Home / Romansa / Pria Paling Beruntung / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pria Paling Beruntung : Chapter 21 - Chapter 30

65 Chapters

Dimana Sandra?

"Di mana dia?"Simon gelisah, sejak tadi istrinya belum juga muncul. "Alessa, kamu lihat Sandra tidak?" Ini pertama kalinya Simon berbicara pada sekretarisnya yang baru itu. Alessa cukup kaget, namun melihat ekspresi Simon, ia juga tak tega. "Kenapa kamu hubungi dia saja?"Nafasnya terdengar berat, matanya melirik setiap wajah yang lewat, mencari pemilik senyuman manis yang biasa dia lihat. Hampir setiap detik dia mengecek ponselnya, berharap ada pesan dari istrinya. "Apa ada kabar?"Saat ditanyai Alessa, Simon mengeleng lemah. "Aku sudah mencoba mendeteksi lokasinya berkali-kali, namun lokasinya belum terlihat." "Simon..." Diana tiba-tiba berlari menghampiri mereka. "Ada apa Diana?"Mereka penasaran menunggu sampai Diana menyetabilkan nafasnya yang sesak. "Aku... curiga sesuatu, apa Gerald masih disini?" "Apa?" Simon langsung merespon. "Jangan-jangan... Kepanikan yang melanda pikirannya membuat Simon langsung berlari m
Read more

Sial...

Firasat buruk "Argh! Sial!" umpat Simon kesal, mobilnya hampir saja menabrak sebatang pohon yang melintang di tengah jalan. "Tak ada jalan lain, selain memutar balik." Namun, baru saja mobilnya bergerak, tiba-tiba malah mogok. "Apa lagi kali ini?" Simon turun dan melihat permasalahannya. "Kempes? Kenapa ban sekuat ini bisa kempes?" Sekali lagi dia mengumpat sambil menendang roda mobil. Saat melihat ke jalan, dia baru sadar ada bebatuan kerikil yang tajam. Ini wajar, tapi ban mobil ini dibeli ratusan juta dan dengan kualitas terbaik, bagaimana bisa hal yang selalu dihindari ini terjadi? "Pasti ada yang tidak beres." Simon menarik nafas dalam-dalam, "Apa yang harus kulakukan sekarang? Tempat ini terlalu sepi, bahkan kendaraan pun tak ada yang lewat. Apa jangan-jangan Alessa memberikan alamat yang salah, dan ingin menjebakku?" Dari awal dia merasa wanita itu agak posesif, jadi dia ragu Alessa akan serius membantunya dalam pencarian
Read more

DI RUANGAN VIP KELAS ATAS

"Dokter ..." Gerald menoleh kearah pintu saat seorang dokter muda masuk ke ruangan Sandra. "Siapa keluarga Ibu Sandra?" Detik itu juga, Simon muncul di antara mereka, dengan nafas tersengal-sengal."Ma-maaf dokter, saya suaminya..." "Beraninya kamu mengikutiku?" Gerald terlihat tak senang, namun melihat ekspresi bingung sang dokter, Gerald memilih tak berkomentar, terlebih lagi media menyorotnya sebagai penolong Sandra. Dia tak ingin kehilangan kehormatan hanya karena hal sepele.Dokter cantik itu menarik nafas berat, setelah agak tenang, barulah ia kembali berbicara pada Simon. "Jadi, siapa nama anda?""Simon Cowell."Lagi-lagi dia menarik nafas berat. "Ini mungkin agak mengejutkan, benturan di kepala Ibu Sandra sepertinya sangat kuat, ini mungkin sangat fatal dan berkemungkinan terjadi pendarahan di otak. Dan lagi, tes menunjukkan dinding rahim ibu Sandra sangat tipis, jadi cukup rawan untuk kandungannya."
Read more

Siapa kamu?

