Home / Pernikahan / Kebangkitan Istri Yang Diabaikan / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Kebangkitan Istri Yang Diabaikan: Chapter 171 - Chapter 180

189 Chapters

Bab 171. Hampir Muntah Darah  

Wei mengerutkan kening mendengar kata-kata istrinya.'Bukankah masa-masa trauma itu harusnya sudah lewat? Mengapa Ara kembali mengingat kejadian itu kembali? Apa pemicunya?' batin Wei bingung."Aku juga melihat Lanara dalam mimpiku ... mimpi itu benar-benar terlihat nyata sekali, aku takut, Wei," kata Ara dengan mata berkaca-kaca menatap suaminya."Ssst ... itu hanya bunga tidur, jangan terlalu dipikirkan. Nanti aku akan meminta seseorang untuk membeli bunga dan menaruhnya di makam Lanara," kata Wei berusaha menghibur Ara dan menyingkirkan patahan rambut istrinya ke belakang telinga.Dengan sabar Wei membujuk Ara agar kembali tidur. Setelah melihat istrinya kembali tertidur pulas, Wei menghela napas panjang dan turun dari tempat tidur. Entah mengapa dia ingin merokok. Wei takut kalau dia merokok di balkon kamar, asapnya akan mengganggu ketenangan tidur istrinya. Akhirnya Wei memutuskan untuk merokok di balkon depan rumah."Siapa pria itu?" gumam Wei bertanya kepada diri sendiri ketik
Read more

Bab 172. Jauh Lebih Tampan

"Aku tidak bisa mengatakannya melalui telepon, sebaiknya kamu cepat menemui ku di sini!""Apakah itu benar-benar suatu hal yang gawat?" tanya Luke cemas."Yakin.""Aku akan berangkat ke Prancis sekarang juga!""Bagus, aku akan menunggumu di tempat yang dijanjikan, jangan telat, aku ada pekerjaan lain yang tidak bisa aku tinggalkan!"Luke hanya mendengus mendengar kata-kata Paul. Apakah Paul menganggap dirinya orang kurang kerjaan dan hanya dia saja yang sibuk?"Tunggu saja, aku pasti akan datang," kata Luke dingin sambil mematikan telepon tanpa basa-basi."Hei pemarah sekali, pantas sampai setua itu belum menikah, benar-benar pemborosan!" kata Paul sambil tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigi-giginya.Apapun yang menyangkut anak angkatnya, pasti bukan hal yang akan ditanggapi biasa saja oleh Luke.Paul bisa membayangkan bagaimana Luke yang tergesa-gesa meninggalkan Indonesia hanya untuk menemui dirinya."Hanya Luke yang saat ini bisa menyelamatkan Ara dari gangguan Thomas," guma
Read more

Bab 173. Punya Banyak Uang

Wei benar-benar dibuat tidak dapat berkata-kata. Baru kali ini dia berhadapan dengan orang yang begitu narsis dan menilai tinggi dirinya sendiri."Bukankah itu memang kenyataan? Orang dengan mata normal pasti bisa menilai kalau aku memang jauh lebih tampan darimu!" kata Joan masih dengan sikap narsisnya.Jangankan Wei, bahkan Joy pun merasa sangat muak ketika melihat kenarsisan Joan saat ini.Wei benar-benar tidak mengerti, apa sih yang ada di pikiran Lanara ketika jatuh cinta kepada pria seperti ini? Apakah karena dia tampan?"Dari segi apa kamu lebih baik dariku? Nyatanya, walau wajahmu lebih tampan tapi kamu murahan, kamu pria yang bisa dibeli dengan uang dan jabatan!" cela Wei pedas."Bosku benar, zaman sekarang pria tampan tak punya uang, pasti kalah dengan pria jelek tapi dermawan dan punya banyak uang," sela Joy dengan maksud ingin membantu Wei mengalahkan Joan."Apa maksudmu? Siapa yang jelek?" tanya Wei memelototi Joy, kesal.Dia memang tidak setampan Joan, tapi dia juga ti
Read more

