Home / Rumah Tangga / Pesona Istri Orang Lain / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pesona Istri Orang Lain : Chapter 11 - Chapter 20

57 Chapters

Bab 11. Setengah Permainan

Sesuai dengan permintaan Frans, dengan berat hati Karin pun berhenti bekerja. Dia meninggalkan tempat kerjanya setelah semua tugas selesai, lalu duduk di halte bis menunggu angkutan umum melintas. Baru saja duduk, ponselnya berdering. Dia mengambil benda pipih itu dari dalam tas kecil, tertera jelas nama suamiku pada layar ponselnya."Menyebalkan," gerutu Karin sambil menatap sebal."Mbak, bisa nggak teleponnya diangkat aja. Berisik," keluh seorang wanita yang saat ini duduk di sebelahnya, yang merasa terganggu oleh dering ponsel yang tidak mau berhenti."Tau, baru punya handphone kayak gitu aja sombong," seru teman lainnya tatkala melihat merek handphone milik Karin yang disinyalir harganya tembus angka dua puluh jutaan.Tidak ingin mencari masalah dengan dua wanita itu, akhinya ia pun memutuskan untuk menjawab panggilan.Karin: Apa?Frans: Bisa nggak ngomong yang lembut?Karin: Nggak bisa!Frans: Sekali lagi b
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Bab 12. Izin Bertemu Mantan

Waktu terus berjalan, hari telah berganti hari, bulan pun telah berganti bulan, hingga tidak terasa hari yang dinanti pun tiba. Hari di mana Karin bisa menikah lagi setelah menjada selama beberapa bulan, hari di mana Fans bisa mempersunting Karin dan menjadikan dia miliknya untuk selamanya."Kita akan menemui om kamu pagi ini. Kamu udah bilang sama om kamu, kan?" tanya Frans di sela-sela kegiatannya yang saat ini tengah sarapan bersama."Iya, Pak." Karin menjawab singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan yang sedang diaduk-aduk."Berapa kali sih aku bilang sama kamu, Rin. Jangan panggil aku Pak. Panggil aku mas, karna aku akan segera menjadi suami kamu."Dan, Karin selalu lupa akan perintah itu. Sampai sekarang dia merasa seperti pembantu yang diperlakukan semaunya. kadang-kadang spesial, kadang-kadang semena-mena.Sedang tidak ingin berdebat, ia pun memilih patuh atas perintah Frans. "Iya, Mas.""Nah, gitu dong. Itu ja
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 13. Minta Restu Dari Mantan Suami

Sikap Frans membuat Karin takut. Dia pikir Frans akan memaksa dirinya untuk melakukan apa yang dia inginkan, tetapi ternyata tidak. Setelah membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan kasar, Frans justru hanya diam berdiri di ujung ranjang, menatapnya seperti singa sedang kelaparan."Maafkan aku, Mas," lirih Karin seraya beringsut merubah posisinya menjadi duduk, lalu Frans menghampirinya, duduk di tepian ranjang."Aku memang menginginkan kamu, Rin. Tapi tidak dengan cara seperti ini, Aku mau kamu sama-sama menikmatinya, menyerahkan jiwa dan raga kamu karena memang kamu mencintai aku, bukan karena terpaksa.""Terima kasih, kamu begitu menghargai aku," ungkap Karin seraya menundukkan wajahnya."Aku selalu menghargai kamu, hati kamu yang sulit tersentuh oleh kebaikan aku.""Aku sedang berusaha, Mas.""Akan aku tunggu." Frans mengangkat tangannya, mengusap lembut pipi Karin, lalu bertanya, "Kamu mau menemui mantan suamimu?"
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 14. Penolakan Di Malam Pertama

