Home / Romansa / Pria Paling Beruntung / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pria Paling Beruntung : Chapter 11 - Chapter 20

65 Chapters

Fitnah

“Hei, apa-apaan kamu ini?” Satpam tetap bertindak atas suruhan Sandra di tengah kasak-kusuk mereka, Shania merasa senang telah berhasil mengalihkan fokus semua orang yang ada di sana seakan bersimpati padanya.“Fitnah! Ini fitnah parah! Kamu jangan memutar balikkan fakta Shania, aku tak pernah menyentuhmu sekalipun!” Shania merespon seolah dirinya dalam keadaan terluka. Dia mencoba berbicara sekali lagi membenarkannya. “Aku hanya ingin jujur dengan apa yang terjadi pada malam itu. Aku hanya berharap kamu berterus terang, dan bertanggung jawab padaku.”“Cukup!” teriak Sandra, ia agak terpancing emosi dengan kata-kata memelas yang dia rasa hanya di buat-buat oleh wanita yang sebelumnya juga merebut pacarnya. Wanita itu tampaknya tak peduli, dia terus membual di depan para penjabat eksekutif itu seolah tanpa dosa. “Hentikan, kamu harus mempertanggungjawabkan ucapanmu barusan!” Simon yang tadinya diam, akhirnya berbicara, membuat semua orang yang menyoroti mereka tadi terdiam. "Simon..
Read more

Cemburu-ku

"Alessa..." Sandra memekik kegirangan, ia berdiri dan langsung memeluk sahabatnya saat mereka kuliah. "Apa kabar?" Perlahan keduanya melepas pelukan, dan Alessa melihat pada Simon. "Dia..."Sandra beralih menatap pria yang duduk di bangku sebelahnya, lalu dia tersenyum. "Kenalkan dia suamiku, Simon.""Serius? Kalian kapan nikah? Aku jadi kecewa karena aku nggak dikasih undangannya."Alessa memanyunkan bibirnya dibuat seolah sedang kesal, lalu melihat pada Simon.Pria yang berstatus suami Sandra itu mengangguk dan senyum seadanya tanpa berpikir hal lain, dirinya terlihat sibuk dengan dengan makan untuk istrinya, bukan apa-apa tapi kelihatannya Simon tak ingin istrinya makan sembarangan.Akan tetapi sejak tadi Alessa diam-diam mengamatinya, sorot matanya terlihat penuh arti, namun hal itu sama sekali tak disadari oleh Sandra, lagipula dia juga tak memperhatikannya karena fokus dengan kegembiraan yang dia hadapi saat ini.Di meja lingkaran yang mereka tempati, Sandra melihat satu kursi ko
Read more

Dia tuan Simon

Dua tahun setelahnya...Suara helikopter membuat telinga bising, semua orang melihat ke langit dengan rasa penasaran. Misi pendaratan berlangsung, sampai akhirnya bunyi baling-balingnya berhenti. Seorang lelaki yang tak asing terlihat turun dari helikopter, Tuan muda Simon! Jika dulu dia di katakan pria kampungan, namun sekarang telah berubah 180 derajat. Dia kini benar-benar jauh berbeda, kekayaannya berjumlah miliyaran.Meski sudah memiliki istri, namun dia menjadi pria di kagumi oleh banyak wanita. Simon baru saja kembali ke tanah kelahirannya, matanya melihat ke sekeliling, teringat akan kehidupannya di masa lalu yang penuh dengan kesederhanaan dalam keluarganya.Langkahnya tiba di sebuah rumah mewah, tempat itu dulunya adalah sebuah pondok lapuk yang terbuat dari kayu. Simon masih ingat, dia pernah tinggal di pondok lapuk itu dengan kehidupan yang sederhana. Tapi sepertinya itu takkan terjadi lagi sekarang, suasananya sudah berbeda. Sim
Read more

Hal tak terduga...

