Home / Fantasi / Jelata Jadi Penguasa / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Jelata Jadi Penguasa: Chapter 21 - Chapter 30

56 Chapters

Chapter 21

Seorang wanita tengah gusar dalam diamnya. Matanya tak henti-hentinya melirik kearah pintu kediamannya. Raut khawatir bercampur kesal nampak jelas pada wajahnya.Ceklek ...Begitu terdengar seseorang membuka pintu, ia menoleh cepat. Namun raut wajahnya nampak kecewa melihat sosok yang baru saja tiba."Ada apa, Ibunda?"Sang ibu kembali tertunduk lesuh. "Adrian lagi?" lanjut George sudah muak melihat ibunya yang terus mengkhawatirkan saudara tirinya itu."Belum ada kabar juga ya, Nak?" tanya Audreya dengan suara lemah.George menghela napas berat sembari duduk di samping ranjang sang ibu. "Sudahlah, Ibunda, tak perlu cemas seperti ini."Tak ada respon dari sang ibu membuat George dilanda kekesalan yang teramat. Ia kembali berdiri menatap ibunya kesal."Ada apa dengan kalian ini? Sebenarnya anak kalian itu siapa sih aku atau Adrian?!" ketus George marah.Audreya menggengam tangan sang putera kemudian mengelusnya dengan penuh kasih sayang. "Nak, kamu tidak boleh seperti itu. Ibunda dan
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Chapter 22

"Pangeran Adrian, anda baik-baik saja?" Sang empu segera menoleh kepada sosok bersuara pria yang tiba-tiba hadir di belakangnya. Ia sempat mengernyit heran melihat sesosok pria berumur yang masih bertubuh kekar. "Itu ayahku, Pangeran, Perdana Menteri Parveen Aaron," sahut Zilano yang cepat tanggap melihat Adrian nampak kebingungan. Adrian lantas terkejut begitu menyadari sosok di depannya ini adalah perdana menteri. "Ooh ya, salam kenal, Paman Perdana Menteri Parveen," sapa Adrian lantas mengulurkan tangan hendak berjabat tangan. Sang perdana menteri nampak terkejut sekaligus kebingungan dengan apa yang sang pangeran lakukan. "Apa yang kau lakukan, Pangeran?" tegur Zilan yang memang tipe orang yang senang berterus terang. Adrian yang menyadari tingkah bodohnya segera tersadar. Ia kembali menarik tangannya dan bertepuk tangan canggung. Sungguh kekonyolan yang tak biasa. "Salam, Pangeran Adrian, maafkan saya yang tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu," ujar Parveen la
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

