Home / Fantasi / Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

21. Dari dunia lain

"Papi, aku mau pulang kampung hari ini juga. Nanti tolong bilangin ke mami ya!" ucap Sarah kepada Teguh."Loh, bukanya tadi pagi kamu bilang nggak mau?""Aku berubah pikiran! Mas Juned bilang, dia mau ngurus surat perceraian dengan wanita itu. Aku akan datang membantunya sekaligus ketemu teman lama!" Sarah menggendong sebuah tas besar dan beranjak pergi dengan tergesa-gesa.Teguh mengikuti putrinya hingga ke depan rumah. Gadis itu tampak mendorong sebuah motor besar bermerk Fast Kancil H5N1. Motor ini merupakan motor tercepat dengan kecepatan tertinggi 250 mph. Motor ini adalah motor lokal dilengkapi dengan mesin 999cc supercharged inline-four yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 313 horsepower."Pake motor?" tanya Teguh mengernyitkan dahi. "Perjalanan malam, sangat berbahaya. Ini sangat beresiko!""Tenang aja, Papi. Aku akan berhenti di Cirebon dan melanjutkan perjalanan di pagi hari."Sementara itu, di Rumah Makan BaKul, lagi-lagi Junaedi mengurungkan niatnya untuk pulang dan kemb
Read more

22. Pisau daging

"Bagaimana Pak Bos bisa tau? Apakah Pak Bos juga ..." Mulut Nawang Wulan terbungkam."Ssst. Jangan katakan apapun tentang hal itu di keramaian!" Junaedi menutup mulutnya rapat-rapat, hingga gadis itu mengangguk paham. "Datang ke ruang manajer setelah rumah makan ini tutup. Aku akan menunggumu sebelum pulang.""Baik, Pak Bos!"Waktu pun cepat sekali berlalu. Sampai tiba waktu jam 9 malam. Junaedi menunggu gadis itu di ruangannya. Karena ini adalah rahasia mereka berdua, Junaedi meminta Jamelah agar menunggunya di depan ruangan. Mereka berdua mengobrol cukup panjang hingga waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB.Nama aslinya adalah Sera Yu. Di dunianya, dia seorang pendekar wanita muda yang tangguh lagi dihormati. Gadis bernama Nawang Wulan yang ia tempati tubuhnya, adalah seorang gadis idiot yang sangat dibenci. Bahkan keluarganya sangat menginginkan nyawanya. Dia dibuang ke sungai dan mati tenggelam.Jiwanya terjebak di tubuh gadis itu dalam keadaan sekarat. Dan waktu itu yang menolongnya
Read more

23. Sarah

Junaedi sudah berusaha menjelaskan, bahwa dirinya juga kehilangan pisau itu dan mencari-carinya semalam. Namun, tidak ada yang percaya. Dan karena CCTV di bagian dapur masih ternodai oleh permen karet yang melekat, sehingga tidak bisa memunculkan sebuah bukti bahwa pisau miliknya hilang.Jamelah mengintai dari ruang belakang. Dia masih bimbang, apakah harus menghampiri majikannya dan membantunya, atau membiarkan ia menyelesaikan masalahnya sendiri.Ketika dua polisi itu memaksa membawa Junaedi untuk dimintai keterangan ke kantor, Sebuah motor besar bermerk Fast Kancil H5N1 berhenti di depan rumah Junaedi."Tunggu!" cegah seseorang masih duduk di motor besar itu. "Ada masalah apa ini?" Orang itu membuka helm yang dikenakannya.Tampak seorang gadis cantik, langsing, putih bersih, dan berambut hitam lebat, tergerai berhamburan terkena terpaan angin sepoy-sepoy."Sarah!" seru Joko dan Juki serempak.Joko dan Juki si kembar yang tergila-gila dengan sepupunya sendiritapi tak terbalaskan. Sa
Read more