“Sandra akhirnya kamu sadar …” Mengetahui kesadaran istrinya, Simon segera berlari menghampiri tubuh pucat yang ringkih itu dengan wajah haru.Namun, bukannya menjawab, dia malah menoleh pada pria yang berniat untuk kabur dari sana. "Gerald, kamu mau kemana?" Sandra menanyainya dengan lembut.Gerald segera berbalik, lalu meringis menutupi kegundahannya. "Sa-Sandra, kamu sudah bangun? Saya akan panggil dokter." "Gerald, jangan pergi ...""Sandra ..." Simon menahannya yang akan mengejar Gerald, "Kamu belum cukup pulih untuk banyak bergerak.""Siapa kamu?" Deg! Simon maupun Gerald tertegun sesaat, keduanya menatap wajah yang memasang tampang masam melihat Simon. "Sandra kamu ...""Gerald, aku mau kamu yang menemani aku di sini, bukan bawahanmu."Ketakutan Gerald perlahan menghilang, berubah menjadi senyum lega. Dia senang karena bebas dari tuntutan yang sebenarnya dia waspadai sejak hari Sandra terjun bebas dari
Read more

Tuduhan untuk Simon

"Nenek..."Wajah Sandra berbinar senang saat Nyonya Felicia muncul dengan kursi rodanya. "Kamu belum istirahat?"Sandra mengangguk patuh, "Mungkin sebentar lagi, tapi ..." pandangannya beralih menatap pria yang berdiri di sebelahnya. "Em ... Maaf Sandra, aku harus segera pergi karena ada beberapa pekerjaan yang belum selesai.” ucap Gerald yang tiba-tiba bersiap pergi."Loh, kenapa buru-buru? Nenek kan baru saja tiba ...""Biarkan dia pergi ..."Melihat kedekatan mereka, Nyonya Felicia berpikir itu sama sekali tidak pantas, sedangkan cucunya itu sudah menikah dengan Simon, mereka sudah dua tahun lebih bersama. Ia lalu melihat setengah memicing pada Gerald. "Gerald, bisa tolong ke sini sebentar?" Gerald merasa ada yang aneh dari nada bicaranya, namun rasa sungkan tetap mengalir hingga dia mendatangi Nyonya Felicia.Namun, wanita paruh baya itu menatap Gerald dengan tajam, "Maaf Nek, ada apa?" Dia menya
Read more

Penyuka kopi

Di depan rumah mertuanya, Simon merasa sakit hati melihat Sandra berduaan dengan Gerald. Bagaimanapun dia tidak rela istrinya kembali menikah dengan pria itu. Tidak akan!Simon menarik nafas sebelum melewati pagar gerbang besi, lalu melihat keadaan sekitarnya, beberapa orang menatapnya dengan dingin.Terlebih lagi Ny Leslie, wajah yang biasanya hangat itu kini tak tampak tanda-tanda keramahan sedikitpun. Sampai akhirnya Simon berdiri di balkon teras, Roger ayah Sandra saat itu mengangkat tangannya.Plak!Suara tamparan terdengar nyaring, menarik perhatian semua orang. "Kenapa lama sekali!"Mata besar Roger memerah penuh emosi. Saat ini, Nyonya Felicia tiba-tiba keluar dari kamarnya, dengan di dorong oleh Anne sang asisten yang biasanya mempercayai Simon. "Nenek, um... Maksudku Nyonya, Simon sudah datang." Gerald menghampiri dan berusaha mencari perhatian semua orang.Wanita dengan cat rambut coklat menatap tajam p
Read more

Aku diusir

Hanya konsorsium Infinity Finance Corporational yang paling populer dan terbesar di kota itu, Simon bergulat dengan pikirannya yang kacau.Entah kenapa kali ini dia sangat tak ingin menyia-nyiakan hal yang sudah di depan mata, ini kesempatan langka! Apapun itu Simon akan menyanggupinya, meski harus berdiri sendiri tanpa jabatan seorang direktur, dan sejuta triliun ini akan membuatnya sukses berdiri sendiri. "Pak Simon, apa ada masalah?” Melihat keraguan yang membekas di wajahnya, Elsa sedikit penasaran."Tidak juga, tapi saya masih bingung, dengan alasan yang merubah keputusan anda, padahal sebelumnya anda menolak proposal yang saya buat ..."Elsa tergelak, "Anda masih ingin tahu?" Sebelah alisnya terangkat. "Bisakah kita bicara non formal saja?" Kemudian Elsa mendekati Simon lalu berbisik. "Tapi, sayangnya aku tak ingin memberitahumu, karena ini rahasia ..." Simon masih penasaran, namun Elsa segera berdiri dan berkata, "Gunakan sebisa
Read more

Kenapa belum dikirim?

