Home / CEO / Istri Pengganti CEO Patah Hati / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Istri Pengganti CEO Patah Hati: Chapter 21 - Chapter 30

155 Chapters

Bab. 21.

"Leo, sedang apa kau di sini?" Wajah Celine sedikit memucat karena khawatir Leo mendengar apa yang baru saja dia katakan.''Kau sendiri sedang apa di sini? Aku kebetulan mampir dan melihat kamu masih ada di sini, jadi aku putuskan untuk menunggumu pulang!""Kamu kenapa?" tanya Leo curiga dengan wajah Celine yang pucat pasi bak habis di kejar hewan buas."A-aku ti-tidak apa-apa Le! Aku baik-baik saja." Celine sengaja berbohong."Kamu yakin?" Leo sedikit ragu."Iya, aku baik-baik saja.""Syukurlah, kalau begitu, kita pulang sekarang!"Terang saja Celine mau saat Leo mengajaknya pulang, dia berfikir bagaimana bisa pulang di waktu sore seperti ini.Menaiki motor trail-nya Celine membonceng di belakang dan menjadikan pundak Leo sebagai pegangannya."Kenapa jam segini kau masih ada di sini?""Hah?" Kedap-nya suara yang tertutup helm full face membuat Celine tak mendengar apa yang Leo katakan.
Read more

Bab. 22.

"Bagaimana kalau Tuan Zack mengejar Leo sekarang! Semoga saja Leo baik-baik saja."Dan benar saja, apa yang di khawatirkan Celine kini menjadi kenyataan. dengan mobil sportnya, Zack mengejar Leo dari belakang.Leo yang melihat sebuah mobil mengejarnya dari spion motor segera menarik gas sekencang mungkin, tidak mau kalah darinya, Zack pun demikian hingga mereka terlihat seperti sedang manufer di jalan raya."Sialan! Siapa yang mengejar aku ini, ck!" Leo terlihat tenang sambil menyetir."Tidak akan aku biarkan kau lari begitu saja! Aku pasti akan mendapatkan-mu!"Keduanya memacu kendaraan dengan kecepatan penuh sampai daun kering di jalan berterbangan terkena hembusan angin kecepatan mereka.Melintas terowongan yang begitu gelap dan sepi, menyusuri di sepanjang jalan yang lenggang tanpa lalu lalang warga yang lewat."Aku harus bisa lari darinya!"Suara lonceng kereta terdengar semakin mendekatinya, Leo menoleh ke
Read more

Bab. 23.

Sebagai Laki-Laki normal Zack tentu mengagumi kecantikan istrinya yang sedang berdiri sambil menyiapkan baju untuknya.Perlahan dia berjalan mendekat, namun ketakutan di mata Celine masih ada."Ibu menyuruhku untuk menyiapkan baju untukmu, Tuan." Usai mengatakan itu secepat mungkin Celine pergi dari hadapan Zack takut di interogasi perihal siapa yang mengantarnya pulang.Zack hanya memandang datar sampai sosok itu keluar dari kamar."Bagaimana, apa suamimu sedang bersiap?" tanya Veronica penasaran."Iya, Bu. Tuan sedang bersiap di kamarnya.""Bagus kalau begitu."Sambil menunggu pria tampan itu datang, ke tiga wanita itu mengobrol begitu hangat sambil sesekali terkekeh.Tanpa mereka sadari Zack kini tidak jauh dari mereka dan mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. Dia sadar kalau selama ini gadis yang pergi meninggalkannya tak pernah sehangat ini dengan keluarganya."Ehem!" Suara itu spontan menghe
Read more

Bab. 24.

