Beranda / Pendekar / Legenda Dewa Cahaya / Bab 281 - Bab 290

Semua Bab Legenda Dewa Cahaya: Bab 281 - Bab 290

574 Bab

280.Perselisihan

Kahiyang Dewi dan Hu Shi Yun menatap kearah depan dimana 500 tombak dihadapan mereka melayang Dewi Biru didalam formasi perisai Kubus Biru miliknya. Sama halnya dengan Istana Jiangsu yang melayang di udara karena tanah dibawah perisai telah menghilang karena ledakan, Kahiyang Dewi dan Hu Shi Yun pun juga sama.Mereka saling berpandangan. Tiba-tiba kedua mata Dewi Biru menyala biru pertanda dia hendak bertindak saat melihat Bara yang berada bersama dua wanita cantik. Rasa cemburunya muncul secara tiba-tiba. Namun, belum juga dia beranjak, Kahiyang Dewi sudah menghilang dari tempatnya dan tahu-tahu sudah melayang didepan Dewi Biru hanya dalam sekejap mata saja!"Kau...!"Kahiyang Dewi tersenyum."Jangan buang tenaga hanya untuk pertarungan yang tidak penting. Masalah besar sudah ada didepan mata. Dewi Biru, katakan padaku, apa alasanmu membiarkan Bara Sena terluka parah seperti itu? Bukankah kau begitu mencintai dirinya?" tanya Kahiyang Dewi dengan nada dingin.Dewi Biru tersenyum tipi
Baca selengkapnya

281.Ujian Pagoda Dewa

Dewi Biru terkejut saat tiba-tiba muncul serangan dari dalam tanah. Karena kakinya sudah dicengkram oleh tangan bersisik ungu tersebut, tidak ada pilihan lain selain menyerang sosok yang tidak lain adalah Raja Iblis Orochi!Bagaimana bisa dia masih hidup setelah mendapat hantaman yang dahsyat dari Naga Es Berkepala Tiga dan kekuatan Bola Hitam?Saat ledakan dahsyat itu terjadi, Raja Iblis Orochi tidak bisa kemana-mana lagi selain bertaruh nyawa di dalam perisai Pilar Ungu raksasa milik Bara Sena yang mengurung nya.Namun saat perisai itu ternyata jebol karena Bara Sena tidak kuasa menahan ledakannya, Orochi melihat ada sedikit kesempatan untuk dirinya bisa bertahan hidup. Sebelum tubuhnya benar-benar hancur oleh ledakan, dia merobek dagingnya sendiri lalu melemparkan nya ke tanah yang ada di bawahnya setelah sedikit memberikan tenaga dalam agar potongan dagingnya tersebut selamat dari ledakan.Pertaruhan Orochi cukup berhasil meski dia harus kehilangan sebagian besar kekuatannya karen
Baca selengkapnya

282.Ujian Pagoda Dewa(2)

Song Yue dan Zhou Yin masuk secara bersama-sama. Namun saat mereka masuk kedalam lantai pertama, mereka terpisah dengan sendirinya. Begitu juga dengan yang lainnya termasuk Yue Fei. Meskipun perutnya semakin besar dan kelahiran semakin dekat, dia nekat masuk kedalam lantai ujian Pagoda Dewa.Setelah semua orang masuk kedalam gerbang merah, tersisa Jung Seo dan Kahiyang Dewi yang masih berdiri disana."Apakah kau tetap akan masuk ke dalam lantai ujian?" tanya Shi Yun sambil menatap Jung Seo yang berwujud balita usia 3 tahun.Dengan wajah cemberut bocah kecil itu berkacak pinggang."Tentu saja. Waktu itu aku belum selesai di lantai 10. Aku ingin menyelesaikannya!" kata Jung Seo.Shi Yun menoleh kearah Kahiyang Dewi seolah meminta persetujuan. Wanita cantik itu hanya menganggukkan kepala pertanda dia setuju."Bailklah, lantai 10 adalah lantai yang cukup berat. Dengan kemampuan Api Neraka Yeomra, aku rasa kau bisa menyelesaikan tantangan dengan lebih cepat, Jung Seo," ucap Shi Yun sambil
Baca selengkapnya