Bab 174. Wanita Pengeruk Emas   

"Lagi pula, maksud kedatangan Thomas ke Indonesia dan keinginannya terlibat di dalam proyek itu, aku yakin bukanlah hal yang benar-benar baik!" kata Paul lagi membuat Luke semakin bingung."Mengapa kamu berkata seperti itu? Bukankah dia keponakanmu?" tanya Luke tidak mengerti."Aku tahu Thomas akan menyakiti Ara justru karena dia itu keponakanku!"Paul lalu menceritakan kepada Luke bagaimana Lanara yang asli berkali-kali hampir di bunuh dan dicelakai oleh Thomas dan Juwita sejak putrinya itu masih kecil. Itu sebabnya Hanna melarang Lanara menginap di rumah neneknya karena takut Lanara akan bertemu dengan kedua orang itu tanpa pengawasan Paul dan Hanna. Mendengar cerita Paul, Luke menggebrak meja."Mengapa baru sekarang kamu ceritakan?" tanya Luke tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya."Itu karena aku tidak menyangka Thomas akan berani meminta bantuanmu untuk bisa ikut terlibat dengan proyek di Indonesia. Aku sudah menolaknya berkali-kali, agar dia jangan sampai mengganggu Ara, tap
Read more

Bab 175. Penolakan Wei

Wei yang telah menerima kabar dari Luke langsung cemberut melihat istrinya datang ke perusahaan diikuti oleh Thomas."Mau apa kamu datang ke sini?" tanya Wei sambil menatap tajam ke arah Thomas."Aku ingin ikut meninjau proyek milik pamanku yang bekerjasama dengan perusahaanmu," kata Thomas tanpa rasa takut."Aku akan menelepon Paul," kata Wei sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya."Dia mewakili Luke, papaku tidak tahu dia datang ke sini," kata Ara cepat."Oh?" Wei mengangkat sebelah alisnya heran. Bukankah Luke telah menyerahkan semua sahamnya di perusahaan ini kepada Ara? Mengapa sekarang dia mengirim orang lain lagi? Lalu apa juga maksudnya mengingatkan dirinya untuk berhati-hati dan menjauhkan Thomas dari Ara kalau ternyata Luke sendiri yang merekomendasikan pria ini?"Sepupuku benar, aku mendapatkan rekomendasi dari Luke atas persetujuan Ara juga, itu sebabnya aku bisa ikut bergabung dalam proyek kerjasama itu, pamanku tidak tahu apa-apa tentang keterlibatanku di proyek ini,
Read more

Bab 176. Bukan Salah Ara

Di Prancis ....Setelah mendapatkan penolakan dari Wei, Thomas memutuskan untuk pulang ke Prancis dan mengadu kepada Stefani.Cerita Thomas membuat wajah Stefani cemberut. Dia memukul pegangan kursi setelah mendengar kata-kata cucu laki-lakinya tersebut."Apakah yang kamu katakan itu benar?" tanya Stefani cemberut."Yakin."Tanpa banyak kata Stefani langsung menghubungi Paul dan menyuruhnya datang ke rumahnya saat itu juga.Seperti yang diharapkan, setelah mendapat panggilan dari mamanya, Paul langsung datang ke rumah Stefani. Namun, dia hanya duduk diam di depan mama dan keponakannya itu dan menunggu apa yang ingin mereka sampaikan. Walau dirinya sudah bisa menduga apa yang ingin dikatakan oleh mamanya, tapi Paul masih berharap mamanya memanggilnya kali ini bukan karena masalah Thomas yang ingin bergabung dalam proyeknya di Indonesia."Paman, kemarin saat di Indonesia, aku mendapat kabar kalau Ara itu sebenarnya bukanlah Lanara yang asli. Apakah itu benar?" tanya Thomas tanpa basa b
Read more

Bab 177. Sisir dan Rambut

Saat sedang belanja sendirian di sebuah pusat perbelanjaan, Ara bertemu dengan Arga dan Eva yang juga sedang belanja kebutuhan bulanan."Kamu di sini," kata Eva sambil tersenyum ramah kepada Ara ketika mereka berpapasan."Iya ... Mah," kata Ara memanggil Eva mamah dengan sedikit kikuk.Sebelumnya dia memanggil Eva Tante, tapi Eva meminta agar Ara memanggil dirinya Mama, karena Nina adalah sahabatnya dan dia menganggap Ara seperti anaknya sendiri.Entah kenapa Eva selalu merasakan perasaan yang berbeda ketika dirinya bertemu dan berhubungan dengan Ara.Eva merasa seperti kembali berhadapan dengan putrinya yang telah tiada."Apakah kamu sudah selesai belanja?" tanya Eva lagi."Sudah.""Aku juga sudah, bagaimana kalau kita makan camilan dan minum secangkir kopi dulu di kafe yang biasa?""Boleh," kata Ara setuju.Mereka bertiga langsung menuju kafe yang menjadi langganan Eva dan Nina ketika mereka sedang belanja di pusat perbelanjaan tersebut."Lihat ada menu baru, bagaimana kalau kita ma
Read more

