Sementara itu, di dalam mobil menuju ke rumah sakit. Sienna terus berada di sisi ibunya. Ia memegang tangan wanita paruh baya itu erat-erat, sedangkan Kevin berusaha untuk menghentikan perdarahan dan memberikan pertolongan pertama dengan semampunya.“Bertahanlah, Mama. Sebentar lagi kita akan sampai ke rumah sakit,” ucap Sienna dengan lirih.Nancy menatap wajah Sienna dengan mata yang sayu. Deru napasnya semakin lama semakin terasa berat, tetapi ia berusaha untuk bicara. “Sienna … ada yang ingin Mama katakan … padamu ….”Sienna menundukkan wajahnya dalam-dalam. Masih dengan kedua tangannya menggenggam erat tangan ibunya, ia berkata dengan suara serak di sela tangisannya, “Berhentilah bicara, Ma. Sebaiknya simpan tenaga Mama untuk bertahan. Kita akan ke rumah sakit dan ….”Nancy menggeleng lemah. “Mama tahu … waktu Mama tidak banyak lagi. Mama khawatir … Mama tidak bisa mengatakannya lagi padamu ….”Suasa isak tangis pun meluncur dari bibir Sienna. Ia mengangkat sedikit wajahnya dan mel
Read more