24. Bercerai

"Kita sudah bersama sejak kecil dan kamu sering muncul di layar kerjaku. Bagaimana mungkin aku tidak bisa mengenalimu?" ujar Sarah.Jamelah dan Sarah adalah teman bangku sekolah selama 12 tahun. Mereka berpisah saat melanjutkan ke jenjang pendidikan perguruan tinggi. Sarah ikut orang tuanya ke luar kota, sedangkan Jamelah tetap berada di kampungnya."Ssst! Ayo mengobrol saat kakak sepupumu tidak di rumah!" bisik Jamelah."Ehem!" Junaedi berdeham meminta perhatian mereka. "Apa yang kalian bicarakan?" tanya Junaedi sembari menyeruput wedang yang disajikan."Jamelah bilang, dia menyukai Mas Juned. Pffft!" celetuk Sarah asal ceplos.Spontan, Junaedi menyemburkan wedang yang sedang dinikmatinya. Adapun Jamelah, berusaha menyembunyikan ekspresi wajahnya dan segera berpaling beranjak pergi ke dapur."Apa yang kamu katakan? Apa kamu sedang bermain sebuah lelucon denganku?" ujar Junaedi kepada Sarah."Terserah Mas Juned mau percaya atau tidak. Aku dan Jamelah adalah teman masa sekolah. Mas Jun
Read more

25. Marina sebagai target

Tapi, dari mana mereka masuk? Junaedi menelusuri seluruh ruangan dari ruang manajer hingga dapur. Dia mendapati jendela dapur tidak terkunci, dan juga di sana ada jejak tangan dan kaki seseorang.Sementara itu, Jamelah berinisiatif mengambil selang panjang dan sabun dan membersihkan mulai dari ruangan tempat makan para pelanggan. Setelah ruangan terpenuhi oleh aroma semerbak sabun, Sarah dan Marina mulai ikut membantu."Sarah, tolong cek CCTV!" ujar Junaedi kepada sepupunya.Sarah pun mengambil sebuah tas dari mobil dan meletakannya di atas meja. Sebuah laptop berwarna hitam silver dengan merk Aweet keluar dari dalam tas itu. Ia pun membuka laptopnya dan mengecek riwayat rekaman CCTV di sana.Junaedi menghampirinya untuk menyaksikan. Di dapur pada pukul 23.00, tampak seseorang berhasil mencongkel jendela, hingga terbuka. Seseorang dengan tutup kepala hitam, diam-diam menjarah dalam kegelapan dengan membawa sebuah karung kecil penuh bercak darah.Orang itu melangkah menuju tempat maka
Read more

26. Juragan ayam

Dua orang itu berpisah berlari ke arah yang berlawanan. Junaedi mengejar yang berlari ke sebelah kiri yaitu jalan setapak komplek pedesaan. Sedangkan Jamelah, mengejar yang berlari ke sebelah kanan yaitu jalan setapak yang sisi kanan dan kirinya adalah pekarangan kosong.Kebetulan, desa tempat Marina tinggal, merupakan daerah kekuasaan dari teman ayah Jamelah. Gadis itu menghubungi anak dari teman ayahnya untuk membantunya."Sangli, ngeronda nggak?" ujar Jamelah lewat telepon di ponsel jadulnya sambil berlari mengejar orang itu."Iya nih! Lagi rame, Mil. Kenapa? Tumben telpon?" jawab Sangli.Sangli adalah anak dari seorang juragan ayam sukses di desanya. Ayahnya yang lahir dari kalangan keluarga miskin, ternyata disukai oleh gadis kota dari keluarga konglomerat. Hal ini membuat hidupnya berubah drastris dari seorang yang melarat menjadi seorang juragan."Aku lagi kejar seseorang di jalan setapak. Dia lari ke pos ronda komplek kandang ayam situ!" kata Jamelah.Tanpa Jamelah menjelaskan
Read more

27. Dikubur hidup-hidup

Sarah mencoba untuk meretas semua CCTV yang berada di jalan ini. Saat dia sedang terfokuskan pada laptopnya, Marina melihat Ambar dari kaca spion. Wanita itu membawa sebuah obor dari belakang mobil mendatangi mereka.Gadis berambut sebahu itu, menepuk-nepuk pundak Sarah seraya berkata, "Sarah, lihat! Ambar datang membawa obor di belakang!""Apa!"Spontan, Sarah langsung menengok ke belakang dan melihat wanita itu melangkah lebar mendekati mereka, dengan sebuah obor di tangannya."Wanita gila itu ... apa dia mau bakar mobil?" Sarah memasukkan kembali laptopnya ke dalam tas dan beranjak turun dari mobil bersama Marina.Melihat keduanya keluar dari mobil, sontak Ambar segera melempar obor di tangannya. Sarah menangkis obor tersebut dengan mengibaskan tas gendongnya. Obor terjatuh berguling di tanah dan nyala api pun padam.Ternyata, Ambar tidak hanya sendiri. Tiga orang lelaki muncul di belakang mengikutinya."Tangkap mereka! Aku ingin menguliti tubuh mereka dan mencincang habis daging-d
Read more

