Share

86). Lepas Kontrasepsi?

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-15 16:18:49

***

"Darimana, Mas?"

Arka yang baru saja masuk ke dalam kamar memandang Aludra yang kini duduk di pinggir kasur. Tadi saat gadis itu mandi, Arka memang turun ke bawah untuk mengunci semua pintu. Tugas yang biasanya dilakukan oleh Rania.

"Habis ngunci pintu," kata Arka. "Udah mandinya?"

"Udah," jawab Aludra. "Kalau belum aku enggak akan ada di sini kali."

"Ah iya, aku lupa," kata Arka.

Menutup pintu kamar lalu menguncinya, dia berjalan mendekati Aludra lalu duduk di samping gadis itu yang ternyata sedang memegangi sesuatu.

"Udah diminumnya?" tanya Arka. Namun, Aludra menggeleng.

Sejak beberapa menit yang lalu dia memang hanya memegangi kemasan pil kontrasepsi tersebut tanpa membukanya, karena tiba-tiba saja Aludra bimbang.

Mendengar ucapan-ucapan Dewa, ternyata bisa membuat Aludra goyah. Entah kenapa, senyuman sang Papa ketika melihat Danial dan Azura membuat Aludra merasa bersalah karena sudah menunda kehamilan.

Dewa sudah menginginkan cucu, sedangkan dirinya harus menunggu Alula kem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
yah kok malah datang bulan sih
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
kode ar ngajak nganu......
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
kasian rara jadi boneka lula
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sebatas Pengantin Pengganti   87). Teror Video

    ***"Yes, telur baladonya jadi!"Satu jam bergelut di dapur, Aludra berseru bahagia memandangi meja makan yang kini sudah diisi berbagai menu makanan. Dua hari tanpa Rania, Aludra mulai belajar mandiri. Tak hanya diucapan, Aludra benar-benar merealisasikan niatnya untuk menjadi istri yang lebih baik lagi. Bangun pagi untuk membereskan rumah dan mencuci pakaian. Siang hari mengisi waktu dengan menyetrika baju Arka dan sekarang—sore hari, Aludra memasakan makanan untuk Arka nanti pulang kerja."Aludra, pinter banget kamu," puji Aludra pada dirinya sendiri. Lagi, berbekal resep di google dia berhasil membuat beberapa menu masakan. Tak hanya telur balado, dia membuat menu lain untuk Arka.Puas memandangi masakkannya, Aludra berjalan menuju rice cooker dan lagi, dia mengukir senyuman melihat nasi yang dia buat sudah matang."Perfect!" kata Aludra. "Setelah ini tinggal mandi terus dandan cantik dan tunggu Mas Arka pulang, yuhu!"Berjalan kembali menuju meja makan, Aludra menutup semua maka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Sebatas Pengantin Pengganti   88). Pernyataan Cinta

    ***"Ya udah kalau gitu aku pulang duluan ya, Sayang. Aku tunggu di apartemen. Awas nanti kalau selesai kelas langsung pulang. Jangan ke mana-mana dulu.""Iya, Sayangku. Nanti aku langsung pulang."Alula mengukir senyum lalu berjinjit untuk mendaratkan sebuah kecupan di pipi Marvel. Pukul empat sore, kelasnya selesai. Namun, kali ini dia tak bisa pulang bersama Marvel karena pria itu harus mengambil kelas terakhir sampai nanti jam enam sore.Marvel dan Alula memang kuliah di universitas yang sama, tapi tentunya mereka mengambil jurusan yang berbeda. Alula mengambil design, sementara Marvel mengambil jurusan bisnis karena nantinya dia akan memegang perusahaan sang papa."Aku pulang ya," kata Alula setelah dia kembali seperti semula.Marvel tersenyum lalu mengusap puncak kepala Alula dengan lembut. "Iya Alula, Sayang. Hati-hati di jalan ya," ucapnya."Siap."Di depan kampus, Alula dan Marvel berpisah. Alula berjalan menuju halte, sementara Marvel kembali ke kelas untuk mengikuti pelajar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Sebatas Pengantin Pengganti   89). Manusia Paling Egois

