All Chapters of Redemption: Identitas dan Masa lalu: Chapter 31 - Chapter 40

113 Chapters

BAB 31

May dan Lira mendapatkan kamar di lantai paling atas dan paling ujung, kamarnya cukup luas dengan kamar mandi di dalam dan kapasitas empat orang, tapi saat itu baru mereka saja yang menempatinya.Kamar mandinya bahkan mempunyai bak besar untuk berendam, tempat tidurnya merupakan tempat tidur bertingkat dengan meja belajar di masing-masing ranjangnya.May mencoba tempat tidur tersebut, kasurnya cukup empuk meskipun akan sangat jauh dari kenyamanan kasur yang ia tiduri di rumah Lefron, tetapi tidak terlalu berbeda jauh dengan kasur saat ia tinggal d asrama militer.“aku mau di atas” seru Lira ia segera menaiki ranjang yang ada di atas ranjang yang sedang May duduki. May berpikir akan merepotkan jika ia harus naik atau turun tangga dahulu saat tengah malam jika ingin pergi ke kamar mandi jadi ia memutuskan untuk menempati ranjang itu saja, selain itu penempatan ranjang mereka lebih dekat dengan pintu balkon ruang dan tidak berada dekat dengan kamar mand
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

BAB 32

“kalian dari fakultas farmasi? Sepertinya kalian tidak buruk” Seli memperhatikan May dan Lira. “aku Seli aku teman sekelasnya Oliv” katanya lagi .“halo” May dan Lira menyapa secara bersamaan. Seli mengangguk. Oliv sudah berdiri di dekat ranjang Siroh.“kudengar angkatan kalian cukup lumayan, ada anak yang mendapatkan nilai hampir sempurna di ujian masuk kali ini, sayangnya kehormatan untuk menyampaikan pidato awal tahun kali ini harus diserahkan pada kedua putra raja ckckck” Seli berkata. May yang mendengarnya tambah kebingungan dengan nada sinis yang ia dengar dari Seli.Tapi wajar saja, jika ia siswi tersebut mungkin ia akan merasa kesal juga, tapi May agak sedikit bingung bukankah akademi ini menyuarakan persamaan dan tidak pandang bulu, kenapa hal ini bisa terjadi. Tapi pikiran itu kemudian hilang begitu ia mendengar pertanyaan dari Oliv.“apakah ranjang atas yang belum ada pemiliknya” May m
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

BAB 33

Keributan yang disebabkan oleh kedua orang tersebut baru berakhir saat Makanan yang ada di piring May habis.“wow” kata May akhirnya. “ingat jika kau melihat mereka segeralah berlari” bisik Lira pada May, dia menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan orang-orang yang ada disekitar mereka tidak mendegar apa yang ia katakan.“lalu kenapa kau tadi tidak lari?” tanya May sambil berbisik juga, meski begitu matanya memancarkan tawa yang tidak sesuai dengan raut wajah seriusnya.“ck” Lira kemudian pergi meninggalkan May untuk mengembalikan piring, melihat wajah marah Lira May bangun dengan terburu-buru mengekor di belakang Lira.“kamu serius? Maafkan aku, memangnya kau pernah punya masalah apa dengan mereka?” bisik May. Mendengar permintaan maaf May Lira menghentikan langkahnya. Tetapi tidak lama ia meneruskan kembali langkahnya tanpa melihat kearah May yang berjalan di belakangnya, namun dengan ri
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

BAB 34

Cahaya matahari yang berwarna keemasan menyinari atap gedung farmasi yang putih menjadikannya sedikit berkilapan dari kejauhan, di belakang gedung farmasi terdapat fakultas kedokteran dan tak jauh dari sana terdapat rumah sakit kecil milik akademi, para dokter yang bekerja disini juga bekerja sebagai pengajar, terkadang siswa dari tingkat akhir memulai karirnya dari rumah sakit ini.Fasilitas rumah sakit juga merupakan salah satu fasilitas yang diberikan oleh akademi Picasso bagi para siswa dan staf yang bekerja dissana.Jika kemarin May diberikan tur untuk fakultas farmasi terkait kegiatan belajarnya di fakultas tersebut, kali ini mereka diberikan tur untuk seluruh akademi. karena akademi picasso cukup luas, tur mereka baru selesai di sore hari.Hal yang membuat May cukup terkejut adalah adanya sebuah area rekreasi yang didirikan untuk para siswa agar bisa menyalurkan kreasi dan energinya. Di area ini juga terdapat sebuah toko serba ada yang memuat barang-baran
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

BAB 35

Hawa dingin yang tertiup angin kencang mengenai wajah May yang belum sepenuhnya mendapatkan kesadaran dari tidurnya. Ia menatap ke arah depan dimana hutan yang gelap berada, suasana ini mengingatkannya sewaktu masih ada di markas militer.Tetapi hutan ini tidak serapat hutan terlarang dan dari kejauhan May masih dapat melihat kilapan cahaya yang berasal dari kapal-kapal dan mercusuar yang ada di laut lepas.Seperti hari sebelumnya, May terbangun di pagi hari tetapi Oliv bahkan sudah terlebih dahulu mengklaim kamar mandi yang menjadikan May berada di balkon untuk menyesap udara pagi.“uh” May mendengar Lira bersuara. “dingin sekali” katanya.Mendengarnya May tersenyum kemudian ia kembali ke kamar dan menutup pintu balkon kamar mereka “maaf” kata May pada Lira.“hmm.. jam berapa ini?” tanya Lira masih dengan mata yang tertutup. “jam lima” jawab May ia duduk di kasurnya untuk melipat selimutn
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

