Indi lantas menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah sahabatnya itu. “Jangan bawa-bawa penyakit bokap gue, Manda. Gue nikah sama Damian karena ingin menjaga jantung Papa supaya sehat lagi. Karena kalau gue menolaknya sementara si Rangga kampret itu gak jadi nikahin gue, gak ada alasan untuk menolaknya.” Indi kemudian menghela napasnya dengan pelan. “Gue nggak punya siapa-siapa lagi selain Papa,” ucapnya dengan lesu. Manda lantas mengusapi bahu sahabatnya itu. “Ada Damian yang akan menemani elo. Pengganti bokap elo yang nggak bisa menemani elo selamanya. Karena Om Wijaya nikahin elo sama Damian, itu karena dia nggak bisa selalu ada di samping elo.” Indi menoleh pelan kepada Manda. “Iya, Manda. Gimana, gaun buat kakak elo? Kapan meeting sama mereka? Atau, gue buatkan desain-nya dulu? Perdana ini, Manda. Dan selalu … clien dari elo.” Indi mengerucutkan bibirnya. “Kayaknya gue emang nggak bakat nyari pelanggan,” ucapnya putus asa. “Karena elo ditakdirkan jadi nyonya besar. Bukan des
Baca selengkapnya