Mungkin, Tuhan sedang memberinya karma?Ya, siapa tahu.Dulu, ia selalu bersikap dingin dan tidak berperasaan kepada Jingga, seolah-olah wanita itu hanyalah seonggok boneka yang tidak memiliki hati.Sekarang, ia justru malah jatuh, sejatuh-jatuhnya, di bawah kaki wanita itu. Mungkin kalimat itu terlalu berlebihan, tapi Davin merasa tidak ada lagi kalimat yang tepat untuk menggambarkan betapa ia mencintai Jingga, selain kalimat itu.Dulu, ia selalu melayangkan tatapan tajam padanya.Kini, ia menatapnya penuh damba, penuh cinta.Setiap inci wajahnya, setiap lekuk tubuhnya, bagai lukisan yang diciptakan dengan penuh rasa, dengan detail yang begitu indah.Davin merasa seperti menemukan keajaiban setiap kali memandang Jingga, seperti menemukan potongan hatinya yang hilang selama ini."Aku mencintaimu," bisik Davin setelah ia melepaskan tautan bibir mereka, menjauhkan wajahnya, menatap sepasang mata wanita itu dengan penuh damba.Tatapan sayu Jingga membuat napas Davin kian memburu, gairahn
Read more