Home / CEO / Istri Pengganti CEO Patah Hati / Kabanata 121 - Kabanata 130

Lahat ng Kabanata ng Istri Pengganti CEO Patah Hati: Kabanata 121 - Kabanata 130

155 Kabanata

Bab. 122.

Dua hari kemudian saat Marcel yang tengah meeting bersama para stafnya tiba-tiba ponselnya.Terpaksa dia izin untuk keluar sebentar untuk melihat siapa yang meneleponnya. Marcel memicingkan matanya saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya."Ange."Tak perlu menunggu waktu lama, pemuda tampan itu segera menggeser tombol hijau hingga panggilan kini tersambung."Halo!""Hei, kau dimana sekarang! Aku ada di Louisa Resto, cepat temui aku!""Sekarang aku masih meeting dengan para staf, satu jam lagi aku sampai di lokasi!" Angel melongok mendengar kata satu jam lagi."Astaga, satu jam lagi. Please, aku tak bisa lama-lama disini! Aku akan kembali ke New York secepatnya!"Marcel merasa heran dengan gadis ini, kenapa begitu buru-buru-nya meninggalkan kota kelahiran dia."Aku tidak janji, usai meeting nanti aku langsung ke tempat tujuan."Tut!Tut!Marcel menutup teleponnya, tak perduli dengan apa yang dikatakan oleh gadis itu, walau kendati demikian dia sudah tak bisa fokus lagi dengan
Magbasa pa

Bab. 123.

"Orang tuan Nona pasti sangat senang jika tau kami berhasil membawa pulang Nona!""Lepasin!" Angel terus saja meronta.Melihat kegaduhan di luar tentu sama membuat Marcel keluar dan tak bisa tinggal diam melihat seorang wanita di tangkap oleh dua orang bertubuh besar.Walau dia sendiri tidak mengenal siapa mereka."Heh, lepasin dia!" ujarnya sambil menunjuk ke arah mereka."Kami tidak ada urusannya dengan anda, Tuan. Lebih baik Tuan jangan ikut campur!"Angel membelalakkan matanya saat sebuah mobil yang sangat dia kenal berhenti di hadapannya. Dia berusaha menyembunyikan wajahnya saat melihat siapa yang turun dari mobil tersebut."Da_Daddy!"Dengan gagahnya pria paruh baya itu menghampiri mereka dan menyuruh anak buahnya untuk melepaskan putrinya dengan kode gerak tangan.Kedua anak buah itu spontan melepaskan genggaman tangannya terhadap Angel."Kenapa kau melarikan diri seperti ini? Pulang! M
Magbasa pa

Bab. 124.

"Aku ..., em, aku ..."Melihat gelagat Marcel yang gelagapan, Nyonya Belinda dan Tuan Andrew tak bisa memaksa. Oleh kerena itu mereka mempercayakan kedua anak muda itu untuk bicara."Ya sudah, kalian bicarakan dulu berdua. Setelah itu kabar kami jika dirimu sudah siap memanggil orang tuamu datang kemari.Mereka beranjak dari meja makan meninggalkan Marcel dan Angel berdua. Kini mereka saling pandang dengan tatapan seperti kucing dan anjing sama-sama ingin menerkam."Kenapa kau lakukan ini? Kenapa kau seret aku dalam masalahmu?" tanya Marcel dengan tatapan menakutkan.Dia berdiri dari duduknya dan mendekati Angel. Merasa tak bisa menjawab pertanyaan Marcel, Angel pun bangun dari duduknya dan beranjak pergi, tapi tangan Marcel sigap menarik dan mengungkungnya menempel di dinding.Marcel mengunci tubuh Angel di antara kedua tangannya, wajahnya semakin mendekat seolah akan menciumnya."A_apa yang akan ka_kamu laku_
Magbasa pa

Bab. 125.