Bab 178. Meluapkan Perasaan 

Ara pulang ke rumah dengan perasaan bahagia.Pertemuannya dengan mama dan kakaknya yang tidak disengaja benar-benar membuatnya senang. Sudah lama Ara mengimpikan bisa makan bareng keluarganya lagi seperti dulu dan itu bisa terwujud siang ini, tanpa sengaja."Apa yang membuatmu terlihat begitu gembira, Sayang?" tanya Nina tersenyum lebar ikut merasakan kegembiraan menantu perempuannya."Aku tadi bertemu Mama dan kakakku di pusat perbelanjaan ...."Ara menceritakan semua yang dialaminya siang ini kepada Nina dengan kegembiraan yang meluap-luap.Nina hanya menatap menantu perempuannya dengan perasaan bersalah. Dia merasa kasihan dan sedih melihat Ara begitu gembira bisa makan semeja dengan mama dan kakak kandungnya.Nina jadi bertanya-tanya apakah baik menyimpan kebenaran tentang Ara dari keluarganya selama ini?Mendengar cerita Ara saat ini, tiba-tiba saja Nina merasa sedih dan tidak enak hati. "Nak, apakah kamu ingin memberitahukan yang sebenarnya kepada keluargamu?" "Tidak!" sergah
Read more

Bab 179. Sembilan puluh persen

Wei bingung harus menjawab apa untuk pertanyaan mamanya saat ini. Akhirnya dia memilih untuk diam saja dan terus mengambil makanan untuk dibawa ke dalam kamarnya."Lihat anakmu, sekarang bahkan dia juga mengambilkan makan untuk istrinya di kamar," kata wuzini sambil menatap punggung Wei yang sedang berjalan menuju kamarnya sendiri."Anakku pria yang baik, tidak seperti yang lain yang inginnya hanya dilayani," kata Nina sambil kembali makan."Kamu nyindir aku?" "Aku tidak. Tapi kalau kamu merasa tersindir berarti itu benar," kata Nina acuh tak acuh.Wuzini mengerutkan bibirnya dan menatap istrinya rumit.Bukannya dia tidak mau memperlakukan istrinya seperti itu. Tapi dia merasa canggung jika harus melakukannya. Sebab, sejak kecil dia telah dididik oleh orang tuanya kalau laki-laki itu tugasnya adalah bekerja mencari uang untuk keluarganya dan melayani adalah tugasnya perempuan.***Eva menunggu kedatangan Arga dengan harap-harap cemas.Putranya itu sedang mengambil hasil tes DNA antar
Read more

Bab 180. Penolakan 

Kepala pelayan mengetuk pintu kamar Wei ragu. Jika bukan karena perintah nyonya besarnya, mana mungkin kepala pelayan berani mengganggu istirahat tuan muda beserta istrinya. Apalagi tuan mudanya sudah memberitahu kalau saat ini nyonya Ara sedang tidak enak badan."Ada apa?" tanya Wei ketika sudah membuka pintu dan melihat kepala pelayan yang berdiri di depan pintu kamarnya."Nyonya menyuruh Tuan dan Nyonya Ara ke ruang tamu."Wei mengalihkan pandangannya kepada Ara untuk menanyakan pendapatnya. Ara mengangguk.Mana mungkin dia menolak permintaan mama mertuanya. Di ruang tamu, Nina dan Wuzini tampak salah tingkah menghadapi Eva dan Arga. Keduanya datang selarut ini ke rumah mereka dengan membawa hasil tes DNA antara Ara dan papanya."Apakah sebelumnya kalian sudah mengetahui kalau Ara itu sebenarnya adalah Ara kami?" tanya Eva kepada Nina dan Wuzini dengan tatapan menyelidik.Kalau melihat dari reaksi Nina dan Wuzini ketika melihat hasil tes DNA Ara dan papanya, Nina curiga mereka s
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status