Semua Bab Legenda Dewa Cahaya: Bab 131 - Bab 140
359 Bab
131.Zu Long
Ledakan yang ditimbulkan dari Palu Kepala Naga itu sangat dahsyat. Tak hanya batu yang hancur oleh hantaman palu, arena itu pun ikut rata porak poranda. Untung saja Xiao Cun berhasil menyelamatkan diri dengan mengendarai angsa raksasa yang menjadi tunggangan nya.Bara Sena berdiri sambil menentang Palu Kepala Naga milik Yuang Shi. Semua orang terdiam melihat apa yang baru saja pemuda itu lakukan."Apa kau akan diam saja?" tanya Bara saat melihat Xiao Cun yang ternganga melihat arena pertarungan hancur begitu saja setelah terkena satu hantaman."Eh..I-iya...Jadi...Cakara mendapat nilai sempurna untuk babak kedua turnamen kali ini mengalahkan Xiao Wang!!!" seru Xiao Cun. Selama beberapa saat keadaan masih terasa sunyi. Lalu sejurus kemudian, para penonton pun berteriak-teriak histeris menyebut nama Cakara.Wuwei yang melihat itu pun ikut berteriak histeris. Sedangkan Chang Mei yang berada di sebelahnya hanya tersenyum kecil melihat gadis itu sangat bersemangat. Chang Mei menatap Bara Se
Baca selengkapnya
132.Jamuan
Turnamen babak kedua telah berakhir. Malam itu, kediaman Sekte Xiao dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai Sekte yang ikut dalam turnamen tersebut. Mereka berkumpul untuk menikmati jamuan dari ketua Sekte, Xiao Zun.Halaman luas itu penuh oleh para tamu yang datang untuk ikut berpesta. Tak terkecuali orang-orang dari Sekte Awan Es yang juga hadir dan menarik perhatian mata para pria yang ada disana. Namun mereka tak ada yang berani berbuat apapun mengingat para guru di Sekte tersebut telah mencapai ranah Alam Mendalam.Ratu Song Yue menghampiri Raja Xue yang duduk di tempat paling depan. Dengan ramah dan sopan Ratu Song Yue memberi hormat."Salam untuk Yang Mulia Raja Xue...Anda sepertinya dalam keadaan yang sangat baik." ucap wanita itu.Raja Xue pun bangkit berdiri lalu membalas penghormatan tersebut. Bukan tanpa alasan sang Raja memberi hormat kepada wanita berparas luar biasa cantik itu. Yang membuat Raja memberi hormat kepada Song Yue adalah karena wanita itu berusia sangat tua
Baca selengkapnya
133.Para Pemburu
Bara Sena yang bertemu Chang Mei ditengah jalan justru menarik wanita itu menuju celah rumah warga yang sempit dan gelap. Disana mereka saling mencumbu dan berbincang dengan suara berbisik."Jadi, Qing Long adalah saudara angkatku?" tanya Bara.Chang Mei mengangguk kan kepala."Benar. Ada sejarah dia di Buku yang aku baca," jawab Chang Mei."Aku baru mendengar tentang perpustakaan Padepokan Langit di Kerajaan Probo Lintang. Sepertinya itu tempat yang menarik," kata Bara. "Lumayan. Aku berada di Padepokan Langit selama 100 tahun sebelum akhirnya kembali lagi ke Yangzhou. Disana aku berkumpul bersama saudara-saudaraku. Ada cukup banyak saudaraku dari ibu yang berbeda," kata Chang Mei."Hm, jadi begitu ya..." Bara memajukan bibirnya.Keduanya kembali berciuman di tengah celah rumah yang sempit. Chang Mei pasrah dengan apa yang Bara Sena lakukan pada tubuhnya. Namun, pemuda itu tahu diri. Tidak elok melakukannya di tem
Baca selengkapnya
134.Amarah Chang Mei