    ***"Kamu salah orang, Damar.""Maksud kamu?"Damar tentu saja tak mengerti apa yang diucapkan Alula. Salah orang? Salah orang, apanya? Jelas-jelas di depan dia sekarang adalah Aludra, bukan orang lain. Bagaimana bisa dia salah orang?"Aku pengen ngomong ini ke kamu supaya enggak salah paham, tapi kamu bisa jaga rahasia enggak?" Alula menurunkan kedua kakinya lalu memandang Damar yang masih nampak kebingungan."Jaga rahasia apa?" tanya Damar. "Kamu ngomong apa sih, Ra? Aku enggak ngerti.""Kamu bisa jaga enggak?" tanya Alula. Sebelum melanjutkan ucapannya, dia meneguk jus jeruk di meja lalu kembali memandang Damar. "Kalau bisa, baru aku bilang. Ini rahasia penting banget soalnya.""Oke, aku bisa jaga," kata Damar tanpa pikir panjang, sementara jantungnya mulai berpacu—harap-harap cemas menunggu ucapan Alula. "Rahasia apa?"Alula mengulurkan kelingkingnya. "Janji dulu," ucapnya. "Kalau rahasia ini bocor, orang yang pertama aku salahin itu kamu."Damar mendesah lalu menyambut kelingking

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Sebatas Pengantin Pengganti   90). Ajakan Makan

    ***[Damar : Sibuk enggak? Pengen ketemu, tapi jangan di rumah. Bisa?]Aludra yang sejak tadi duduk di pinggir kolam hanya mengerutkan keningnya ketika pesan tersebut tiba-tiba saja dikirimkan Damar padanya.Setelah berhari-hari sibuk, dua hari ini Aludra memang bisa bersantai karena sekarang— di rumahnya sudah ada asisten rumah tangga baru. Bi Minah. Bukan dari yayasan, asisten rumah tangga tersebut diambil langsung dari rumah Amanda yang memang mempunyai dua asisten rumah tangga.Selain terpercaya, Bi Minah juga sudah berusia di atas empat puluh tahun dan tentunya sudah menikah dan punya anak. Jadi sangat tidak mungkin kejadian seperti Rania terjadi lagi.Selain asisten rumah tangga, Arka juga mempekerjakan supir di rumahnya untuk mengantar Aludra kemanapun dia ingin pergi. Meskipun, Arka lebih suka sang istri pergi dengannya, tetap saja dia tak bisa berada terus di samping Aludra setiap saat karena sibuk bekerja.Arka tak mau Aludra terkekang. Selagi meminta izin dulu padanya, Arka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Sebatas Pengantin Pengganti   91). Aludra dan Damar

    ***"Ish."Arka yang sejak tadi mempelajari laporan justru mendesis ketika bayangan Aludra makan siang bersama Damar tiba-tiba saja melintas di pikirannya. Meskipun tak berdua, tetap saja Arka merasa gelisah, tak tahu kenapa."Kenapa, Pak? Apa laporan saya ada yang salah?" Maya yang duduk di depan Arka—menunggu laporannya diperiksa terlihat takut setelah tak sengaja mendengar Arka mendesis."Enggak," jawab Arka. "Kamu tunggu dulu sebentar, ini saya enggak konsen periksa laporannya.""Oh ya, silakan, Pak," kata Maya. Tak mau banyak bicara, dia yang duduk di depan Arka akhirnya memilih diam, sementara Arka mulai membuka kembali berkas bermap kuning yang dia bawa."Oke, udah bagus," kata Arka setelah dia akhirnya selesai membaca juga merevisi laporan tersebut. Meskipun, terkenal baik juga ramah, Arka adalah orang yang perfeksionis. Semua pekerjaan harus bagus termasuk laporan. "Cuman buat aja yang baru. Maksud saya salin laporannya, karena tadi ada kalimat yang saya garis bawahi. Ganti a