Tin…Klakson panjang membuat pendengarnya menutup telinga. Simon terpaksa berhenti dan keluar saat sebuah mobil hampir saja menabrak seorang anak kecil di tengah jalan. “Pak, Simon. Sepertinya itu akan berbahaya!” Seru Alessa mengingatkan.Tapi Simon tak acuh dan malah berlari ingin menyelamatkan anak itu. Seketika dia melompat dengan extreme dan akhirnya mendarat dengan selamat. Semua terjadi dalam waktu 2 detik.Para pejalan kaki yang menyaksikan ini berseru tak percaya. “Pak anda tidak apa-apa?” Alessa tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya.“Ah, tentu saja.” sahutnya sambil mengibaskan kotoran yang menempel di bajunya sambil melihat anak itu masih membeku di tempatnya berdiri.Pandangannya beralih pada sosok si pemilik mobil yang buru-buru menghampiri mereka sambil mengecek kondisi anak itu. “Apa dia terluka?”"Nona Elsa?" Simon baru sadar kalau dia adalah pimpinan konsorsium yang dia temui beberapa waktu lalu. Wanita itu mengangkat bahunya dan berkata, "Sungguh kebetulan bisa b
Read more

Ada masalah apa?

"Nona Sofia, kakakmu sudah kembali.”“Benarkah?” Ella Sofia yang sedang menggambar sketsa, segera berdiri, lalu dia membuka tirai pintu dan melihat sebuah mobil SUV yang terparkir di depan rumah dengan mata berbinar. Sofia menoleh dan melihat pria yang tak asing duduk di mobil dengan wajah serius. "Kak Simon benar-benar sudah pulang!"Sofia segera keluar dan melakukan apa yang biasa dilakukan ketika kakaknya pulang. Saat ini, pintu terbuka dan pria berpakaian rapi masuk.Sofia menoleh sambil tersenyum, “Kakak.” berjalan mendekati pria itu, dan langsung memeluknya. "Kalian baik? Mana Ibu?""Simon, kamu pulang nak, mana Sandra kenapa dia tak ikut?" Wanita paruh baya itu berjalan mendekati mereka.Simon seperti biasa mencium tangan sang ibu tanda baktinya. "Sandra dia ... Sibuk. Akhir-akhir ini yang dia kerjakan dan ...""Kenapa kamu tak menjaga istrimu? Kamu seharusnya memperhatikan Sandra sebagai istri, jangan biarkan istrimu bekerja terlalu berat."Simon terdiam, tak tega rasanya be
Read more

Dengarkan dulu...

"Pak Simon, anda sudah siap?" Alessa terlihat berbeda hari ini, membuat simon mengernyitkan alisnya heran. Sebagai pria normal, dia jelas tergoda melihat sesuatu di balik pakaian tipis dan tembus pandang yang dipakai wanita itu, disertai dengan riasan di wajahnya yang membuat Simon sedikit aneh, membuat suhu tubuh panas dingin. "Alessa, kamu tidak demam kan? Kamu ..." "Kenapa? Anda menyukainya bukan? Bagaimana menurut anda penampilanku sekarang?" Lakukan tubuhnya terlihat jelas sekali, Simon menelan ludah dibuatnya. "Bukannya kamu bilang kita akan pergi menemui nyonya Felicia? Alessa, dia itu nenek dari istriku ...""Tapi, dia menyuruh kalian bercerai kan?" Alessa menaikkan sebelah alisnya.Simon menarik nafas. "Sudahlah, ikut aku ganti pakaian, setelah itu baru pergi." "Tapi ..." Alessa tak dapat melanjutkan ucapannya, karena sang atasan bersikap tak acuh dan berlalu begitu saja. "Hu-uh."Alessa merunggut sebal."Sudahlah, ayo cepet pergi! Sampai kapan kamu berdiri di sana?" Sege
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status