Zack berdiri di belakang Celine dan menyodorkan kedua tangannya ke depan. Posisinya saat ini seperti sedang memeluk yang membuat Celine sulit untuk bergerak.Dia mengambil pisau kecil lalu memberi contoh bagaimana cara mengiris steak tersebut.Jangan di tanya bagaimana perasaan Celine saat itu. Jantungnya berdegup kencang bisa sedekat itu dengannya."Begitu saja kau tak bisa," pekiknya ketus."Nak Celine, bagaimana kau bisa makan steak kalau yang kamu ambil ini sendok dan garpu. Seharusnya kau mengambil pisau dan garpu untuk memakan." Ucapan Veronica membuat dia merasa sangat bodoh."I-iya, Ibu. Aku memang belum pernah makan makanan seperti ini sebelumnya. Mungkin aku harus banyak belajar dari kalian."Sedikit demi sedikit Celine mencoba mengiris sendiri seperti yang sudah di ajarkan oleh Zack. Melihat Celine yang masih saja kesusahan membuat Granella dan Veronica tersenyum sambil mengunyah makanan di mulutnya.
Read more

Bab. 25.

"Sayang, kamu tau nggak! Malam ini aku bahagia sekali! Akhirnya kita bisa bersama tanpa si tua bangka itu."Sisilia pulang dengan sempoyongan bersama seorang pria yang dia cinta. Tak ada rasa malu sama sekali dia membawa kekasihnya itu pulang ke rumah.Guprak!Tubuhnya yang lemah membuat dia tak sengaja menabrak pintu saat masuk. Mendengar suara keras dari luar, Jesica keluar kamar untuk melihat apa yang terjadi."Mama! Astaga Mama mabuk?" Jesica terkejut Sisilia pulang dengan seorang laki-laki."Hei, siapa kamu! Kenapa kamu kemari dengan Mamaku?""Ah, berisik kamu, anak kecil!" Justru Sisilia-lah yang menjawabnya dengan ketus."Dia pacarku! Kenapa? Apa kamu keberatan?""Pa-pacar, maksud Mama?" Jesica masih belum mengerti kenapa Sisilia mengatakan itu.Padahal selama ini dia mengira kalau Sisilia ibu yang baik untuk keluarganya."Sudah, Sayang. Kau jangan pikirkan ucapan anak kecil ini! Kita ma
Read more

Bab. 26.

Ingin rasanya Celine mendatangi rumah orang tuanya, tapi Zack justru membawanya pulang ke rumah.Di dalam kamar dia merasa tak tenang, Celine berjalan bolak-balik yang membuat kepala Zack menjadi pusing."Hei, apa kau tak bisa tenang? Kepalaku pusing melihatmu yang terus mondar-mandir seperti ini!"Alih-alih mendapat dukungan dari suaminya, dia justru mendapat sentakan suara dari Zack.Mau tidak mau Celine terpaksa duduk dan merebahkan tubuhnya di atas sofa yang mutlak menjadi tempat tidurnya.Matanya terpejam tanpa sadar dia tertidur sampai pagi hari."Sepulang kuliah nanti aku harus datang ke rumah Papa! Aku masih penasaran kenapa Jesica begitu banyak meneleponku."Sedang berangkat ke kampus pun Celine ragu, dia masih takut dengan kejadian kemaren dimana Pak Reinaldi berusaha merenggut kesuciannya. Entah bagaimana nasibnya kini kalau saja dia tidak bisa lepas dari Kungkungan dosen gila itu."Ibu, pulang kuliah
Read more

Bab. 27.

Tanpa Celine ketahui Zack terus saja memandang wajahnya saat dia melakukan aktifitas di dalam kamar.Dengan langkah gagahnya dia mendekat dan spontan mencengkeram wajah Celine sampai dia mendongak ke atas."Kenapa wajahmu?" Suara itu terdengar sangat tegas dengan tindakannya tetapi Celine merasa ada yang beda dari suaminya."Wa-wajahku?" Dia sempat lupa kalau wajahnya baru saja di pukul oleh Sisilia dan masih membekas warna merah di pipinya."Aku-aku tidak apa-apa, Tuan. Aku baik-baik saja.""Jangan bohong kamu! Katakan siapa yang melakukan ini?"Mana mungkin Celine mengatakan kalau ini ulah ibunya, bisa saja Zack mendatangi dan tak segan berbuat kasar pada Sisilia.Maka secepat mungkin dia mencari alasan agar Zack berhenti menginterogasi."Aku tadi ..., kebentur! Iya kebentur. Aduh aku memang bodoh! Harusnya aku lebih hati-hati." Zack justru memicingkan matanya."Ah!"Dia melepas cengkeraman t
Read more

Bab. 28.