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Sebatas Pengantin Pengganti   92). Aludra Cinta Arka

    ***"Kok mau-maunya digituin Alula sih, Ra? Gak capek berkorban terus buat dia?"Bukannya tersinggung atau tak suka dengan ucapan Damar, Aludra hanya tersenyum karena dia rasa Damar sudah cukup tahu dengan jawabab apa yang akan dia lontarkan.Pasalnya, ini bukan sekali Aludra berkorban untuk Alula karena satu alasan yang sama. Balas budi."Malah senyum," celetuk Damar. "Aku nanya lho ini, Ra. Jawab dong.""Panggil aku Alula, baru aku jawab pertanyaan kamu," perintah Aludra sambil melirik Aileen yang masih fokus dengan ponselnya.Terlalu sering Damar memanggilnya dengan sebutan 'Ra', Aludra takut Aileen akan merasa curiga, karena meskipun fokus pada benda pipih di tangannya, Aludra yakin gadis itu sesekali mendengar ucapan dia dan Damar."Ra apaan sih, orang kamu Alud-"Ucapan Damar berhenti paksa ketika dengan sigap, Aludra membekap mulutnya sambil beranjak dari kursi yang dia duduki. "Alula, Damar," kata Aludra menegaskan. "Kamu enggak panggil aku Alula, aku pulang. Makan siang kita

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Sebatas Pengantin Pengganti   93). Laporan Pak Maman

    ***"Jam dua belas."Menghentikan kegiatan kerjanya, Arka melirik arloji yang dia pakai. Sudah pukul dua belas, itu tandanya waktu jam makan siang sudah selesai. Menutup laptop lalu membereskan beberapa berkas penting di meja, Arka tak langsung beranjak. Dia memilih untuk mengambil ponsel di laci lalu bersandar pada kursi kerjanya.Mengecek pesan, Arka mengerutkan kening ketika tak ada satu pun pesan yang dikirimkan Aludra padanya."Lulu udah selesai belum ya makan siangnya," gumam Arka.Penasaran, dia akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan pada Aludra untuk bertanya selesai atau belum makan siang dia dan Damar, atau mungkin Aludra bahkan sudah pulang.[Arka : Lu, makan siangnya udah selesai? Udah pulang? Kenapa enggak telepon atau chat?]Tak terlalu panjang, Arka langsung mengirim pesan tersebut pada Aludra dan tentu saja dia menunggu balasan dari sang istri. Namun, hingga lima menit berlalu balasan tersebut tak kunjung datang—membuat Arka akhirnya beranjak lalu memasukkan ponseln

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Sebatas Pengantin Pengganti   94). Dendam

    ***"Sampai."Menempuh perjalanan hampir dua puluh menit, mercedes benz yang ditumpangi Aludra, Aileen, juga dua orang pria tak dikenal itu akhirnya berhenti di sebuah tempat yang sepi.Bukan rumah kosong atau semacamnya, kedua pria berpakaian hitam itu membawa Aludra juga Aileen ke sebuagmh hutan yang cukup sepi. Namun, tentu saja sampai detik ini Aludra tak bisa tahu di mana dia berada karena sejak tadi pria yang menahannya itu sudah menutup kepalanya dengan kain berwarna hitam.Tak hanya kepala yang ditutup, kedua tangan Aludra pun juga diikat ke belakang layaknya sandera. Seolah kurang—agar Aludra tak berteriak, bibirnya ditutup paksa dengan lakban hitam.Aileen? Selalu tenang ketika tidur, gadis cantik itu sama sekali terganggu dengan apa yang terjadi pada tantenya karena sejak tadi dia tetap tidur."Bawa turun aja langsung apa gimana?" Pria berbaju hitam dengan rambut plontos itu kini bertanya pada temannya yang mengemudi."Kabarin dulu Ibu bos," jawab temannya itu.Ibu bos? Hat

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18

Bab terbaru

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status