Di tengah perjalanan dering panggilan masuk terdengar, Sofia menjawab panggilan yang ternyata dari Simon kakaknya.“Halo kak, disini macet sebentar lagi kami sampai” Sofia menjawab dengan agak tergesa.Di High Way, Sofia adalah gadis cantik yang cukup terkenal dan terpilih sebagai King and Queen di kotanya. Saat ini, dia begitu sibuk dengan aktivitas barunya dan bergabung dalam sebuah komunitas terkenal hingga orang-orang disekitarnya menjadi iri."Sofia, cepatlah ke rumah sakit, penyakit ibumu kambuh lagi..." Serombongan gadis yang seumuran dengannya, membuka kaca mobil mereka, kemudian berseru dengan nada mengejek pada Sofia yang sedang terburu-buru.Tak peduli bagaimana pun mereka menertawainya, Sofia menyuruh Aslan untuk bergegas menuju rumah sakit. "Nona, aku curiga pada mereka, anda ingat tidak, setelah kita mengelar acara syukuran beberapa waktu lalu?""Nanti saja ceritakan saat di rumah sakit, fokuslah menyetir.""Baik...
Read more

Misteri...

"Kasusnya terpecahkan!"Simon baru saja mendapat panggilan dari adiknya langsung terkejut saat mendapati kabar mengejutkan itu. Buru-buru dia bangkit dari tempat tidurnya dan memandangi Sandra sekilas sebelum beranjak menuju kamar mandi. "Aku harus tahu penyebab mimpi buruk yang membuat ibu depresi." Tekad sudah bulat, langkahnya terayun menuju kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dan mulai merasa penasaran yang belum terjawab. Setelahnya, Simon kembali menghampiri istrinya dan membangunkannya dengan kec*pan lembut di dahi. "Sayang, aku harus pergi ke suatu tempat, maaf aku membiarkanmu pergi ke kantor sendirian." Wanita itu menggeliat, entah dia sadar atau tidak, namun tangannya meraih kerah kemeja Simon yang kancingnya yang belum sempat terpasang, saat itu wajah mereka bertemu lantas Sandra langsung membuka matanya. "Kamu mau kemana?" Sebelah alisnya terangkat dan penuh kecurigaan, membuat Simon kembali mengec*up bib*r
Read more

Kenapa dia kemari?

"Ah, Sandra..." Sandra tersenyum miring saat dirinya dipanggil, bayang-bayang pertemuan terakhir mereka masih terngiang jelas olehnya, namun dia mencoba bersikap netral mengabaikannya sejenak, demi para staff yang selalu meninggikan posisi dan menghormatinya. Dia menuruni tangga dan tetap bersikap seperti biasanya meski sebenarnya ada rasa jengah. Sandra sedikit memiringkan kepalanya sambil melipat tangan di depan dada, lalu menatap temannya itu dan pura-pura terkejut. “Alessa?"Seperti biasa Alessa berseru dan langsung memeluk Sandra. Namun Sandra terlihat dingin meski dia tetap tersenyum. "Apa yang kamu lakukan sepagi ini disini?" Ekpresi Alessa berubah ketika mendengar jawaban itu dari Sandra. "Ayolah, kenapa kata-katamu dingin sekali? Aku jadi takut menyapamu."Sandra cukup malas melihat sikapnya yang selalu saja bercanda, membuat Sandra sedikit meninggikan suaranya. "Alessa, lima belas menit lagi kami ada pertemuan, apa kamu rela
Read more

Pintu terbuka tiba-tiba

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, Simon yang baru saja pulang, langsung kaget saat melihat cairan merah, hadapannya berdiri wanita dengan bibir mengulas senyum misterius. "Shania, apa yang kamu lakukan disini? Kenapa kamu... ini semua apa artinya? Dimana Sandra?"Matanya membelalak ketika melihat seseorang yang telah bersimbah dar*h di bawah kaki wanita itu. "Aslan? Apa yang kamu lakukan dengannya?" Sepasang mata hitam Simon menatapnya sengit.“Mmph...” Tiba-tiba suara yang familiar terdengar, Simon menoleh cepat, melihat Sandra dalam keadaan tangan dan kaki yang terikat, ia menghampiri untuk menyelamatkannya dan melihat sepasang mata istrinya memancarkan kekhawatiran sekaligus ketakutan saat mereka saling memandang. "Sandra, kamu tak apa-apa?" Simon segera memeluk istrinya dengan erat. "Syukurlah kamu baik-baik saja, sebenarnya apa yang terjadi?" Sandra fokus memerhatikan, sesuatu yang mencolok di tangan Simon dan benda itu benar-benar membuatnya merasa asi
Read more

