Home / Fantasi / Jelata Jadi Penguasa / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Jelata Jadi Penguasa: Chapter 31 - Chapter 40

56 Chapters

Chapter 31

Di sebuah kerajaan yang bernuansa hijau, terlihat beberapa prajurit dan pelayan yang sibuk melakukan sesuatu di pendapa istana. Sepertinya akan ada upacara besar hingga membuat pendapa itu dihias sedemikian mewah. "Kakak, kau sudah siap untuk hari ini?" Seorang wanita bergaun keemasan tengah dirias oleh beberapa dayang. Di sampingnya, terdapat seorang gadis yang merupakan adiknya. "Sejujurnya aku merasa tercekik mengenakan gaun menyebalkan ini. Kenapa sih acara ini harus menggunakan gaun berat ini? Rhia maukah kau membantu kakakmu ini mengikuti upacara membosankan itu?" "Kak, kau jangan gila ya. Kalau kau nekat, ayah akan menghukummu," peringat Rhiannon merasa muak menghadapi keluhan kakaknya. "Lagipula ini acara penobatan penting gelar puteri mahkota, bisa-bisanya kau malah banyak mengeluh." Wajah Laveennya telah selesai dirias. Parasnya menjadi begitu cantik dan terlihat menawan. Para pelayan segera keluar dari peraduan Laveena hingga menyisahkan Laveena dan Rhiannon. "Kau ta
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Chapter 32

Upacara penobatan putri mahkota Kerajaan Deoreva resmi usai. Kini Laveena telah sepenuhnya resmi menyandang gelar putri mahkota. Meskipun sedari awal Laveena keberatan dengan segala upacara yang ia rasa terlalu bertele-tele, akhirnya ia mampu melewatinya. "Kakak, kau tadi sangat keren! Apalagi sewaktu ayah memberikan jubah dan mahkota kecil ini, aku hampir saja menangis bahagia kau tau!!" seru Rhiannon heboh. Ia membuntuti sang kakak ke peraduannya usai upacara selesai digelar. Laveena berdecak lantas menjawab, "hampir? Lihatlah gaunmu telah dibasahi oleh air matamu." Sang adik lantas memamerkan deretan gigi putih nan rapihnya. "Aku tulus merasa terharu tau. Kalau saja ibunda masih ada, dia pasti akan menangis sepertiku." Ghavela Francizka Deoreva, ratu Kerajaan Deoreva sekaligus ibunda dari Laveena dan Rhiannon telah meninggal dunia dua tahun lalu akibat sakit keras yang diderita. Semenjak saat itulah terjadi kekosongan posisi ratu di kerajaan tersebut. Namun Raja Edward yang
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Chapter 33

Usai menghadap sang kaisar, Adrian keluar dari istana utama dengan perasaan campur aduk. Pertanyaan yang terlontar oleh sang kaisar yang masih merupakan ayahnya sendiri membuat hatinya mendadak bimbang. Tekanan yang ada di dadanya membuatnya kian sesak. "Sial! Kalau memang Zilan yang cepu kepada kaisar, dia akan mati di tanganku!!" Dengan langkah lebar ia berjalan menelusuri lorong istana. Tatapannya tajam memindai ke sekeliling untuk mencari seseorang. Trangg ... sing ... prak .... Suara tebasan dan gesekan permukaan pedang bersahut-sahutan. Ternyata banyak prajurit istana berlatih pedang di sudut istana. "Hemmm aku baru tahu di sinilah para prajurit berlatih pedang," gumam Adrian mengamati kelihaian prajurit yang tentunya memiliki kemampuan di atas rata-rata tengah saling berduel. Melihat luasnya arena berlatih, matanya menangkap sebuah objek yang menarik perhatiannya. Ia menggeser posisi berdirinya sedikit lebih dekat. "George? Dia berlatih pedang?" Ternyata saudar
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