"Tuan Zack adalah menantuku!" Bagas mendadak ketakutan saat mengetahui kalau ternyata Zack menantu Sisilia. Perlahan kepalan tangannya melemas."Dia suaminya Celine, Kakaknya Jesica!""Apa kau sudah mendengarnya sendiri? Pergi! Pergi atau aku ..." Zack mengangkat kepalan tangannya kembali.Preman pasar yang terkenal kejam lari tunggang lantung sampai menabrak pintu. Jony yang melihatnya menyembunyikan senyumnya karena di rasa sangat lucu."Sekali lagi kau aku tak kau berbuat kotor di tempat ini, maka akan aku pastikan dia pulang hanya tinggal nyawa!" Lagi-lagi Sisilia sulit menelan ludahnya, takut.Dia menggeleng cepat dengan keringat dingin yang bercucuran dari keningnya."Jony, kita pulang sekarang!""Siap, Tuan!"Baru saja Zack keluar rumah, dia berpapasan dengan Jesica yang baru saja pulang dari sekolahnya.Gadis lincah itu terkejut saat pria tampan bertubuh kekar itu keluar dari rumahnya.
Read more

Bab. 29.

"Astaga, kenapa Tuan Zack tidur di sini!" Celine mengambil selimut dan menutupi tubuh kekar itu sampai ke lehernya agar Zack tidak merasa kedinginan.Selesai mengambil sesuatu di dalam laci meja riasnya, Celine kembali keluar kamar.Kreb!Zack terbangun saat Celine menutup pintu, padahal suara itu tidak kencang, bahkan terdengar halus.Dia memandangi tubuhnya yang sudah terbungkus selimut seketika tersadar kalau selama ini dia tidak pernah melakukan ini padanya, bahkan Zack membiarkan Celine tidur meringkuk kedinginan di atas sofa setiap malam.Dia duduk sambil melamun entah apa yang sedang di pikirkan.***"Ibu, aku pamit untuk ke pasar ikut dengan Delisa! Hari ini aku sangat bosan di rumah, jadi tidak ada salahnya jika aku ikut dengannya.""Pergilah, Nak! Beli apa saja yang kamu inginkan." Betapa baiknya Veronica."Terima kasih, Ibu."Wanita yang kini memakai dress pendek
Read more

Bab. 30.

"Masuk!" Kini mobil yang berhenti di depan Celine tergantikan dengan mobil Zack yang berhenti di depannya dan menyuruhnya untuk masuk."Masuk, aku bilang masuk!"Dengan ragu Celine dan Delisa masuk dalam posisi, Delisa duduk di kursi belakang, sementara Celine duduk di depan di samping Zack menyetir."Siapa tadi?" Celine spontan menoleh ke samping pada Zack yang fokus memandang ke depan."Tadi yang mana, Tuan?""Astaga, kenapa kau begitu bodohnya! Tadi, mobil yang berhenti di depanmu, ck!""Oh, yang mobil tadi? Itu hanya orang yang menanyakan alamat.""Oh," jawab Zack singkat karena sempat memikirkan yang tidak-tidak."Memangnya kenapa, Tuan?""Tidak masalah! Siapapun itu aku tak perduli," jawabnya dengan ketus. Celine hanya menghela nafas kasar karena merasa aneh dengan suaminya ini.Sebentar bertanya, sebentar tak perduli.Tidak banyak suara dari mereka, ketiganya sibuk dengan pikira
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status