All Chapters of Sebatas Pengantin Pengganti: Chapter 81 - Chapter 90
339 Chapters
81). Kejadian Tak Terduga
***"Ini seriusan mau pulang aja, Lu?"Lagi, pertanyaan tersebut dilontarkan Amanda ketika mobil yang dia dan Aludra tumpangi melaju menuju jalan pulang.Perasaannya tiba-tiba saja tak enak, Aludra memang segera mengajak Amanda pulang setelah memilih tiga setelan dengan alasan tiba-tiba rindu Arka.Mungkin alasan yang dilontarkannya terkesan lebay, tapi nyatanya Aludra tak peduli karena yang dia inginkan sekarang adalah benar-benar pulang dan memastikan jika semuanya baik-baik saja, tanpa ada sesuatu yang terjadi."Iya, Ma. Pulang aja," kata Aludra. Dia yang semula memandangi jalanan langsung menoleh pada Amanda. "Enggak apa-apa, kan?""Enggak apa-apa," jawab Amanda. "Cuman itu kenapa wajah kamu kok kaya gelisah gitu, ada apa? Enggak ada sesuatu terjadi, kan? Kamu ... enggak berantem sama Arka, kan?"Aludra menggeleng. "Enggak, Ma," jawabnya. "Lulu sama Mas Arka enggak berantem kok, ini gelisah karena nahan pipis."Aludra berbohong. Feelingnya belum tentu benar, dia memilih untuk berb
Read more
82). Penjelasan
***"Agh!"Arka menghempaskan tubuhnya di samping Aludra, setelah kurang lebih sepuluh menit penyatuan mereka berlangsung.Tak lama memang. Namun, nyatanya apa yang dilakukan Arka pada Aludra mampu menghentikan hasrat dan gairah gila yang sejak tadi menyiksanya, karena memang setelah meminum obat perangsang, yang dibutuhkan adalah pelampiasan.Meskipun, sekarang Arka dihadapkan dengan masalah besar karena harus menjelaskan semuanya pada Amanda, Dewa, juga Aurora. Setidaknya, dia bersyukur karena tak jadi melakukan sesuatu yang macam-macam dengan Rania.Sungguh, tak bisa dibayangkan bagaimana jadinya kalau Amanda tak datang. Setelah meminum minuman itu Arka memang sadar, tapi kesadarannya hampir kalah dengan gairah yang benar-benar memuncak."Mas." Aludra yang masih tidur di sisi Arka—dengan selimut yang menutupi tubuhnya, memandang Arka yang sontak menoleh ketika dia memanggil."Lu," kata Arka. Perlahan—masih dengan kondisi yang telanjang, Arka mengubah posisi tidurnya jadi menyamping
Read more
83). Terbongkar
***"Seharusnya aku lebih waspada."Arka menyandarkan tubuhnya pada jok mobil yang dikendarai langsung oleh Aksa. Datang ke rumah di saat yang tepat, Aksa langsung menyanggupi dengan senang hati ketika Amanda meminta dia mengantar Arka pergi ke rumah sakit.Hasrat gila sialan itu datang setelah Arka meminum minuman pemberian Rania ditambah pengakuan perempuan itu yang samar-samar dia ingat, Arka akhirnya menelepon dokter Giza dan meminta tolong. Cukup akrab, pada akhirnya Arka dipersilakan datang ke rumah sakit untuk melakukan pengetesan di lab tentang kandungan pada minuman tersebut dan ternyata benar.Minuman yang diminum Arka mengandung obat perangsang dari jenis yang cukup berbahaya karena memiliki dosis yang tinggi."Udahlah, semua udah terjadi. Yang terpenting sekarang kita ada bukti buat keluarin Rania dari rumah," ujar Aksa. "Kalau perlu laporin sekalian dia ke kantor polisi.""Enggak usah," ujar Arka.Aksa mengerutkan keningnya lalu menoleh sekilas pada sang adik. "Kenapa eng
Read more
84). Makan Siang Keluarga
