Sudut mulut Rendy bergerak pelan. Dia sadar akan kemampuannya, jadi dia tidak berani marah pada Melisha."Aku cuma tanya, kenapa kamu marah begitu? Maaf karena sudah ganggu."Dia melanjutkan, "Maaf, aku cuma mau tanya, kamu mau makan nggak? Kalau nggak ada yang lain, aku turun dulu."Melisha melihat sikap pengecut Rendy dan matanya menunjukkan rasa tidak suka.Dulu, Rendy memang tidak bisa diandalkan, tetapi dia tidak sepengecut sekarang. Sekarang, dia benar-benar berubah, membuatnya tidak habis pikir."Aku mengerti. Keluarlah, aku lagi nggak mau makan.""Ya. Kalau kamu lapar, minta Bibi masak lagi aja nanti."Rendy berkata dengan penuh perhatian sebelum pergi.Ketika Rendy pergi, Melisha bangun dan menutup pintu. Setelah yakin dia tidak akan kembali, dia baru melanjutkan teleponnya dengan prianya.Tidak seperti mengobrol dengan Rendy, dia mengobrol dengan sangat serius dengan prianya.Di dalam kamar, sesekali terdengar suara bahagia.Di luar, Rendy masih belum pergi jauh dan samar-sam
Read more