Chapter 23

~~~~~"Adrian ... jangan lari kau!" teriak seorang bocah bersurai hitam memanggil seorang bocah lainnya yang telah berlari lebih dahulu.Sosok bocah bernama Adrian itu jatuh terduduk usai kakinya tersandung sebuah batu. Ia terjerembab hingga membuat lututnya terluka."Apa kubilang jangan lari seperti itu!" tegur bocah berusia 6 tahun yang tadi tertinggal di belakang. Ia langsung menghampiri saudaranya yang menangis kesakitan.Netra biru laut itu saling menatap lama kemudian salah satu netra menakjubkan itu kembali berinang air mata. "Maafkan aku, George," mohonnya dengan terisak.Bocah bernama George itu lantas ikut berjongkok. Naluri saudara membuatnya ikut iba melihat saudara tirinya itu terluka. "Apa ini sakit?" tanya bocah kecil nan polos itu menepuk debu di sekitar luka yang tercetak pada lutut Adrian.Adrian tanpa ragu mengangguk cepat. George bergegeas membantu saudaranya itu bangkit. Ia memapah Adrian membawanya ke sebuah kursi kayu di bawah pohon yang rindang."Tunggu di sin
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Chapter 24

Adrian mengucek matanya berulang kali memastikan apa yang ia lihat tidaklah salah."Kau tidak salah, Kak, aku jiwa Pangeran Adrian."Mendengar hal itu Adrian terkejut bukan main. Ia mendadak mundur menjauh rasanya seperti masih berada di alam mimpi."Kau jiwa tubuh ini? Apa yang kau lakukan? Apa kau akan ... "Ucapan Adrian menggantung menatap sang pangeran waspada.Wajah ramah jiwa Pangeran Adrian tak berubah sedikitpun. Ia justru terlihat tersenyum tulus. "Malam nanti selamatkan Permaisuri Audreya jika kau ingin mengubah takdirku."Ekspresi wajah Adrian berubah cengo. Ia masih tak paham mengapa jiwa dari tubuh yang ia tempati justru hadir menyapanya. "Apa maksudmu? Kau ingin menempati tubuh ini kembali? Silahkan ambil alih, aku ingin kembali ke tubuh asalku," ujar Adrian mendekat kepada jiwa pangeran yang di sekeliling tubuhnya dilingkupi cahaya.Pangeran Adrian terlihat menggeleng. "Takdir kita telah ditukar. Tak ada pilihan lain, jika kau tak ingin berakhir tragis lakukanlah hal
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Chapter 25

Derap langkah kuda kian terdengar kencang ditengah keheningan malam. Tak lupa pula suara pacuan dan ringihan kuda menemani perjalanan Adrian menembus hawa dingin malam itu.Jarak yang ia tempuh sudah cukup jauh, namun jejak sang ayah belum juga terlihat. "Haiss ... kenapa kaisar itu cepat sekali menghilang sih," gerutunya mulai patah harapan.Saat Adrian menghentikan laju kudanya, ia mendengar suara kuda dari arah kanannya. Seketika itu juga ia menajamkan pengelihatannya."Iya itu kaisar!!" seru Adrian senang bukan kepalang.Ia bergegas mengubah arah laju kudanya ke kanan menyusul laju kuda sang kaisar."YANG MULIA KAISAR, TUNGGU!!" teriak Adrian sekuat tenaga agar suaranya mampu mengalahkan tapakan kuda yang terdengar kencang.Tanpa di sangka laju kuda ayahnya melambat. Ia juga sesekali menoleh ke belakang mencari sumber suara."Yang mulia ... " panggil Adrian sekali lagi begitu jarak mereka telah dekat."Adrian?" gumam Vernon merasa tak menyangka melihat salah anaknya di sini. "AP
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Chapter 26

Seseorang berpakaian serba hitam mengendap-endap menyelinap masuk ketika memastikan perhatian semua orang sedang teralihkan. Betapa hebatnya ia ketika berhasil menerobos pasukan istana yang berjaga hanya dalam hitungan detik."Emm ti ... tidak aku hanya terbangun dan mendengar keributan di luar."Seseorang yang hampir seluruhnya tertutupi kain hitam itu sempat melirik sejenak ke arah wanita yang tengah berbincang itu. Entah ia berkomplotan dengan wanita itu atau tidak, yang pasti berkat kehadirannya atensi seluruh penjaga sempat tertuju kepadanya sehingga membuatnya mudah melanjutkan aksinya.Ia melangkah dengan gampangnya tanpa suara memanjat sebuah jendela yang memiliki celah. Sepertinya ia telah memperhitungkan sedemikian rupa dan menghapal beberapa bagian bangunan yang berpotensi memudahkannya untuk masuk.Sayangnya tiba-tiba terdapat dua prajurit yang mendengar pergerakannya. Prajurit kerajaan itu bergegas menyergap sosok misterius itu. Namun kedua prajurit itu kalah gesit dengan
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Chapter 27