283.Lahirnya Anak Pertama

Yue Fei mengusap perutnya yang terasa mulas. Dia berlutut karena tak kuat lagi untuk berdiri. Wajahnya mengernyit menahan sakit saat perutnya yang sudah sangat besar tersebut bergerak-gerak."Ukh...! Nak...apakah kau akan segera keluar...?"Perut Yue Fei semakin bergerak tak beraturan. Hal itu tentu saja membuat Yue Fei semakin kesakitan. Sementara itu, sosok tinggi besar dengan wajah seperti seekor ikan hiu menyeringai lebar sambil melangkah mendekati Yue Fei.Sosok itu adalah Raja Laut Suro yang pada jaman dulu kala pernah dikalahkan oleh Dewa Hong karena berani memasuki wilayah perairan Utara, dimana itu adalah tempat yang berada dalam pengawasan Dewa tersebut."Dalam keadaan seperti ini kau akan segera melahirkan seorang anak...Hmmm...Pasti terasa sangat empuk daging bayi yang masih merah...Hahaha!"Yue Fei hanya bisa menatap sosok itu sambil mengernyit menahan sakit. Saat jarak Raja Suro semakin dekat, Yue Fei segera menggunakan pedang Es di tangannya. Dia hujamkan pedang tersebu
Baca selengkapnya

284.Antasena

Yang Yue Fei benar-benar tak habis pikir dengan bayi yang baru saja dia lahirkan. Bayi itu mengaku bernama Antasena dan mengatakan bahwa dia mendapat nama dari seorang paman berwujud manusia kepala gajah yang tidak lain dan tidak bukan adalah Dewa Ganesha."Aku bisa lebih cepat berkembang karena tempat ini. Seharusnya aku tetap sama seperti bayi-bayi lain yang baru lahir. Tempat ini, membuat diriku cepat berkembang..." kata Antasena."Jadi begitu ya... Lalu, apakah kau sudah tahu siapa ayahmu?" tanya Yue Fei.Bayi yang baru saja lahir itu menyeringai. Hal itu membuat Yue Fei berpikir bahwa anaknya tersebut tidak ada lucu-lucunya sama sekali karena di usianya yang masih sangat kecil sudah bisa berbincang-bincang dengan dirinya. Apalagi setelah baru saja dia melihat bayi itu meyeringai layaknya orang dewasa. "Benarkah aku melahirkan anak seperti ini? " batin Yue Fei. "Tentu saja aku tahu siapa ayahku. Dia bukan ayah yang baik," kata Antasena. Kedua mata Yue Fei membesar mendengar uca
Baca selengkapnya

285.Menemui Dewi Biru

Bara Sena dan Hu Shi Yun mencari keberadaan istana Jiangsu yang menghilang dari tempatnya. Setelah cukup lama mencari, akhirnya mereka menemukan istana yang saat ini bergeser sejauh hampir seribu tombak dari tempat semula.Saat kedua orang itu datang dan mendarat di gerbang istana, semua orang menyambutnya termasuk ribuan Pasukan Kematian milik Kaisar Zhou Yin.Mereka semua memberikan penghormatan kepada Bara Sena yang dianggap sebagai pahlawan.Raja Xue menyambut kedatangan Bara didepan halaman istana bersama sang putri, Xue Ruo."Menantuku, sepertinya kau harus segera menemui dua orang itu..." kata Raja Xue.Bara mengangguk. Dia menoleh kearah Xuer Ruo, gadis yang belum lama dia nikahi. Pemuda itu mendapat kabar tidak mengenakkan dari Hu Shi Yun mengenai Dewi Biru yang tidak berusaha membantunya."Adik, aku ingin bicara denganmu setelah urusan dengan dua orang itu selesai," ucap Bara lalu melangkah memasuki istana di ikuti oleh
Baca selengkapnya

