Home / Pernikahan / Pesona Istri Orang Lain / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pesona Istri Orang Lain : Chapter 31 - Chapter 40

57 Chapters

Bab 31. Aku Milikmu

"Rin, kita mau trus berpelukan di luar seperti ini? Orang lewat pada liatin kita loh. Kalau kamu udah nggak tahan, ayo kita masuk sekarang," goda Frans.Karin melonggarkan pelukannya, lalu memukul dada bidang Frans. "Dasar omes.""Loh, kok omes sih?" Walaupun Karin sudah melepaskan pelukannya, tetapi tidak dengan Frans yang masih melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Karin."Udah ah, lepasin tangan kamu!" Karin berusaha melepaskan diri dengan mendorong tubuh Frans dengan kedua tangannya."Nggak bisa. Kalau udah kayak gini nggak bisa dilepas," tolak Frans malah semakin mengeratkan pelukannya dan Karin masih meletakkan kedua tangannya di dada."Malu diliatin orang.""Kamu yang duluan peluk aku.""Iya, tapi peluknya sebentar aja. Jangan lama-lama."Ada dua remaja melintas berjalan sambil menunduk, lalu tertawa saling berbisik satu sama lain setelah melewati mereka."Tuh, kan? Udah ah lepasin," pinta Karin, Akhirnya Frans pun melepaskan pelukannya."Mereka tuh ketawa malah kepengen t
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

Bab 32. Kejutan

Sudah sejak lama Karin tidak merasakan berada di atas puncak gunung Himalaya. Pasalnya sejak sejak beberapa bulan terakhir sebelum bercerai, Dani tidak pernah memikirkan kebahagiaan Karin, yang dia pikirkan hanyalah kebahagiaannya sendiri. Namun, saat bersama Frans, Karin mendapatkan segalanya.Selesai dengan kegiatan olah raga malam, dengan nafas yang masih memburu, Frans mencium kening Karin seraya mengucapkan ucapan terima kasih. "Terima kasih kamu mau memberikan apa yang aku inginkan.""Sama-sama, Mas. Maaf kalau kamu menunggu lama." Karin menatap lekat-lekat wajah sang suami dari jarak yang sangat dekat."Nggak apa-apa, penantian aku selama berbulan-bulan sudah berbuah manis."Karin tersenyum, Frans menatap wajah sang istri sambil mengusap pipinya dengan lembut."Maaf, boleh aku tanya sampai kapan kamu ada di atas aku?""Sampai besok boleh?" goda Frans yang malah membuat pergerakan aneh sehingga membuat Karin merasa malu sendiri."Mas Frans." Suara Karin menggeram sambil melotot.
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

Bab 33. Rencana Pernikahan Dipercepat

"Undangan pernikahan aku sama Bella?" tanyanya lagi seraya mengambil kertas undangan tersebut, kembali membacanya untuk memastikan. Yang menjadi fokusnya yaitu tanggal berlangsungnya pernikahan."Ya punya kalian, punya siapa lagi?" jawab Prayoga."Tapi, kenapa tanggal pernikahannya berbeda? Pernikahan kami kan masih 2 bulan lagi, di sini tercatat tanggal pernikahan di bulan depan."Dengan santainya Prayoga menjawab, "Karna memang pernikahan kalian akan berlangsung di bulan depan, Frans.""Loh, kok gitu? Kenapa dipercepat? Siapa yang mengambil keputusan mempercepat tanggal pernikahan? Kenapa nggak ada konfirmasi dulu ke aku?" Prayoga dihujani pertanyaan dari Frans."Memangnya ayah kamu nggak bilang? Kan dia yang minta dipercepat. Om pikir kalian sudah musyawarah sebelumnya."Frans menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nggak ada, Om. Kalau aku tau, aku nggak bakal seterkejut ini." Frans memasukkan kartu undang tersebut ke dalam kotak, lalu kotak itu ia letakkan di atas meja di depannya."Aya
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