Tiba hari berbahagia itu. Saat ini Karin tengah duduk di single sofa, begitupun dengan Frans yang duduk di singel sofa lain di sebelahnya. Di sana ada penghulu, disaksikan oleh wali, juga beberapa saksi dari orang-orang tertentu. Kini Frans dengan Karin resmi menjadi pasangan suami istri.Menangis. Tentulah Karin menangis, ini bukan pernikahan yang diinginkan. Dia rela melakukannya demi menyelamatkan nyawa suaminya yang sebenarnya tidak sedang sakit.Guntur bangkit dari duduknya, menghampiri sang keponakan, lalu memeluknya seraya menenangkan. "Sabar ya, Rin. Om yakin kamu akan bahagia bersama Frans. Cuma dari luar terlihat buruk, tapi percayalah dia orang yang baik.""Baik? Merebut seorang istri dari suaminya Om bilang baik? Kenapa Om mudah sekali bilang kalau pak Frans adalah pria baik? Ketemu aja baru satu kali," batin Karin bergumam.Setelah itu ia melepaskan pelukannya. "Doakan aja, Om. Semoga aku bisa bahagia menikah sama pak Frans."
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 15. Petaka Malam Pertama

"Memangnya kenapa? Aku udah jadi milik kamu, kamu boleh menyentuh aku kapan aja. Aku bebaskan. Di mana letak kesalahan aku?" Suara Karin tak kalah membentak."Kamu pikir cukup dengan itu semua?"Frans menarik bahu Karin, meremasnya sekuat tenaga hingga pemilik bahu itu meringis kesakitan. "Sakit, Mas.""Sakit? Cuma seperti ini kamu bilang sakit? Apakah kamu pikir sikap kamu ini tidak menyakiti perasaan aku? Khah!"Karin memejamkan mata dengan erat seraya menahan rasa sakit akibat dari cengkraman kedua tangan Frans. Tidak tega melihat wanita yang dicintainya kesakitan, Frans pun melepaskan cengkeramannya sambil mendorong secara kasar hingga ia terhuyun satu langkah ke belakang dan hampir jatuh. Tentu hal itu sangat mengejutkan."Mas Frans," lirih Karin."Keluar dari kamarku!""Maafkan aku, Mas. Aku belum bisa menjadi seperti yang kamu inginkan."Tidak ingin mendengarkan Karin bicara, Frans kembali meminta Karin k
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 16. Izin Tidur Dengan Wanita Lain

Belum sempat Karin menjawab, datang Frans berjalan ke arah pintu sambil menyapa Bella. "Hai, Sayang.""Sayang?" gumam Karin di dalam hati. Panggilan itu cukup mengejutkan. Dia berjalan mundur, lalu Frans berjalan maju menghampiri Bella."Terima kasih kamu mau memenuhi panggilan aku." Frans bicara sambil memeluk Bella, mengecup singkat pipinya di depan Karin."Mana pernah aku menolak panggilan kamu, kamunya aja yang susah aku temui akhir-akhir ini," jawab Bella seraya membalas pelukan Frans.Frans melepaskan pelukannya, lalu mengajak Bella masuk sambil menggandeng tangannya. "Ayo masuk!"Bella masuk, berjalan beriringan dengan Frans, sedangkan Karin berjalan di belakang mereka. "Aku punya firasat buruk atas sikap baik mas Frans setelah marah tidak terkendali, lalu berubah baik dalam sekejap. Apakah ini salah satu dari rencana dia ingin memperlakukan aku dengan semena-mena?" Terus ia bergumam tanpa menghentikan langkah kakinya menuju ruang
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 17. Malam Pertama Dengan Wanita Lain

"Izin tidur dengan wanita lain kepada istrimu sendiri? Apa Aku nggak salah dengar? Aku yang mabuk atau kamu yang mabuk, Mas?""Bella bisa memberikan apa yang tidak bisa kamu berikan," ujar Frans tanpa melakukan pergerakan. Dia masih berdiri di depan pintu dan pakaiannya pun masih sama seperti tadi."Kalau begitu, Kenapa harus meminta izin dariku?""Aku terlalu basa-basi, sebetulnya bukan izin dari kamu yang aku minta. Aku datang menemuimu hanya untuk memberitahukan kamu, kalau malam ini aku akan tidur bersama Bella dan kamu boleh tidur di sofa."Pergilah, lakukan apa pun sesuka hati kamu.""Terima kasih."Setelah itu Frans pun pergi, Karin kembali duduk di sofa.***Pagi hari, Karin bangun pagi seperti biasa. Dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, lalu pergi ke dapur mencari bahan apa pun di dalam lemari pendingin yang bisa diolah untuk sarapan. Akan tetapi, di dalam kulkas hanya ada beberapa makanan ringa
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 18. Wanita Lain