***Suasana kembali seperti biasa setelah Rania pergi, Arka, Aludra juga keluarganya yang lain kini menggelar makan siang bersama di dekat kolam renang.Tak di meja, mereka memutuskan untuk menggelar karpet dan makan lesehan di bawah dan tentu saja ide tersebut dicetuskan oleh Amanda.Bekerja sama dengan besannya—Aurora, Amanda sibuk menghangatkan semua masakan di dapur, sementara Aludra dan Arka berkumpul dengan yang lainnya di pinggir kolam renang.Suasana tambah ramai karena kehadiran Ananta juga ketiga anaknya. Aileen yang santai bermain ipad di pangkuan Aksa, sementara Danial juga Azura sibuk merangkak ke sana kemari dijaga dua pria berusia matang, Dewa dan Dirga."Sini ganteng, ke Opa!" Dewa berseru bahagia ketika Danial merangkak ke arahnya. Menggendong tubuh balita gembul itu, Dewa membawa Danial mendekati Aludra yang sejak tado terus menempeli Arka, seola takut sedikit saja jarak memisahkan, Arka diambil orang."Heh kalian, kapan kasih ini buat Papa?" tanya Dewa sambil menunj
Read more
85). Feeling yang Masih Sama
***"Mama sama Papa pulang dulu ya, kalau ada apa-apa jangan lupa telepon.""Iya, Ma. Padahal, kenapa enggak nginep aja sih?"Aludra bertanya setengah merengek di depan Aurora ketika tepat pukul tujuh malam, mama juga papanya itu berpamitan bersamaan dengan Amanda juga Dirga yang pulang.Berkumpul seharian rasanya sudah cukup. Meskipun, sempat diwarnai insiden, setidaknya rindu Aurora pada Aludra sudah terobati. Namun, entah kenapa feelingnya tetap sama seperti tempo hari. Aurora merasa aura berbeda pada putrinya. Bukan Alula, dia masih merasa gadis berambut coklat di depannya adalah Aludra, karena memang dia Aludra, bukan Alula."Pengennya gitu, tapi besok Papa ada meeting penting, Sayang. Enggak enak kalau diundur," ungkap Aurora. "Nanti lagi deh ya."Aludra mengangguk. "Iya," jawabnya, lalu sedetik kemudian perhatiannya beralih pada Arka yang juga mengantar pulang orang tuanya sampai mobil mereka pergi. "Pokoknya harus sering-sering ke sini.""Pasti, Sayangku," kata Aurora. Dia kem
Read more
86). Lepas Kontrasepsi?
***"Darimana, Mas?"Arka yang baru saja masuk ke dalam kamar memandang Aludra yang kini duduk di pinggir kasur. Tadi saat gadis itu mandi, Arka memang turun ke bawah untuk mengunci semua pintu. Tugas yang biasanya dilakukan oleh Rania."Habis ngunci pintu," kata Arka. "Udah mandinya?""Udah," jawab Aludra. "Kalau belum aku enggak akan ada di sini kali.""Ah iya, aku lupa," kata Arka. Menutup pintu kamar lalu menguncinya, dia berjalan mendekati Aludra lalu duduk di samping gadis itu yang ternyata sedang memegangi sesuatu."Udah diminumnya?" tanya Arka. Namun, Aludra menggeleng.Sejak beberapa menit yang lalu dia memang hanya memegangi kemasan pil kontrasepsi tersebut tanpa membukanya, karena tiba-tiba saja Aludra bimbang.Mendengar ucapan-ucapan Dewa, ternyata bisa membuat Aludra goyah. Entah kenapa, senyuman sang Papa ketika melihat Danial dan Azura membuat Aludra merasa bersalah karena sudah menunda kehamilan.Dewa sudah menginginkan cucu, sedangkan dirinya harus menunggu Alula kem
Read more
87). Teror Video
***"Yes, telur baladonya jadi!"Satu jam bergelut di dapur, Aludra berseru bahagia memandangi meja makan yang kini sudah diisi berbagai menu makanan. Dua hari tanpa Rania, Aludra mulai belajar mandiri. Tak hanya diucapan, Aludra benar-benar merealisasikan niatnya untuk menjadi istri yang lebih baik lagi. Bangun pagi untuk membereskan rumah dan mencuci pakaian. Siang hari mengisi waktu dengan menyetrika baju Arka dan sekarang—sore hari, Aludra memasakan makanan untuk Arka nanti pulang kerja."Aludra, pinter banget kamu," puji Aludra pada dirinya sendiri. Lagi, berbekal resep di google dia berhasil membuat beberapa menu masakan. Tak hanya telur balado, dia membuat menu lain untuk Arka.Puas memandangi masakkannya, Aludra berjalan menuju rice cooker dan lagi, dia mengukir senyuman melihat nasi yang dia buat sudah matang."Perfect!" kata Aludra. "Setelah ini tinggal mandi terus dandan cantik dan tunggu Mas Arka pulang, yuhu!"Berjalan kembali menuju meja makan, Aludra menutup semua maka
Read more
