap perusahaan milik Leuwis karena perusahaannya yang baru saja bangkit dari kebangkrutan, sekarang malah kembali terancam karam.“Biarkan aku bicara sebentar dengan ayahmu. Aku yakin dia mau mendengarkannya.” Leuwis membujuk Kiran yang menahannya di ambang pintu utama. Kiran memang tak membiarkan Leuwis masuk ke dalam rumahnya.  “Siapa bilang aku mau mendengarkanmu, Leuwis? Simpan saja omong kosongmu itu. Buktinya kau tak bisa menepati janji untuk menyatukan Kiran dan Mahesa. Sekarang pergilah! Jangan
Baca selengkapnya

Arti Tulus

Langit terlihat begitu mendung. Tak secerah tadi pagi, dimana saat mereka asyik bermain sepak bola di halaman belakang rumah Dean.Kini Dean melamun, menatap nanar pada wajah Athalia yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Dean menungguinya. Ia mengusir halus semua orang yang hendak ikut menemani Athalia di rumah sakit, termasuk Narsih dan Yasna.“Athalia, kau harus berjanji padaku! Kau akan tetap hidup sampai nanti, sampai Dirly dan anakmu dewasa. Sampai kau berhasil mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya. Jangan pernah pergi sebelum semua itu terjadi. Berjanjilah padaku, Athalia!” Dean meraih tangan kanan Athalia, lalu menciumi jemarinya.Lelaki bertubuh kekar itu tak bisa menahan saat air mata meluruh jatuh melewati pipinya.Hari ini, saat Athalia dibawa ke rumah sakit, dokter memberitahu sebuah kabar yang membuat semua orang terkejut. Tak menyangka. Bahkan terluka.Bagaimana tidak, dokter mengatakan Athalia menderita kanker darah. Dan tak s
Baca selengkapnya

Diselamatkan oleh Putra yang Dibenci

“Selama ini aku bekerja untuk memenuhi hidupmu dan keluarga kita. Tapi mengapa kau tak menghargaiku? Setidaknya bantu aku untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Bukannya malah menambah masalah di kepalaku!” sentak Leuwis dengan keras.Leuwis marah, tentu saja.Bisa dibilang, Ayaz adalah anak tertua setelah Mahesa. Meskipun Ayaz hanya anak tirinya. Namun Leuwis pikir, sudah sepantasnya Ayaz ikut mengemban tanggung jawab untuk mengurus perusahaan dan membantunya.Bukannya malah hanya berfoya-foya.“Apa masalahnya, Pa?  Aku memanggil dua wanita penghibur itu untuk sedikit menyenangkanku. Bagaimana aku bisa bekerja jika hatiku tidak senang?” Ayaz berkata dengan wajah santainya.Membuat bola mata Leuwis melebar. “Tapi kau bisa bersenang-senang di waktu dan tempat yang tepat! Tidak dalam situasi seperti ini!” Leuwis masih tak habis pikir. Ayaz sempat memikirkan kesenangannya di saat mereka terancam hid
Baca selengkapnya

Luka Hati

Hanya sebentar Leuwis dirawat di rumah sakit. Ia pun sudah boleh pulang ke rumahnya.Selama ada di rumah sakit, tak ada satu pun anggota keluarganya yang menjenguknya selain Mahesa.Entah karena memang mereka tidak tahu Leuwis dirawat, atau mungkin karena mereka tidak peduli sama sekali terhadapnya.Yang jelas, Leuwis merasa kecewa. Ayaz melihat dirinya yang hampir mati, namun sama sekali tak berniat menolongnya.Justru Mahesa lah yang melarikannya ke rumah sakit dan menemaninya meski mereka hanya saling diam dan tak ada satu pun yang berani bicara.“Kau gila, Ayaz! Kau berani melakukan itu pada Papamu? Bagaimana kalau dia masih hidup lalu mengusir kita semua dari rumah ini?” Baru saja Leuwis akan membuka pintu kamar Ayaz untuk menegur anak tirinya itu, namun gerakan Leuwis terhenti saat ia mendengar suara Jessica yang sepertinya sedang berbicara dengan Ayaz.“Masa bodo tentang Leuwis. Dia bukan Papaku. Aku bosan hidup di ba
Baca selengkapnya