"Nggak perlu juga kan aku jelaskan kenapa sampai menyalahkan kamu?""Apa pun alasannya, kamu tetap pria brengsek, Mas. Nggak tau malu.""Terserah kamu mau anggap aku seperti apa, aku nggak perduli. Bersiap-siaplah, setelah ini kamu ikut aku ke kantor. Pakai pakaian yang pantas.""Ke kantor? Mau ngapain?"Tidak menjawab, Frans langsung pergi menutup pintu dengan kasar, kembali menemui wanita itu yang saat ini sedang menunggunya di ruang makan. Menunggu upah atas jasanya."Ini bayaran kamu." Amplop berukuran sedang berwarna putih itu ia serahkan.Wanita itu menerimanya seraya berterimakasih. "Terima kasih. Apakah pekerjaan saya sudah selesai?""Iya, pakai kembali pakaianmu, lalu pergi.""Baiklah." Wanita itu berdiri, melangkah menghampiri Frans hendak menciumnya, tetapi Frans menghindar."Saya butuh kamu saat di depan Karin, sekarang dia tidak ada jadi pergilah.""Oke, oke. Jangan lupa untuk meng
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Bab 19. Cuma Berpura-pura

Karin memasuki kantor dengan langkah tegap di samping Frans, suaminya yang tampan dan berkarisma. Penampilannya hari itu begitu mencolok dengan balutan dress bunga yang dikenakannya, disempurnakan dengan riasan wajah yang tidak terlalu tebal dan rambut terurai dengan indah. Tidak bisa dipungkiri bahwa hari ini ia menjadi pusat perhatian karyawan di kantor, karena kecantikannya.Frans tahu berapa banyak karyawan yang memperhatikan Karin. Dia mencoba menahan tawa saat melihat ekspresi terkejut dari rekan-rekan kantor mereka. Tak peduli dengan pandangan Frans, Karin melanjutkan langkahnya sambil tersenyum lebar, menikmati sorot mata semua orang yang tertuju padanya.Saat berjalan menuju lift, tidak sengaja Karin menjatuhkan berkas yang ia bawa hingga isinya berserakan di lantai dan Frans bukannya membantu malah memarahinya."Kamu gimana sih, Rin. Hati-hati dong."Kalau saja saat ini mereka sedang ada di rumah, Karin pasti sudah melawannya. Karena ini
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Bab 20. Gara-gara Secangkir Kopi

"Kamu nggak punya hak untuk mengajukan pertanyaan. Sana buatkan aku kopi," titah Frans dengan ketus."Gengsi banget sih," gerutu Karin dengan suara pelan sambil berjalan keluar dari ruangan hendak membuatkan kopi di pentry.Setelah keluar dari ruangan, Karin bingung harus ke kama mencari letak pentry. Dia berjalan menuju meja sekretaris Frans, lalu bertanya kepadanya. "Permisi, Mbak."Wanita berusia dua puluh lima tahun bernama Michael itu pun menengok. "Iya, Mbak? Ada apa, ya?""Saya asisten pribadinya pak Frans, boleh tunjukkan kepada saya di mana pentry?""Oh, mau bikin kopi ya, Mbak. Maaf saya telat, Mbak bisa bilang sama pak Frans, saya buatkan kopinya sekarang. Ini barusan tanggung siapkan berkas meeting." Michael bicara sambil merapikan berkas."Oh jangan, Mbak. Biarin saya aja yang buat kopi, Mbak terusin aja siap-siapnya.""Serius nih?""Iya, tunjukkan aja di mana letak pentry.""Di sana," tunj
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status