"Hebat sekali kamu, Mas. Dalam waktu kurang dari dua minggu, kamu menikahi dua wanita. Seorang pemuka agama saja harus berpikir ribuan kali saat ia memutuskan poligami. Oh, iya, mungkin itu pemuka agama, kalau kamu, malu-maluin agama! Ceraikan aku, Mas. Kali ini talak dengan benar dan gugat ke pengadilan agama." "Alma, tunggu! J-jadi mama dan yang lainnya sudah tahu? B-bapak kamu juga?" tanyaku panik. Alma tidak aku biarkan turun dari ranjang sebelum ia menceritakan semuanya. "Iya, tapi yang lainnya belum. Kamu harus tahu kenapa mama kena serangan jantung. Itu karena kamu menikahi Pelisa itu. Ck, ck, cintanya sama siapa, dipake tetap dua-dua. Aku benar-benar gak ada harganya, Mas. Aku mau pulang ke Bandung besok.""Alma, tunggu!""Aku mau pulang dan kamu gak bisa melarang!" Alma berhasil melepas cekalan tanganku. Wanita itu masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih, sedangkan aku tertutup karena tidak tahu harus bagaimana. Pantas saja tatapan mama padaku begitu tak bersahabat. Aku pa
Baca selengkapnya