Chapter 34

"Kau tak apa, Pangeran?" tanya Zilano mengulurkan tangannya berniat membantu Adrian untuk berdiri. Namun Adrian bukannya menyambut tangan Zilano, justru menepis tangan itu dan bangkit sendiri. Tanpa kata ia berjalan melewati Zilano yang masih terdiam di tempatnya. Adrian ternyata betul-betul masih menyimpan kemarahan kepada Zilano. "Pangeran, biar kubantu," sahut Zilano menyusul dan hendak membawakan pedang yang baru saja ia pungut. Tetap saja Adrian gigih, ia mengabaikan penawaran Zilano begitu saja. Padahal lengan kanan yang terluka telah berdenyut nyeri. Zilano yang menyadari pangeran sedang marah kepadanya hanya bisa menghela napas pasrah. Ia sendiri tak mengetahui alasan dibalik kemarahannya itu dan pangeran tidak ingin memberitahunya sekarang. Dengan langkah cepat Adrian meninggalkan Zilano seorang diri. Tujuannya sekarang adalah pavilium tabib. "Menyebalkan awas saja kau George suatu saat akan kubalas dengan puluhan tebasan pada tubuhmu," umpatnya menaruh dendam. Saat i
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Chapter 35

Pemuda bersurai hitam dengan pakaian pangeran berjalan menyusuri lorong ditemani satu pengawalnya. Mereka terlihat berjalan terburu-buru menuju sebuah pavilium. Saat mereka berjalan cepat, tanpa sengaja netra sang pangeran menangkap sosok yang menarik perhatiannya. Langkahnya sontak terhenti. "Yang mulia, bukankah itu Putri Laveena dan Pangeran Adrian?" celetuk sang pengawal menunjuk satu titik. George menyedekapkan tangannya memandang tajam. "Hemm, apakah dia sedang mencari perhatian putri mahkota itu?" Tak lama berselang, Laveena berbalik dan berjalan ke arahnya. Hal itu membuat George semakin dibuat keheranan apalagi mendengar teriakan Adrian yang ambigu menurutnya. "Salam hormat, Putri Mahkota Laveena, selamat datang di Istana Bavelach," tegur Kevan begitu sang putri sampai di dekatnya. Laveena menyambut hormat itu dengan tundukan. Sedangkan George mengalihkan pandangan acuh. "Putri Mahkota Deoreva memberi salam hormat kepada Pangeran George," ucap Laveena kini bergantian m
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Chapter 36

Vernon berpikir sejenak sembari mengusap dagunya berpikir. "Kerajaan itu? Tapi mengapa mereka menargetkan Permaisuri? Meskipun mereka mengira Permaisuri adalah kelemahanku, rasanya tak mungkin, mengingat rata-rata bangsawan Muez memiliki hubungan kekerabatan dengan Permaisuri." "Siapa yang tau? Bukankah berbicara tentang perebutan tahta tak memandang hubungan keluarga?" Usai kepergian Jirea, sang kaisar tak hentinya memikirkan apa yang dispekulasikan Jirea. Di satu sisi ia juga tak mempercayai ucapan pembunuh bayaran itu, tapi di sisi lain jika memang Kerajaan Muez dalangnya, pasti akan terjadi perselisihan di kalangan bangsawan Muez. "Semuanya semakin menjadi rumit, sepertinya aku harus mendengar pendapat para petinggi," gumam Vernon lantas memanggil pengawal pribadinya mendekat. "Beritahu perdana menteri untuk mengumpulkan para petinggi. Aku ingin melakukan rapat mendesak," titah Vernon kepada sang pengawal. "Putri Mahkota Laveena ingin menghadap Yang Mulia," ucap seoran
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

Chapter 37

"Bagaimana keputusannya? Kau sudah mengusulkannya, kan?" Usai pertemuan mendadak yang Kaisar selenggarakan, Roger bergegas menemui Jirea. Menilik pertanyaan yang Jirea lontarkan, dapat ditebak jika sebenarnya usulan Roger mengenai pemindahan Permaisuri adalah ide Jirea. Roger menjawab dengan anggukan. "Bagus! Dengan begini sedikit demi sedikit aku mampu menjauhkan wanita jalang itu dari Vernon," seru Jirea girang. Tekadnya untuk memisahkan Audreya dan Vernan ternyata masih membara. Cinta butanya kepada sang kaisar membungkam hati nuraninya. "Namun yang mulia belum mengumumkan keputusan secara gamblang. Saat mendengar banyak bangsawan yang mendukung usulanku, kaisar terlihat meredam amarah. Nampaknya kaisar kurang puas dengan hasil pertemuan kali ini," kata sang jendral agung yang bersekongkol dengan sang selir. "Siapa peduli? Ketika ia membuat keputusan yang bertentangan, kaisar sendiri yang akan kesulitan." Roger terdiam sejenak. Apa yang Jirea ungkapkan benar adanya. K
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Chapter 38