Bab 34. Ancaman Dari Mantan

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Frans sambil berjalan, menghampiri Dani yang saat ini tengah duduk di ruang tamu. Dia melepaskan jasnya, lalu jas tersebut ia takutkan pada lengannya.Dengan santainya Dani menjawab, "Menagih hutang, apa lagi?""Hutang yang mana?" tanya Frans lagi.Dani tersenyum ketir, lalu menjawab, "Pak Frans, Anda lupa sekarang tanggal berapa? Kenapa belum ada uang masuk ke rekening saya? Anda mau mengkhianati saya?"Sebelum menjawab, Frans melihat ke arah Karin, lalu kembali melihat ke arah Dani. "Karin yang meminta saya menghentikan aliran dana ke rekening kamu. Jadi, mulai bulan ini dan seterusnya, tidak akan ada lagi uang yang masuk ke rekening kamu secara cuma-cuma."Dengan cepat Dani membalas, "Kalau begitu, lepaskan Karin, kembalikan dia kepadaku.""Melepaskan Karin?" Frans tertawa kencang. "Sana, kamu tanyakan langsung kepada orangnya. Dengan siapa dia akan menghabiskan hidup?""Jangan bermain-main dengan saya!" pekik Dani dengan tatapan ingin membunu
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

Bab 35. Rencana Berterus-terang

Bercengkrama dengan istri di rumah setelah lelah bekerja sepanjang hari merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan bagi Frans, terlebih kejadian tadi siang membuat seharian ini moodnya buruk. Dia harus kembali memutar otak Bagaimana caranya untuk mengakhiri hubungan dengan Bella.Sekarang Frans sudah ada di rumah, menemui sang istri adalah hal pertama yang ia lakukan. Dia masuk ke dalam kamar setelah mencarinya di luar dan tidak ada."Karin," panggil Frans di depan pintu kamar mandi. "Kamu di dalam?""Iya, Mas. Sebentar lagi aku selesai," teriak Karin dari dalam."Buka kuncinya! Aku mau masuk.""Nggak, ah. Aku udah mau selesai, kok."Tidak seperti biasanya. Jika keinginan Fans tidak dipenuhi, bisanya Frans akan marah, lalu membuka pintu tersebut secara paksa. Namun, kali ini tidak. Frans lebih memilih berdiri di atas balkon untuk menjernihkan pikiran, sambil mengeluarkan sebatang rokok dari dalam saku jasnya.Karin yang baru keluar dari kamar mandi, menghentikan langkah ketika meliha
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Bab 36. Bella Melakukan Perlawanan

"Frans, ibumu masuk rumah sakit kemarin malam. Ibu minta kamu datang ke rumah sakit sekarang." Perintah sang ayah, Suryo. Dalam sambungan telepon."Masuk rumah sakit? Kok bisa? Kenapa ayah nggak ngasih kabar dari semalam?" Frans bicara sambil berjalan menuju ruang makan bersama Karin. Dia yang saat ini berada di samping Frans pun mendengar percakapan mereka."Ibu masuk rumah sakit tengah malam, ini ayah baru sempat pegang handphone lagi.""Harusnya mas Erik kasih tau aku.""Kita sama-sama panik, nggak kepikiran apa-apa.""Terus gimana keadaan ibu sekarang?" Mereka berjalan ke sisi kanan, menaiki dua anak tangga sebagai pembatas antara ruang keluarga dengan ruang makan."Semalam drop, sekarang udah stabil. Kamu ke sini sekarang, ya.""Iya, Ayah. Sebelum ke kantor aku ke rumah sakit dulu. Sekarang ibu di rumah sakit sama siapa? Biar aku nggak buru-buru banget, soalnya ini baru mau sarapan.""Nggak apa-apa kamu sarapan dulu aja, nanti gantian jaga sama Bella. Ayah ada meeting penting pag
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Bab 37. Bella Membawa Karin

"Temui aku di kontrakan! Kalau nggak, aku yang akan datang ke kantor suamimu dan membongkar semua rahasia kalian." Pesan berisi ancaman yang Karin terima dari Dani, sang mantan suami.Tentu Karin langsung terkejut membaca pesan tersebut, membuat Karin bingung harus berbuat apa. Memberitahukan suaminya? Atau mengikuti perintah Dani demi menjaga kerahasiaan pernikahan mereka? Tidak ingin salah mengambil keputusan, akhinya Karin pun meneruskan pesan dari Dani kepada Frans.Tidak lama setelah itu, Frans menghubungi Karin dalam sambungan telepon. "Ada apa, Rin?""Ya itu, Mas. Mas Dani minta uangnya. Dia mengancam akan membongkar rahasia pernikahan kita ke publik. Gimana ini?""Biarin aja, dia cuma ngancem doang dan nggak bakal juga dia membocorkan rahasia kita ke publik," jawab Frans."Tapi, kalau dia benar-benar melakukan itu, gimana?" tanya Karin lagi karena masih khawatir. Dia tahu persis bagaimana Dani, Dani bisa saja nekat melakukan hal yang tidak pernah diduga-duga."Biarin aja. Aku
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