286.Raja Suro

Bara Sena menatap cincin yang ada di tangannya. Lalu dia pun membandingkan dengan cincin akik ijo miliknya."Bentuknya sama..." gumam nya."Tentu saja sama. Karena cincin yang kau kenakan adalah cincin Raja Iblis Neraka yang lainnya. Sebenarnya aku merasa aneh dengan cincin yang kau kenakan, bagaimana bisa kau mengenakan cinci iblis itu?" tanya Dewi Biru.Bara menatap kearah Dewi Biru lalu berganti menatap Xue Ruo. Dua sosok yang berbeda. Tapi keduanya sudah sah menjadi istrinya."Aku mendapatka cincin akik ijo ini dari Ganesha. Dan tanpa aku duga, aku bertemu dengan pemiliknya yang sudah mati di Makam Bukit Batu yang ada di Hutan Kematian," kata Bara."Ganesha? Bagaimana bisa dia memiliki cincin itu?" gumam Dewi Biru sambil mengelus dagunya. Dia mondar-mandir sambil mengernyitkan kening. Terlihat bahwa dia tengah berpikir keras."Kau sudha tahu bukan, bahwa dia adalah anak Dewi Durga?" tanya Bara membuat Dewi Biru tersentak
Baca selengkapnya

287.Lantai Kedua

Bara menatap dua peti yang ada didepan nya. Itu adalah hadiah yang dia dapatkan setelah menyelesaikan ujian di lanta pertama. "Harus memilih salah satu ya? Hm... Sepertinya, peti kayu memiliki sesuatu yang bagus. Tapi, peti besi juga membuatku penasaran..." gumam pemuda tersebut. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Bara pun mengambil peti kayu dimana didalamnya terdapat senjata Pedang tingkat bumi. Setelah tahu isinya, Bara merasa sedikit kecewa. Karena pedang tingkat bumi tak bisa dibandingkan dengan Pedang Es Abadi milik Cakara yang sudah berada di tingkat dewa. "Tapi tidak buruk juga mendapatkan pedang ini. Sepertinya Pedang Es ikut terhisap oleh Pedang Penyegel Jiwa milik Orochi... " batin Bara Sena. Pedang tingkat Bumi yang dia dapatkan adalah pedang sisik hijau. Memiliki kekuatan pertahanan yang cukup kuat untuk menahan serangan pedang yang berada di tingkatnya.Bara memejamkan kedua matanya. Saat dia membuka mata, dia su
Baca selengkapnya

288.Raja Api

Raja Api pun tewas setelah terkena serangan Bor Es Langit milik Yang Yue Fei. Wanita itu terlihat kelelahan setelah pertarungan panjang melawan Raja Api. Bara tersenyum melihat kekasihnya itu berhasil membunuh Raja Api dengan tangannya sendiri. "Dia memiliki kekuatan angin untuk mendorong serangannya menjadi lebih kuat. Kalau tidak salah, dia memilih peti besi saat memenangkan pertarungan melawan Raja Suro," kata Bara. "Memang benar apa yang ayah ucapkan. Ibu memilih peti besi atas permintaan dariku. Karena senjata pedang sisik hijau tidaklah begitu berguna untuk nya. Kita akan lihat, hadiah apa yang ditawarkan kali ini dengan usaha yang ibu sendiri lakukan," sahut Antasena. "Mendengar kau berbicara, aku merasa tengah berbincang dengan diriku sendiri... " ucap Bara lalu dia pun mendatangi Yue Fei yang masih duduk bersila sambil mengatur pernapasan. "Bagaimana? apakah kau merasa puas sudah mengalahkan Raja Api? Sekarang giliranku
Baca selengkapnya

289.Raja Ular Bangkai

"Sumur Kuno!?" seru Bara saat dia melihat sebuah sumur di dasar goa.Pemuda itu melesat turun ke dalam sana tanpa pikir panjang lagi. Tiba-tiba saja dari arah sumur tersebut keluar gelombang yang menyerang Bara Sena.Wuuuusss!Pemuda itu dengan cekatan segera menciptakan perisai badai untuk menahan serangan yang tak tahu dari mana sumbernya.Darrrr!!!Ledakan yang cukup keras pun terjadi membuat goa bergetar. Bara Sena terdorong ke belakang setelah menahan serangan tersebut."Ughhh!"Serangan tadi membuat perisai badai miliknya seolah memuai begitu saja. Hal itu cukup membuat Bara terkejut. Dia segera kembali menciptakan perisai untuk melindungi tubuhnya. Kali ini pemuda itu menggunakan Perisai cahaya."Serangan dari dalam sumur tidak main-main. Apakah kali ini aku mendapat lawan yang setingkat Dewa?" batin pemuda tersebut.Saat pemuda itu kembali mendekat kearah sumur yang ada di dasar goa terseb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2728293031
...
58
DMCA.com Protection Status