Aroma petrikor menyeruak begitu tetesan air mulai membasahi tanah yang kering untuk pertama kalinya. Beberapa orang memiliki kecenderungan menikmati aroma yang muncul ketika hujan pertama kali turun itu, termasuk seorang gadis berpakaian seragam putih abu yang tengah terduduk di depan sebuah halte bus. Ia menghirup aroma itu dalam-dalam sembari menengadahkan tangannya pada tetesan air hujan di pinggir atap halte. Tak lama kemudian matanya terbuka perlahan, pancaran ketenangan seketika berganti sendu. "Musim telah berganti, tapi mengapa fase tidurmu masih belum usai, Kak?" Kimberly, adik dari seorang Adrian yang raganya tengah terbaring koma itu lagi-lagi meratapi nasib sang kakak yang tak kunjung menemui titik terang. Kerinduannya kepada sang kakak tak kunjung juga tersampaikan kala raga sosoknya tak kunjung terbangun. Ting ... tung .... ting .... Sesaat pikirannya tenggelam dalam kenangan, namun dering ponsel menggugahnya kembali pada kenyataan pahit. Ponsel itu tertemp
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Chapter 39

Usai memeriksa tempat di mana Zilano membawanya, Adrian memutuskan untuk menyudahinya dengan tangan hampa. Nyatanya mencari jalan rahasia tidaklah semudah yang ia kira. Minimnya petunjuk membuat Adrian dilanda frustrasi.Saat Adrian dan Zilano berjalan melewati pavilium pelayan dan prajurit, sang pangeran menghentikan langkahnya begitu melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. "Apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka memasuki lubang itu?"Rupanya sang pangeran merasa heran melihat banyak pelayan pria yang berbaris di depan sebuah lubang yang cukup besar. Dan satu persatu dari mereka terlihat masuk pada lubang tersebut."Mereka mengambil air."Kening Adrian mengkerut. "Mengambil air?""Ya, karena kemarau yang berkepanjangan, banyak sumber mata air yang mengering. Tak ada pilihan, mereka menggali tanah dan mencari sumber air di dasar tanah," jelas Zilano nampaknya cukup tahu banyak hal mengenai apa yang terjadi akhir-akhir ini.Adrian menjadi teringat selama ia terjebak dalam tubuh sa
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Chapter 40

Sekitar satu jam lamanya kaisar bersama kedua orang kepercayaannya mendiskusikan jalan keluar dari masalah yang tengah mengguncang kedamaian kekaisaran. Mereka akhirnya mampu menemukan kesepakatan yang membuat sang kaisar cukup puas. "Parveen, ketika matahari tepat berada di atas kepala, umumkan dekritku ini ke seluruh penjuru Bavelach," perintah Vernon menyerahkan gulungan dekrit kaisar yang baru saja selesai ia tulis. Parveen membungkukkan badannya menerima gulungan itu dengan tangan terbuka. "Baik, Yang Mulia, titah anda akan saya lakukan segera." Setelah itu Parveen pamit untuk pergi ke kediamannya sembari bersiap untuk mengumumkan dekrit satu jam lagi. Vernon akhirnya kini dapat beristirahat dengan tenang, meskipun dalam batinnya masih terdapat sedikit kekhawatiran mengingat betapa liciknya Kerajaan Muez. "Huh, semoga Tuhan melindungi Kekaisaranku ini." Baru beberapa saat sang kaisar beristirahat, seorang pengawal menghadap kepadanya. "Ada apa lagi? Apakah kau tidak meliha
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status