"Tapi Baby, apa kau yakin akan kesana?" "Kenapa tidak. Apa kau mau ikut dengan kami?" Celine tersenyum manis.Melihat senyum dari istrinya membuat Zack semakin merasa bersalah.Tanpa menjawab ajakan dari Celine, Zack berjalan lebih dulu masuk ke dalam mobil dan membuka semua pintunya.Mempersilahkan semuanya untuk masuk dan bergegas ke tempat tujuan."Terima kasih, Honey. Kau mau mengantar kita ke sana." Zack membalasnya dengan senyuman kecut.Mobil berjalan begitu kencang, sengaja Zack melakukan itu agar urusan mereka cepat selesai. Rasanya Zack tak ingin berlama-lama berurusan dengan yang namanya Greta jika itu memang benar dirinya.Sesampainya di sana, kepala rumah sakit jiwa menyambut baik kedatangan wanita yang pernah menitipkan pasien di dalam."Selamat siang, Nyonya. Sepertinya ada hal serius, Nyonya membawa banyak orang kemari?" Zack memicingkan matanya heran, kenapa kepala rumah sakit jiwa ini begitu b
Magbasa pa

Bab. 126.

Betapa terkejutnya mereka saat mendapati tanda lahir itu benar-benar ada di lengan kiri Greta.Mata nyonya Gutawa spontan berkaca-kaca, hatinya terasa sesak kala mengingat putrinya yang lama hilang dan sekarang ..."Pah, putri kita. Greta putri kita, Pah," ucapnya dengan nada bergetar.Tuan Charles mengangguk cepat sambil menggigit bibirnya, menahan bulir beling yang hendak terjatuh."Jadi ..., jadi dia benar-benar putri kalian?" Kedua orang tua itu mengangguk serentak. Celine bisa merasakan bagaimana perasaan mereka berdua saat ini.Batinnya merasa teriris, terutama dengan nyonya Gutawa yang merasakan mengandung dia selama 9 bulan dan melahirkannya. Belum puas membesarkan, anak itu hilang entah kemana.Kini sosok itu ada di hadapan mereka, sosok yang di rindukannya selama ini."Benar, Nyonya, dia putri kami. Dia Greta yang selama ini kami cari-cari!"Greta hanya terdiam bingung sambil menggaruk rambut
Magbasa pa

Bab. 127.

"Aku minta kalian diam! Jangan sampai bocorkan tentang masa lalu kepada mereka."Celine dan Veronica saling pandang heran, entah kenapa raut wajah Zack terlihat kesal.Jika memang dia tidak mengizinkan nyonya Gutawa dan tuan Charles tinggal di sini, seharunya dia mengatakan sejak awal.Saat itu juga Granella datang. Gadis yang baru saja pulang kerja dibuat bertanya-tanya mendengar ucapan Zack yang tidak dia sengaja terdengar sampai ke depan."Aku pulang."Namun suasana tampak sepi tanpa ada yang menjawab kepulangan Granella."Adda apa ini? Kenapa kalian terlihat tegang?" tanya Granella penasaran. Masih saja tidak ada jawaban dari mereka, Zack justru bangun dari duduknya dan menjauh pergi dari hadapan mereka."Granella kau sudah pulang?" Celine berusaha mencairkan suasana."Apa yang terjadi pada Kak Zack, Kak? Mereka? Siapa yang dia maksud?""Oh, tidak. Mungkin Kakakmu mungkin hanya sedang lela
Magbasa pa

Bab. 128.

Tok! Tok! Tok!"Marcel buka pintunya!"Di dalam apartemennya Marcel terperanjat kaget saat seseorang mengetuk pintu dari luar begitu keras.Dia bertanya dalam hati, siapa yang datang. Pasalnya selama ini tidak pernah ada orang datang ke tempatnya kecuali menghubunginya lebih dulu lewat sambungan telepon.Tok! Tok!"Marcel buka!"Beberapa ketukan itu membuat dia penasaran, secepat mungkin dia menghampiri untuk melihat siapa yang datang."Angel, sedang apa kau di sini?""Aduh! Itu tidak penting. Kau harus ikut denganku sekarang," gumamnya sambil menarik tangan Marcel seketika."Eits, tunggu! Ada apa ini?""Udah! Nanti aku ceritakan di dalam mobil!"Gadis itu segera menggandeng tangan Marcel dan berlari kecil bergegas membawa pemuda tampan itu pergi."Sebenarnya ini kita mau kemana? Kenapa kau begitu buru-buru." Tetapi Angel tidak menjawab, dia justru memberikan sesuatu pada Marc
Magbasa pa

Bab. 129.