Sidang kasus Shania

DI RUANG PENGADILAN Simon dan Sandra yang baru saja tiba mengambil posisi duduk di kursi paling depan, melihat Shania berdiri di tengah ruang pengadilan dengan rambut kusut dan wajah pucat. Keadaan masih hening, ia menjadi kesempatan, Shania mencari kekuatan dari seorang pengacara, tatapannya mengiba, seakan telah kehilangan harapan untuk kehidupan selanjutnya.Di depan juri, seorang Jaksa Penuntut Umum berjalan dengan langkah tegap serta raut muka tegas, di tangannya terdapat berkas bukti kejahatan yang dilakukan oleh Shania. "Shania, kamu telah dinyatakan bersalah atas pembunuhan terhadap orang tuamu dan anakmu sendiri." Sontak, pengacara Sandra berdiri, membuat pernyataan saat semua orang melihatnya. "Selamat pagi, Tuan Hakim, saya Arnold, akan mengklarifikasi masalah yang dihadapi klien saya, Shania, serta ingin menyorot bukti yang diajukan jaksa tidak cukup kuat membuktikan keterlibatan Shania dalam kasus ini.""Apa video ini bel
Read more

Gosip kantor...

Pada jam istirahat, Simon membelikan makan siang khusus untuk istrinya, “Sayang, makanannya mau dimakan sekarang?"“Nanti saja, aku masih sibuk.” Sandra menyahut sambil menandatangani berkas yang masih bertebaran di mejanya. Simon tersenyum dan tak lupa memberikan kecupan hangat di pipi Sandra. "Baiklah, kalau begitu aku taruh disini saja, jangan lupa dimakan." "Hmm..."Simon beranjak meninggalkan Sandra diruangannya, di depan pintu, ia kembali menoleh. “Oh, ya. Hari ini Aku mau ke rumah sakit dulu, antar ibu terapi rutin, mungkin sekitar jam tiga sore aku sudah kembali untukmu. Oke?”"Baiklah, akan kutunggu.""Pak Simon ..." suara itu membuat Sandra mengalihkan fokusnya diluar pintu, ia menunggu Simon akan seperti apa reaksi suaminya ketika dihadapkan wanita lain, apa Simon tahan godaan? Atau mudah tergoda ketika melihat wanita cantik?"Kamu ...""Ah, salam kenal. Aku Alessa Mahenra, sekretaris anda, sekarang.”
Read more

Acara Ulang tahun

"Sandra, ini ada undangan buat kamu, Acara ulang tahun teman seperjuangkan kita waktu kuliah dulu.” Sandra menerima kertas perpita pink dengan desain amplop yang cantik, ia membacanya. “Diana?” “Benar, katanya dia bikin party besar-besaran di rumahnya. Kebetulan dia juga balik dari London, sekalian mau minta oleh-oleh sama dia.” cerocos Alessa sambil berlalu pergi. Sandra menatap lama undangan itu, haruskah dia datang malam ini?"Sandra..." Lagi-lagi dia dikejutkan saat punggungnya disentuh. "Simon, kamu bikin aku kaget." Melihat ekpresi Sandra, Simon tertawa kekeh sebelum menghibur istrinya. "Kamu sendiri lagi serius melihat apa?""Ini, kamu mau temani aku?" Sandra menunjukkan undangan tadi pada Simon."Acara ulangtahun?"Sandra mengangguk, "Acaranya tidak lama, mungkin dari jam tujuh sampai jam sepuluh malam."***“Sandra, akhirnya kamu datang…” Baru saja memasuki ruangan, semua mata tertuju pada pasangan ya
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status