Area halaman penginapan itu luluh lantak setelah satu cahaya Guntur datang dari langit dan menghantam seorang pria. Beberapa sosok langsung mundur setelah melihat kawan mereka tewas dalam satu sambaran."Gila...! Apa yang terjadi?" gumam salah satu dari lima pria bertopeng hitam.Satu sosok melayang terbang di udara dengan kedua mata yang menyala biru. Awan hitam berputar-putar di langit seolah akan membentuk pusaran raksasa."Kalian datang di waktu yang salah...Tak akan kubiarkan kalian lepas begitu saja setelah membuatku marah!" ucap sosok yang tengah melayang terbang.Sosok itu tidak lain adalah Chang Mei Geni. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?Beberapa waktu sebelum petir dari langit itu menyambar, Bara Sena dan Chang Mei baru saja tiba di sebuah penginapan. Mereka pun segera masuk kedalam kamar yang mereka sewa.Saat keduanya tengah asyik bercumpu, tiba-tiba pintu kamar mereka didobrak dari luar. Enam sosok langsung
Baca selengkapnya
135.Melawan Ketua Gu
Gu melesat dengan cepat kearah Bara Sena. Tinju kanannya langsung meluncur dan siap menghantam tubuh Bara Sena. Dengan cepat Bara segera memanggil kekuatan Akik Ijo dan menjadikannya perisai berbentuk baju zirah.Dung!Tinju itu menghantam tubuh Bara yang sudah dilapisi perisai dengan keras. Gu cukup terkejut melihat kekuatan hijau yang melindungi tubuh Bara Sena."Kekuatan apa itu? Rasanya aku seperti menghantam sesuatu yang sangat keras..." batin Gu."Kenapa diam? Apakah kau terkejut melihat baju zirahku? Kau akan lebih terkejut lagi setelah melihat hal yang lain yang akan aku tunjukkan padamu, hehe," kata Bara Sena lalu dia pun mengangkat tangannya ke atas. Gu yang merasakan hawa dingin segera kembali menyerang kearah Bara. Dia curiga pemuda itu akan melakukan serangan yang sangat kuat. Tapi dia kecele, rupanya Bara Sena mengeluarkan Pedang Es Abadi milik Cakara."Pedang itu..." Bara Sena menyeringai kearah Gu.
Baca selengkapnya
136.Penasaran
Sementara itu, di halaman kediaman Sekte Xiao keadaan tengah kacau setelah kemunculan Zu Feng yang menyandera Xue Ruo.Raja Xue menatap geram kearah Zu Feng. Sedangkan Ratu Song Yue hanya diam melihat apa yang dilakukan oleh pria tersebut."Aliansi Pemburu Iblis, beraninya kalian menyandera putriku hah!?" hardik Raja Xue.Zu Feng tersenyum. "Maafkan aku Raja Xue, aku melakukan hal yang tidak sopan pada putrimu. Tapi tujuanku sudah tercapai. Saat aku bisa pergi dari sini, putrimu akan kembali dalam keadaan baik-baik saja. Aku jamin itu," kata Zu Feng.Hati pria tersebut mulai gelisah setelah mendengar suara gelegar petir di tempat dimana kawan-kawannya yang lain mencari pasangan pedang yang dibawa olehnya saat ini."Aku tidak bisa menghubungi Gu dan yang lainnya. Apa yang sebenarnya terjadi?" batin Zu Feng.Di gerbang kediaman Sekte Xiao, Zu Feng menotok leher Xue Ruo lalu dia pun melompat dan terbang kearah sumber suara ledakan petir. Perasaannya mengatakan sesuatu yang buruk telah t
Baca selengkapnya
137.Sepasang Naga
Ratu Song Yue mengedarkan pandangan matanya ke orang-orang yang duduk di lantai menanti cerita darinya tentang Pedang Sepasang Naga Emas."Sebenarnya, cerita Pedang ini berhubungan dengan dunia dewa..."Ling Xin Jiang meletakkan dua pedang dengan ukuran yang berbeda di atas sebuah batu datar. Wajah cantiknya menampakkan senyuman bahagia karena telah berhasil membuat sepasang pedang yang mengeluarkan aura emas dan sangat kuat."Aku beri nama kalian Sepasang Naga Emas. Dengan pedang ini, lambang kesetiaan tak bisa dipecahkan..." ucapnya sambil menatap dua pedang dengan gagang yang sama-sama berbentuk kepala Naga."Seratus tahun menempa, hasilnya sangat memuaskan. Aku bisa memberikan kenang-kenangan kepada dua muridku sebelum naik ke kahyangan..."Ling Xin Jiang duduk bersila didepan sepasang pedang tersebut. Kedua tangannya bergerak membuat sebuah gerakan berputar seperti orang yang tengah menari. Rupanya itu adalah sebuah rapalan karena beberapa saat kemudian sepasang pedang itu berdir