28. Di rumah sang juragan

"Awaaaas!" Junaedi segera menarik tangan Jamelah, hingga jatuh ke dalam pelukannya.Jleb!Linggis yang diayunkan pria itu pun menancap di tanah cukup dalam."Huh! Hampir saja!" ujar Junaedi menghembuskan napas lega."Apakah yang berada di belakang saya saat ini adalah seorang pria tua bertopi, Pak Juned?" tanya Jamelah."Benar."Jamelah segera melepas pelukannya dan berbisik kepada lelaki di hadapannya. "Pak Juned, gunakan punggung saya sebagai tumpuan Anda untuk melompat. Lesatkan sebuah tendangan dengan kepala pak tua itu sebagai target!"Kedua tangan Junaedi mulai menumpu di bagian sisi lubang tanah yang berbentuk petak. Dia melompat dan menjadikan punggung Jamelah sebagai tumpuan pada kakinya, sembari menendang kepala pak tua itu yang masih berusaha mencabut linggis yang menancap.Buak!Pria itu terhempas menubruk semak-semak. Junaedi segera membantu Jamelah keluar dari lubang. "Cepat pergi! Kita tidak tau seberapa banyak pengikutnya. Mereka terus berdatangan tanpa kita duga. Dan
Read more

29. Gadis kecil yang terlupakan

Di rumah Marina, Sangli tidak peduli dengan sikap Sarah yang sangat cuek terhadapnya. Pemuda itu terus meninjau segala hal apa yang dilakukan olehnya. Tanpa diduga, ia melihat Jamelah dengan seorang lelaki sedang duduk bersandar di pojok halaman rumahnya.Sarah merasa lega karena setidaknya, sekarang mereka berdua dalam keadaan aman."Tunggu ... tunggu! Itu kan rumah gue!" celetuk Sangli tanpa sadar memegang bahu Sarah dan kepalanya nyelonong mendekat ke layar laptop.Tindakannya, spontan membuat Sarah bergerak minggir. "Rumahmu?"Rupanya, secara tidak sengaja Sarah juga meretas CCTV yang di pasang depan pintu rumah Sangli."Iya, itu rumah gue!" tegas Sangli meyakinkan. "Tapi ... bdw, siapa laki-laki di samping Jamelah?"Satu detik, mata Sangli dan Sarah saling menatap."Emm, dia ... pacarnya," jawab Sarah segera mengalihkan pandangan ke arah lain."Pacar? Bukanya dia ..."Sarah reflek langsung membungkam mulut Marina yang hendak membeberkan kebenaran."Oh, kalo gitu, biar gue telpon
Read more

30. Kamera tersembunyi

"Makanlah! Yang tadi Tante ucapkan lupain aja ya, nggak usah diambil hati. Sangli bilang, kalian nginep aja di sini semalam. Biar dia yang jagain temenmu di rumahnya. Kebetulan dia kan lagi ada tugas ngeronda," ujar Yulie."Makasih, Tante!" balas Jamelah.Kemudian Yulie pun undur diri menyusul suaminya, sedangkan mereka menyantap makanan yang dihidangkan.Junaedi masih terus terpaku pada sosok gadis di sampingnya. Dalam benaknya bertanya-tanya, apa tujuan gadis itu tiba-tiba datang memasuki kehidupannya? Lelaki itu merasa ada sesuatu hal yang penting telah dilupakan oleh sang pemilik tubuh.Tatapan Junaedi sedikit membuat Jamelah merasa risih. "Mengapa Anda terus menatap saya seperti itu, Pak? Emm, maksud saya, Mas?""Apa kita pernah memiliki hubungan di masa lalu? Apa tujuanmu tiba-tiba datang dan meminta pekerjaan padaku?" ucap Junaedi menatap tajam gadis itu.Beberapa detik mata mereka bertemu. Namun, Jamelah segera menundukan pandangannya dan berkata, "Entah apa yang membuat Anda
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status