88). Pernyataan Cinta
***"Ya udah kalau gitu aku pulang duluan ya, Sayang. Aku tunggu di apartemen. Awas nanti kalau selesai kelas langsung pulang. Jangan ke mana-mana dulu.""Iya, Sayangku. Nanti aku langsung pulang."Alula mengukir senyum lalu berjinjit untuk mendaratkan sebuah kecupan di pipi Marvel. Pukul empat sore, kelasnya selesai. Namun, kali ini dia tak bisa pulang bersama Marvel karena pria itu harus mengambil kelas terakhir sampai nanti jam enam sore.Marvel dan Alula memang kuliah di universitas yang sama, tapi tentunya mereka mengambil jurusan yang berbeda. Alula mengambil design, sementara Marvel mengambil jurusan bisnis karena nantinya dia akan memegang perusahaan sang papa."Aku pulang ya," kata Alula setelah dia kembali seperti semula.Marvel tersenyum lalu mengusap puncak kepala Alula dengan lembut. "Iya Alula, Sayang. Hati-hati di jalan ya," ucapnya."Siap."Di depan kampus, Alula dan Marvel berpisah. Alula berjalan menuju halte, sementara Marvel kembali ke kelas untuk mengikuti pelajar
Read more
89). Manusia Paling Egois
***"Kamu salah orang, Damar.""Maksud kamu?"Damar tentu saja tak mengerti apa yang diucapkan Alula. Salah orang? Salah orang, apanya? Jelas-jelas di depan dia sekarang adalah Aludra, bukan orang lain. Bagaimana bisa dia salah orang?"Aku pengen ngomong ini ke kamu supaya enggak salah paham, tapi kamu bisa jaga rahasia enggak?" Alula menurunkan kedua kakinya lalu memandang Damar yang masih nampak kebingungan."Jaga rahasia apa?" tanya Damar. "Kamu ngomong apa sih, Ra? Aku enggak ngerti.""Kamu bisa jaga enggak?" tanya Alula. Sebelum melanjutkan ucapannya, dia meneguk jus jeruk di meja lalu kembali memandang Damar. "Kalau bisa, baru aku bilang. Ini rahasia penting banget soalnya.""Oke, aku bisa jaga," kata Damar tanpa pikir panjang, sementara jantungnya mulai berpacu—harap-harap cemas menunggu ucapan Alula. "Rahasia apa?"Alula mengulurkan kelingkingnya. "Janji dulu," ucapnya. "Kalau rahasia ini bocor, orang yang pertama aku salahin itu kamu."Damar mendesah lalu menyambut kelingking
Read more
90). Ajakan Makan
***[Damar : Sibuk enggak? Pengen ketemu, tapi jangan di rumah. Bisa?]Aludra yang sejak tadi duduk di pinggir kolam hanya mengerutkan keningnya ketika pesan tersebut tiba-tiba saja dikirimkan Damar padanya.Setelah berhari-hari sibuk, dua hari ini Aludra memang bisa bersantai karena sekarang— di rumahnya sudah ada asisten rumah tangga baru. Bi Minah. Bukan dari yayasan, asisten rumah tangga tersebut diambil langsung dari rumah Amanda yang memang mempunyai dua asisten rumah tangga.Selain terpercaya, Bi Minah juga sudah berusia di atas empat puluh tahun dan tentunya sudah menikah dan punya anak. Jadi sangat tidak mungkin kejadian seperti Rania terjadi lagi.Selain asisten rumah tangga, Arka juga mempekerjakan supir di rumahnya untuk mengantar Aludra kemanapun dia ingin pergi. Meskipun, Arka lebih suka sang istri pergi dengannya, tetap saja dia tak bisa berada terus di samping Aludra setiap saat karena sibuk bekerja.Arka tak mau Aludra terkekang. Selagi meminta izin dulu padanya, Arka
Read more
PREV
1
...
7891011
...
34
DMCA.com Protection Status