Home / CEO / Istri Pengganti CEO Patah Hati / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Istri Pengganti CEO Patah Hati: Chapter 141 - Chapter 150

155 Chapters

Bab. 142.

"Waow, indah sekali apartemen-mu ini, Cel. Itu ..., itu foto keluargamu?" Angel mendekat melihat foto keluarga yang cukup besar Marcel pajang di ruang tamu apartemennya.Dalam foto tersebut tampak Tuan Melky dan Veronica duduk di atas kursi, sementara Veronica memangku Granella yang masih kecil berusia kurang lebih 7 tahun.Dua bocah tampan berdiri di belakang mereka masing-masing menyentuh pundak orang tuanya.Dalam foto tersebut mereka terlihat begitu hangat, saling menyayangi satu sama lain."Iya itu foto keluargaku, dia Papa, Mama, Zack. Em, Kak Zack maksudku. Aku biasa manggil hanya dengan namanya saja." Angel tersenyum pada Marcel."Dan dia Adik wanitaku satu-satunya, Granella.""Adik yang kau ceritakan kemaren? Di rumah Uncle Mickey?" Marcel mengangguk."Astaga, ternyata dia begitu cantik. Andai saja Uncle Mickey melihatnya pasti dia kekeh ingin menjodohkan Edward dengan Adikmu ini." Mereka terkekeh.
Read more

Bab. 143.

Belum terdengar suara nyonya Jenny bicara, terdengar suara sesenggukan lebih dulu lewat sambungan teleponnya dengan Marcel.Marcel bertanya-tanya, apa yang terjadi pada kline-nya ini. Untuk mengetahui apa yang telah terjadi, Marcel menggeser tombol hijau pada layar ponselnya hingga tersambung."Halo, iya bagaimana Nyonya Jenny. Kenapa anda menangis?""Tuan Marcel, saya minta maaf karena tidak bisa datang, saya sedang berduka saat ini. Suami saya meninggal dunia. Dia kecelakaan dan kami masih berada di rumah sakit sekarang!"Sebelum mengetahui apa alasan wanita tersebut membatalkan pertemuannya, ingin rasanya Marcel marah terhadapnya.Awalnya dia mengira kalau nyonya Jenny cuma mengerjai dia, tetapi rasa amarah itu mendadak hilang saat tau alasan wanita itu membatalkan pertemuannya. "Saya turut berduka cita, Nyonya. Its ok, tidak masalah, pertemuan ini kita lanjutkan nanti setelah Anda siap.""Terima kasih, Tuan. Kalau b
Read more

Bab. 144.

Sebuah foto kebersamaannya dengan Alex dulu masih tersimpan di dalam lemari. Foto itu terjatuh pada saat Granella mengambil mantel di dalamnya.Sakit hati kala mengingat pria yang yang pergi dengan wanita lain karena alasan yang tidak masuk akal.Tidak bisa dipungkiri kalau Granella masih memiliki rasa sayang terhadapnya walau rasa itu kini mulai menipis dan memudar seiring berjalannya waktu.Granella mengambil foto itu dengan sangat pelan dan memandanginya sejenak.Bret!Puas memandang sosok pria di dalam foto tersebut, kini lembaran kertas itu dia sobek menjadi berkeping-keping."Untuk apa aku masih menyimpan kenangan bersamanya, lebih baik aku buang semuanya."Gadis itu dengan lincahnya keluar kamar dan menemui Celine yang sedang duduk bersama Veronica.Veronica sudah menceritakan pada menantunya itu apa yang dia rasa setiap kali anaknya akan pergi ke luar kota."Ibu, Granella kemari" ucap Celine.
Read more

Bab. 145.