BAB 36

“Jadi..” May melirik Lira sesaat setelah pintu kamar mereka tertutup.“kau tidak mau menceritakan bagaimana kau mendapatkan batu bercahaya itu” lanjutnya sambil masih terus menatap Lira.“hmm... yah... itu... aku.. seseorang memberikannya sebagai souvenir” jawab Lira dengan sedikit gugup karena tatapan yang diberikan oleh May.“hoo... pasti seseorang itu sangat spesial ya” May memberikan senyum penuh arti pada Lira. Tanpa menjawab pertanyaan May, Lira kemudian berlari menuju kamar mandi dan membanting pintunya membuat suara keras.May terdiam, kemudian ia melanjutkan membaca bukunya lagi. Ngomong-ngomong soal kota Linos May memikirkan Lefron yang belum juga memberikan kabar. Karena memikirkan keadaan Lefron, pikiran May menjadi tidak fokus lalu ia menutup buku yang ia baca dan memilih untuk bermain bersama Levi.Levi hamster ini benar-benar tidak menyusahkan, hanya saja dia juga tidak terlalu
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

BAB 37

Dua jam berlalu begitu saja di dalam kelas Profesor Emet, banyak siswa yang mengeluh saat profesor Emet mengakhiri kuliahnya hari itu, tentu saja kebanyakan dari mereka adalah para siswi yang terkena mantra profesor Emet yang memang cukup tampan.“kantin?” kata May pada Lira, mereka masih duduk di bangku mereka karena tidak mau ikut-ikutan berdesakan dengan yang lain.Lira mengangguk. “mau melihat lantai dua?” tanya May lagi sambil membereskan alat tulisnya ke dalam keranjang sihirnya.“mn, aku ingin memakan sesutu yang manis” Lira bangkit setelah memastikan bahwa pintu keluar sudah tidak seramai sebelumnya.Kebanyakan dari mereka memilih untuk ke kantin, karena dekat dengan jam makan siang, beberapa ada yang memutuskan untuk pergi ke perpustakaan karena hari itu mereka telah menyelesaikan pelajarannya.May dan Lira akhirnya mengunjungi kantin lantai dua, disana berjejer berbagai jenis restoran dari yang memiliki kedai-kedai kecil yang menjual makanan ringan higga restoran mewah yang
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

BAB 38

Kekaisaran mengalami krisis sumber daya manusia yang sudah lama terjadi, banyak sekali faktor yang berpengaruh pada hal ini, tentu saja peperangan yang terjadi baik secara internal maupun karena pihak eksternal adalah alasan utamanya.Beberapa abad sebelumnya pemerintah membuat kebijakan untuk menikahkan siapapun yang berada di usia enam belas hingga lima puluh tahun, dari mulai pemberian hadiah bagi pasangan yang berhasil memiliki anak hingga kenaikan pajak bagi orang-orang yang tidak mau mengikuti aturan ini.Hal ini mengakibatkan masalah baru, banyak anak-anak yang akhirnya ditelantarkan oleh orang tua mereka karena keterpaksaan berpasangan demi menghindari pajak tinggi.Kebijakan ini hanya bertahan beberapa tahun saja namun akibatnya penduduk yang baru saja meningkat harus merasakan penurunan lagi. Oleh karena itu raja yang sekarang sedang menjabat berpikir ini adalah ide yang bags untuk kembali memberlakukan kebijakan tersebut.Hanya saja karena ilmu
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

BAB 39

Aula itu berbentuk setengah lingkaran yang atapnya dapat di buka atau di tutup, dari luar gedung itu terlihat seperti batu hitam yang besar., Aula itu memiliki dua pintu masuk dan dua pintu keluar yang arahnya berjauhan.May dan Lira memasuki aula dari pintu nomor tiga, dan saat mereka memasuki ruangan, sudah ada beberapa orang yang duduk disana. Karena tidak ada peraturan yang mengharuskan mereka untuk duduk dimana, May dan Lira memutuskan untuk duduk di dekat pintu keluar.Tempat duduk itu berjajar rapih mengelilingi panggung yang diletakan di tengah-tengah hingga kita dapat melihatnya dari berbagai sudut. Selain itu kaena tempat duduknya berundak menjadikan kapasitas aula tersebut semakin besar.“lihat” Lira menunjuk tempat yang ada di seberang mereka dipenuhi oleh murid baru.“siapa?” tanya May.“orang yang merebut tempatmu” bisik Lira, matanya memandang kearah kerumunan itu dengan mata yang mendelik.
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

BAB 40

“sudah waktunya makan malam” Lira melihat langit di sore hari yang sudah berubah warnanya dari biru cerah menjadi ungu jingga, matahari tertutupi beberapa awan yang memancarkan sisa-sisa cahayanya utuk hari itu disela sela awan yang mengelilinginya.“kau lapar?” tanya May, Lira menggeleng. “aku juga tidak” kata May lagi.Mereka kemudian memutuskan untuk kembali ke kamar mereka saja. Saat kembali, mereka mendapati Oliv dan seorang senior lain yang belum pernah mereka temui sebelumnya.“oh itu dia” mereka mendengar Oliv bicara ketika mereka memasuki kamar itu.Senior itu kemudian memandangi May dan Lira. “May, ini Vio dia mencarimu” katanya.“oh, halo” May menyapa senior itu dengan kebigungan. Senior itu memiliki wajah yang terlihat seperti terus tersenyum, ia tidak terlihat memiliki aura seperti Oliv.“halo aku diminta profesor untuk mengantarkan May kepadanya&rdquo
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status