"Ayok silahkan dimakan, Angel. Kau pasti suka masakan ini.""Oh, iya Aunty, suka, aku suka sekali." Sambil menjawab sesekali Angel melirik pada Marcel yang duduk berseberangan dengan kedua orang tua dia.Sedang Angel sendiri duduk sejajar dengan tuan Mickey dan nyonya Amelie.Betapa tidak membuat dia penasaran, Marcel terlihat begitu santai membaur dengan keluarga kaya raya seperti mereka."Sebenarnya siapa kau? Dan dari golongan mana kau berasal," gumamnya dalam hati."Em, Nak Marcel." Marcel seketika mendongakkan wajahnya memandang tuan Mickey yang memanggilnya."Kau bekerja dimana sekarang?" Marcel bingung apa yang harus dia jawab, berkata jujur, atau menyembunyikan identitasnya di hadapan mereka.Kebetulan sekali Angel spontan menjawabnya, namun jawaban itu membuat Marcel dan semuanya tercengang."Oh, calon suami sebagai staf di perusahaan Smart Global Corporation, Uncle. Iya, disana." Marcel spont
Magbasa pa

Bab. 130.

"Ehem, siapa yang menelepon-mu, Nak? Sepertinya penting sekali?""Oh, dia Granella, Adik'ku."Nyonya Amelie spontan membetulkan duduknya menjadi tegak. Terlihat dia begitu antusias setelah Marcel menjawab pertanyaan suaminya yang menanyakan siapa yang meneleponnya.Mengatakan bahwa yang meneleponnya adalah adiknya seolah menjadi angin segar untuk nyonya Amelie. Sekilas dia memikirkan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya."Adikmu? Oiya? Dia pria? Atau ..., sudah berumah tangga, atau ...?"Uhuk! Tapi justru Angel yang tersedak. Banyak sekali pertanyaan yang terlontar dari mulut nyonya Amelie, terlihat dari gelagatnya, sepertinya nyonya Amelie tertarik dengan adiknya Marcel ini.Marcel pun tersenyum karena dia merasakan hal yang sama dengan Angel. Bisa-bisanya nyonya Amelie punya pikiran seperti itu sedangkan Angel saja menolak putranya mentah-mentah."Ya, ya gadis. Adik'ku gadis, masih singgel tapi ya dia s
Magbasa pa

Bab. 131.

Entah mengapa semenjak kejadian itu Angel tak bisa menghilangkan sosok Marcel. Bayangan kekecewaan dia masih menari-nari di pelupuk mata yang membuatnya merasa bersalah.Rasanya ingin sekali mendatangi pemuda itu untuk meminta maaf tetapi rasa malu dan gengsi itu ada."Kenapa aku harus datang ke sana! Memangnya dia siapa aku, pacar bukan, teman juga bukan," gumam Angel kesal.Dia sengaja mengurung diri di dalam kamar agar tidak ada yang mengganggunya.Tetapi ternyata keinginannya tidak seperti peda kenyataannya, nyonya Amelie mengetuk pintu dan menyuruhnya untuk ikut bersamanya.Lama tak pergi dengan putrinya membuat nyonya Amelie rindu dan sekarang dia berniat untuk mengajak Angel pergi.Tok! Tok!"Angel, kau sedang apa di dalam? Keluar, ikut Mommy ke butik sekarang!""Ke butik?"Memang sudah lama dia tidak mendatangi butik baju milik orang tuanya itu, dari semenjak dia kabur dari rumah.Padah
Magbasa pa
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status