Baca selengkapnya
138.Dewi Asmara
"Pedang pun beralih kepada Ling Zao Jin dan Ling Xue Qi. Setelah pemberian dua senjata dewa tersebut, Ling Xin Jiang naik ke kahyangan menjadi Dewa Penguasa Alam. Dia menjadi Dewa kedua yang paling dihormati di kahyangan Utara selain Kaisar Langit." kata Ratu Song Yue."Jadi, Guru Qing Long mempunyai paman bernama Bima? Nama yang terdengar asing di telingaku. Setahuku, guru tidak pernah mengatakan apa-apa perihal orang bernama Bima. Darimana kau tahu hal itu, Ratu Song Yue?" tanya Tuan Agung Yuang Shi.Ratu Song menatap pria bertubuh besar tersebut."Kau belum lahir saat itu terjadi. 500 tahun yang lalu, peradaban belum sebagus sekarang. Aku mengetahui semua itu tentu saja dari ibuku. Karena ibuku berteman dekat dengan Dewa Chang Yun. Dan hal itu bukan rahasia lagi di keluarga besar kami," kata Ratu Song Yue.Banyak orang yang belum paham. Siapa Dewi bernama Chang Yun dan juga siapa itu Qing Long. Namun Ratu Es tak peduli. Dia sudah menjawab rasa ingin tahu orang-orang sehingga dia pu
Baca selengkapnya
139.Dewi Asmara (2)
Wanita cantik dengan rambut pirang dan tubuh tinggi semampai itu duduk di kursi yang empuk didalam sebuah penginapan yang terbilang paling mahal di kawasan Dermaga Tanjungradja. Matanya yang biru mengawasi dua pria yang menawarkan minuman dan juga makanan kepadanya."Uni, boleh kami tahu siapa nama Uni?" tanya pria bertubuh kurus.Wanita yang tak lain adalah Afrodit sang Dewi Asmara itu tersenyum kecil."Panggil saja aku Putri," sahutnya."Putri ya...Kalau begitu, ijinkan kami memperkenalkan diri. Nama saya Repati," kata si kurus memperkenalkan dirinya."Kalau saya Rasda," timpal pria bertubuh tambun.Afrodit tersenyum."Baiklah, aku akan menginap semalam disini. Kalau bisa, besok pagi buta perahuku sudah siap untuk berlayar," ucapnya sambil meminum teh panas yang disediakan oleh Repati."Hm...Minuman ini cukup enak. Ini kali pertama aku meminum sesuatu dari dunia manusia. Sialnya, aku meminum air seperti kencing ini di wilayah lain..." batin wanita tersebut.Namun dia mengakui minuma
Baca selengkapnya
140.Dua Saudara Kembar
Rasda segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Putri. Dia mengenakan pakaiannya kembali lalu dengan perasaan yang benar-benar sulit untuk dijelaskan, dia menyeret tubuh Repati kawannya yang sudah hancur dan dalam keadaan sekarat itu menuju keluar dari dalam kamar.Wajah pria tambun itu benar-benar terlihat pucat karena saking takutnya. Dia berpikir untuk kabur dari dalam perahu tersebut. Tapi, angan-angan itu seolah telah sirna saat Rasda sampai di atas geladak perahu."Ini...sejak kapan perahu ini berlayar?" batin pria muda tersebut.Dia yakin sebelumnya perahu itu masih bersandar di dermaga Tanjungradja. Alangkah kagetnya pria tambun itu saat mendapati dirinya dan perahu itu sudah berada di tengah lautan."Uda...Kita tertipu...wanita ini jelas bukan seorang manusia..." ucap Rasda dengan air mata yang mulai menetes di pipi.Namun orang yang dipanggil Uda (kakak laki-laki bahasa minang) itu telah tewas setelah kehabisan banyak darah. Dengan air mata berlinang, Rasda pun menceburk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
36
DMCA.com Protection Status