Bab 38. Kebingungan Frans

"Siapa dia, Bella?" tanya Winda sambil melihat ke arahnya.Tidak ingin menjelaskan, Bella ingin Frans sendiri yang memberi tahukannya. "Frans, bisa kamu beri tahu ibu kamu siapa wanita ini?""Dia ... dia adalah is ...."Dengan cepat Karin memangkas kalimat yang belum sepenuhnya diucapkan. "Saya asisten rumah tangga, Nyonya."Dahi Frans mengerut, tadinya dia mau bicara jujur, tetapi Karin malah memberikan jawaban bohong."Asisten rumah tangga? Kamu punya asisten rumah tangga? Di apartemen?" Winda bertanya kepada putranya.Sebelum Frans menjawab, Karin lebih dulu yang memberikan jawaban. "Iya, Nyonya. Pak Frans mau apartemennya selalu dalam keadaan rapi, beliau tidak mau sampai banyak debu yang menempel sekalipun debu pada sendok makannya.""Oh, ya? Sejak kapan?" Winda bicara kepada Karin, tetapi matanya melihat ke arah Frans dengan tatapan menyelidik, karena selama ini Frans yang ia tahu tidak begitu perduli pada kebersihan dan tiba-tiba sekarang dia tidak ingin ada debu yang menempel
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

Bab 39. Kecurigaan Suryo

Karin pergi meninggalkan Frans ketika namanya dipanggil. Sedangkan Frans masih diam di sana untuk beberapa saat, baru keluar dari persembunyian."Siapa dia, Bu?" tanya Suryo yang baru saja pulang. Dia berjalan menghampiri sang istri seraya melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya."Ini asisten pribadi ibu, Ayah," jawab Winda sambil tersenyum. Saat ini dia duduk di kursi roda, sedangkan Karin berdiri di belakangnya sambil memegang handle untuk mendorong."Asisten pribadi?" Dahi Suryo mengerut. Dia menatap lekat-lekat wajah Karin, dengan tatapan menyelidik."Iya, cantik ya, Yah?"Suryo mengangguk-anggukan kepalanya. "Iya. Tapi, kok bisa?" Kali ini ia melihat ke arah sang istri."Dia pembantunya Frans di apartemen, diajak ke sini karna apartemen jarang dihuni. Kebetulan pembantu di kita udah banyak, ya udah jadi asisten pribadi ibu aja. Nggak apa-apa kan, Yah?""Nggak apa-apa." Setelah bicara kepada sang istri, Suryo mengajukan pertanyaan kepada Karin. "Sejak kapan kamu bekerja pada
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

Bab 40. Saingan

"Sa–saya, Pak?" tunjuk Karin pada dirinya sendiri."Iya kamu," jawab Erik."Ngapain sih, Mas!" pekik Frans, kesal. Belum selesai satu masalah, ini malah muncul masalah baru sang kakak yang malah tertarik kepada istrinya."Apaan sih? Nggak suka banget aku minta tolong asisten pribadi ibu. Emang kamu yang gaji dia?""Ya iyalah. Selama ini dia kerja sama aku.""Itu kan di apartemen, ini kan di rumah. Lagian apa tadi kamu bilang? Kamu sudah memecat dia dan sekarang Karin resmi diangkat asisten pribadi ibu. Dia udah nggak ada hubungan apa-apa lagi sama kamu?"Tidak tahu harus berbuat apa, tidak tahu harus bagaimana, Frans cuma bisa diam saat Erik berjalan menghampiri Karin. Bukan tidak ingin mencegah, tetapi jika dia bersikap berlebihan, khawatir sang kakak ikut mencurigainya, sedangkan keadaan belum memungkinkan untuk ia berkata jujur."Ibu udah mau tidur?" tanya Erik kepada Karin.Karin mengangguk. "Sudah, Pak.""Kalau begitu, boleh saya minta tolong?""Minta tolong apa ya, Pak?""Kamu d
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status