Dean Berbohong

Leuwis tak sanggup saat melihat Mahesa yang sedang kacau seperti ini. “Mahesa,” desah Leuwis bersimpuh duduk di samping Mahesa dan membuat Mahesa membuka kedua matanya hingga bertemu pandang dengan bola mata ayahnya.“Pa … “ Mahesa berbisik pelan. Namun kedua matanya menyiratkan kesedihan. Terihat dari matanya yang memerah dan berkaca-kaca.“Kemarilah, Nak! Kemarilah!” Leuwis membuka tangannya lebar-lebar.Mahesa tahu isyarat itu. Ia pun beringsut duduk dan segera masuk ke dalam pelukan Leuwis. Menghambur memeluk tubuh Leuwis dan menumpahkan tangisnya di dada ayahnya.Mahesa menangis tanpa suara. Hanya saja Leuwis merasa bagian depan bajunya yang basah.“Pa, aku telah kehilangan dia! Aku telah kehilangan Athalia dan anakku! Athalia sedang hamil, Pa. Dia hamil darah dagingku. Berkali-kali aku membujuknya tapi dia tak mau kembali. Aku terlalu banyak menyakitinya. Aku ini lelaki bejat yang sangat menji
Baca selengkapnya

Temukan Athalia!

Meski sudah larut malam, Dean tak bisa tidur. Ia masih duduk di ruang tengah sambil menonton TV. Namun, tiba-tiba terdengar suara bell rumahnya yang berdenting. “Ck! Siapa yang bertamu di malam-malam buta begini.” Dean bergumam lalu bangkit berdiri dan berjalan menuju ke pintu utama.Saat pintu itu dibuka, Dean langsung menghembuskan npaas kasar ketika melihat sosok Mahesa yang berdiri di hadapannya dengan penampilan yang cukup berantakan. Sepertinya Mahesa habis berkelahi. Terlihat dari rahang  dan sudut bibirnya yang lebam dan berdarah.“Apa kau sudah gila? Bisakah kau bertamu di waktu yang tepat?” Dean menyindir, baru saja ia akan kembali menutup pintu rumahnya namun tangan Mahesa lebih dulu menahannya dengan kuat, hingga Dean menyerah dan pintu itu pun kembali terbuka lebar.“Sebenarnya apa maumu?” sentak Dean, kesal.“Aku mau kau beritahu aku di mana Athalia berada?” tegas
Baca selengkapnya

Akhirnya Menemukanmu

Tak ingin membuang waktu, Mahesa langsung mengurus keberangkatannya ke Jerman. Dan sebagai seorang ayah yang telah mendukung Mahesa, Leuwis turut membantu segala persiapan putranya.Kini mereka pun telah tiba di bandara. Sebelum masuk ke gate penerbangan, Leuwis menggenggam tangan kanan Mahesa dengan erat.“Apa kau yakin Papa tidak perlu menyusulmu ke sana?” tanya Leuwis, yang sebenarnya ingin ikut. “Tidak perlu, Pa. Papa tunggu saja di sini dan berikan doa yang terbaik untukku.”  “Itu pasti. Kau tak perlu memintanya. Papa akan selalu mendoakanmu.” Mahesa tersenyum, sesaat memeluk ayahnya, sebelum kemudian mengurai pelukan dan pamit untuk pergi.Leuwis menghela napas pelan sambil melambaikan tangan, melepaskan kepergian Mahesa yang kini telah menghilang dari pandangan  mata.“Semoga keberuntungan dan kebahagiaan selalu menyertaimu, Mahesa,” gumam Leuwis.*** Tiba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
242526272829
DMCA.com Protection Status