"Mau apa lagi kau kemari? Apa belum puas kau menyakiti hatiku, hah?" Mata Granella spontan berkaca-kaca.Bisa-bisanya pria ini datang kembali dan menggores luka yang sempat mengering.Rasa sakit hati yang sempat mereda kini muncul kembali seiring dengan kedatangannya."Granella, aku minta maaf. Tolong maafkan aku, sekarang aku sadar kalau aku tak bisa hidup tanpamu!" Tapi Granella sudah terlanjur kecewa."Aku ingin kembali padamu! Aku janji, aku tidak akan mengkhianati dirimu lagi! Tolong maafkan aku!"Alex berusaha meraih tangan Granella tapi dia tepis dengan kasar bahkan Granella tidak ingin melihat wajahnya sedikit pun.Dadanya berdegup kencang kala mengingat penghianatan yang dilakukan olehnya."Aku sudah memaafkan-mu! Sekarang pergilah, dan jangan pernah datang kembali!""Tapi Granella, aku ingin kembali padamu! Tolong beri aku kesempatan sekali lagi untuk membuktikan kalau aku tidak main-main denganmu!"
Read more

Bab. 146.

"Mah, Kak. Aku berangkat sekarang. Doakan aku selamat sampai tujuan.""Kamu jangan lupa untuk menghubungi Mama ketika sampai di sana, Granella.""Tentu saja, Mah. Aku pasti akan merindukan kalian!" Tak lupa Granella mencium pipi kakak dan kiri Veronica dan juga Celine yang turut mengantarnya sampai di depan rumah.Sementara Jony sudah menunggunya di mobil dan bersiap membukakan pintu untuk Nona majikannya itu.Diantar oleh anak buah kakaknya, Granella pergi ke bandara untuk bertemu dengan Berlian si manager dan Louise salah satu staf yang sudah menunggu di sana."Astaga, sorry aku terlambat! Kalian pasti sudah menungguku cukup lama kan? Astaga, di rumah tidak ada satu orang pun yang membangunkan aku!"Walau sudah terlihat lelah tapi mereka tak memperlihatkan rasa lelahnya di hadapan direktur utamanya.Pasalnya Granella sendiri yang membuat jadwal keberangkatan pagi-pagi, dia sendiri yang mulur sampai siang har
Read more

Bab. 147.

"Hoam." Granella bangun sambil menggeliatkan tubuhnya. Melihat ke luar kamar tampak jelas pemandangan yang begitu indah gugusan bukit yang dihujani salju tipis hingga daratan nyaris berwarna putih.Dia menoleh pada ponselnya yang bergetar tanpa dering di atas meja. Merasa penasaran siapa yang menelepon, dia segera mengambil dan melihat nama yang ada."Tuan Erdo."Sambil berjalan menuju balkon Granella mengangkat panggilan dari pengusaha itu."Halo, iya Tuan Erdo. Apa kabar?""Kabar baik, Nona Granella. Bagaimana, apa Nona sudah sampai di negeri saya ini?" Suara bas terdengar dari sambungan telepon itu. Suara itu terdengar sangat ramah "Oh, sudah dari kemaren sore saya sampai di sini, Tuan. Jadi kapan kita bisa ketemuan?""Boleh siang ini jam 10 mungkin kita bisa sekalian makan siang bersama?" Pria paruh baya itu memang sedikit genit walau sebenarnya Granella tau kalau Tuan Erdo ini orang yang baik.Ha
Read more

Bab. 148.

"Em, Berlian, Louise tunggu!""Iya, Nona.""Sekarang kalian bebas untuk kemana aja, aku pun akan mencari dimana tempat tinggal Kakak'ku di sini, pulang nanti kita akan bertemu di hotel ini lagi."Kedua bawahannya itu seperti mendapatkan kesempatan emas untuk mengunjungi tempat-tempat indah di kota itu tanpa gangguan soal pekerjaan."Sungguh, Nona?""Iya, bersenang-senanglah kalian, selamat berlibur!"Berpisah dari hotel yang sama mereka berpencar ke tempat tujuan masing-masing.Granella beranjak ke kota lain untuk mencari keberadaan Marcel sekarang."Kak Marcel pasti terkejut kalau tau tiba-tiba aku ada di sini."Menaiki sebuah taksi Granella duduk di kursi belakang sambil memandang indahnya kota tersebut.Laju kendaraan terhenti saat lampu lalu lalu lintas menunjukan warna merah. Dari kejauhan tak sengaja Granella melihat seorang pria tua yang berdiri sambil memegangi kepalanya yang terasa sak
Read more

Bab. 149.