Adrian dan Vernon saling terdiam selama diperjalanan. Mereka terfokus memacu kuda untuk segera sampai di istana. Akhirnya gerbang istana terlihat, namun penjagaan tidak seperti biasa. Di luar gerbang hanya dijaga oleh dua prajurit, padahal seharusnya gerbang luar dijaga lebih dari empat prajurit. "Ada apa ini mengapa hanya kalian berdua yang berjaga di sini?!" ucap Vernon marah mempertanyakan keamanan istana yang tak seperti biasanya. "Hormat kami kepada Yang Mulia Kaisar. Panglima Terrson memanggil banyak prajurit untuk berjaga di kediaman Yang Mulia Permaisuri, Yang Mulia." Perasaan Vernon semakin berkecambuk. Tanpa bertanya lagi ia segera memacu kudanya memasuki istana. Adrian yang melihat itu pun bergerak menyusul. "Sepertinya Paman Parveen mempercayai ucapanku. Syukurlah." "TUTUP GERBANG ISTANA DAN JAGA PINTU KELUAR MASUK ISTANA!!" Teriakan keras memaksa kedua kuda tersebut berhenti. Tak berbeda dengan ekspresi Adrian, Vernon pun memasang wajah penuh keterkejutan. Namun
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Chapter 28

Adrian memandang Zilan dengan serius. Raut wajahnya kentara ada sesuatu yang ingin ia sampaikan. "Apakah kau yakin?" tanyanya mempertanyakan Zilan yang menangkap terduga tersangka dari kasus semalam. "Ya, mengapa kau tidak mempercayaiku, Pangeran?" Adrian menggeleng kuat begitu Zilano berbalik menyerang sebuah pertanyaan. Ia terlihat ragu untuk mengutarakan isi pikirannya. "Emmm bukannya aku meragukanmu, tapi entah mengapa terasa janggal bagiku." Kedua kening ayah dan anak itu berkedut. "Apa yang janggal, Pangeran? Apa sebenarnya anda tahu orang yang anda dengar pembicaraannya itu bukan orang ini?" sahut Parveen merasa bingung. Di tengah perbincangan serius itu, terdengar keributan dari arah depan ruangan. Tak lama kemudian suara keras menggelegar memasuki ruangan. Dari ambang pintu muncullah sosok putera mahkota. "DI MANA BAJINGAN ITU? AKAN KUBUNUH IA SEKARANG!!" teriak George kesetanan memasuki ruangan tempat pelaku ditahan. George menoleh sejenak kepada ketiga orang yang t
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

chapter 29

"SIALAN!!" "Bagaimana mereka semua bisa memprediksi penyerangan ini?!" Wanita bergaun merah itu berjalan ke sana ke mari menggigiti kukunya cemas. Wajahnya mendadak merah dengan guratan kecemasan. "Tunggu ... jika ini adalah perintah perdana menteri, apakah ia sudah mengetahui sejak awal? Tapi bagaimana bisa?!" gumamnya terus bermonolog tak karuan. Tok ... tok ... "PERGILAH AKU SEDANG TAK INGIN DIGANGGU!" Mendengar penolakan dari sang pemilik kamar, sosok pelayan yang baru saja mengetuk pintu itu lantas berujar, "ini Selly, Yang Mulia, saya membawakan informasi yang Selir Agung butuhkan." Begitu mendengar bahwa itu adalah pelayannya, akhirnya pintu peraduan itu terbuka. Jirea dengan wajah angkuhnya menyambut kedatangan pelayan pribadinya itu. "Masuk." Kini Jirea terduduk di kursi rias sedangkan Selly berdiri tertunduk di belakangnya. "Katakan!" perintah Jirea tak ingin bertele-tele. Selly mendongakkan wajahnya menatap punggung tuannya. "Sosok penyerang semalam sudah terta
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Chapter 30

"Gagal?!" Gebrakan menggema ke seluruh istana. Para bawahan yang berada di ruangan itu pun bergegas berlutut bahkan bersujud di depan pria bermahkota. "Kami pantas mendapatkan hukuman, Baginda," sahut kepala pasukan yang sedari tadi mewakili berbicara. "Bodoh! Memilih pembunuh bayaran saja kau tidak becus, kau memang pantas untuk mati!!" teriak sang raja dengan murka. Di tengah amarah sang raja yang tengah menggebu, tiba-tiba sang putera mahkota bergerak memberi hormat. "Mohon maaf menyela, Ayahanda, izinkan saya bertanya lebih lanjut kepada Jenderal Lex." "Huh! Setelah kau puas menanyainya, terserah padamu akan kau apakan jenderal tak becus ini," ucapnya sembari memijat pelipis yang berdenyut. William bergegas menuju kediamannya menyerahkan masalah yang baru saja terjadi kepada anak kepercayaannya. Oliver bergerak memutar tubuhnya menghadap sosok Jenderal Lex yang masih bersujud di bawahnya. "Bangunlah, Jenderal, aku ingin mendengar jawaban dari beberapa pertanyaanku." Men
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status