"Ok, Nak. Kau di sini saja, biar aku yang menghubungi Kakak kamu itu.""Apa Uncle yakin?" Pasalnya Granella sendiri tidak yakin kalau tuan Mickey ini mengenal kakaknya. Begitu juga dengan Edward dan nyonya Amelie yang saling pandang dengan pikiran masing-masing."Kenapa tidak, tunggu!"Tuan Mickey mengambil ponselnya lalu menghubungi Marcel yang kini berada di kantornya."Halo, Tuan Mickey ada yang bisa saya bantu?" Suara Marcel dari sambungan telepon."Tuan muda Welyoston, bisa kan anda datang ke rumahku sekarang juga?" Granella membelalakkan matanya saat tuan Mickey menyebut nama tuan muda Welyoston. Itu artinya tuan Mickey memang mengenal kakaknya."Ada hal yang sangat penting yang harus ada ketahui sekarang juga!""Kalau boleh tau, apa hal penting itu, Tuan. Karena saya tidak punya banyak waktu untuk berleha-leha.""Oh, tentu ini sangat penting, Tuan." Tuan Mickey melirik pada Granella."D
Read more

Bab. 150.

"Astaga, kenapa aku sampai lupa untuk ke belakang! Ok, makasih Edward, aku ke belakang dulu!" Edward menunjukan toilet dengan tangannya.Dia beranjak lebih dulu kembali ke kamar poppy-nya bergabung bersama Marcel dan mommy-nya.Obrolan mereka serasa menyenangkan baginya, padahal biasanya Edward sendiri enggan untuk berkumpul."Betulkan, Edward. Kalau menurutmu bagaimana jika Poppy menanam saham di perusahaan milik Nona Granella. Jadi komunikasi kita bisa terus berlanjut."Edward menghela nafas kasar sebelum bicara, "Iya, itu ide yang bagus, Pih. Tapi apa Poppy yakin kalau Nona Granella bakal menerima tawaran itu?""Nanti kita tanyakan langsung pada Nona Granella." Tuan Mickey terlihat begitu bersemangat.Tak berapa lama kemudian, Granella keluar dari kamar mandi, tuan Mickey mengatakan niatnya itu pada gadis ini untuk mengajaknya kerja sama.Semula Granella tidak yakin dan mengira kalau tuan Mickey hanya bercanda.
Read more

Bab. 151.

"Baby, aku berangkat dulu. Kamu baik-baik di rumah, jaga bayi kita dengan baik!""Kau hati-hati Honey, jangan pulang terlambat, atau aku akan merajuk?" ucap Celine pura-pura cemberut."Kau tidak perlu khawatir! Akan ku habiskan waktuku untuk kalian yang tersayang." Zack memeluk tubuh istrinya dengan sangat erat sambil menciumi pucuk kepalanya.Usai melakukan itu, dia pergi untuk bekerja setelah mengecup kening sang istri. Usia kandungan Celine yang semakin membesar membuat dia cepat lelah dan memerlukan banyak istirahat.Zack tak pernah lama di kantor setelah tau kalau istrinya hamil untuk yang kedua kalinya.Dia menjadi calon Daddy yang siaga, akan tetapi tuntutan pekerjaan membuat dia harus absen berangkat walau hanya beberapa jam saja di kantornya."Suamimu sudah berangkat?" tanya Veronica."Baru saja, Ibu. Hari ini Honey ada meeting dengan para stafnya, dia bilang ada rencana baru yang akan di buat oleh perusahaannya
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status