“Sir, aku minta–““Minta maaf? Basi! Pergi, Nawa! Aku nggak mau lihat kamu lagi.”“Oke! Aku akan pergi! Sir, aku hanya mengingatkan. Tapi kalau ternyata aku salah, aku juga sudah berusaha minta maaf. Dan Sir harusnya tadi cukup bilang baik-baik ke aku kejadian yang sebenernya. Tapi apa yang Sir lakukan? Membentakku. Baiklah, mungkin pengabdianku sama kamu nggak ada artinya. Bukannya mengungkit masa baktiku merawatmu, tapi harusnya dalam rumah tangga itu saling mengingatkan, saling memaafkan. Tapi Sir selalu ingin benar sendiri. Selalu ingin menang sendiri.” Nawa menatap Brama sengit.“Nawa, kamu–““Kondisiku pas ke sini juga nggak sedang baik-baik saja. Aku capek habis ngerawat bapak, lalu ngerawat Sir di sini. Sekali lagi aku bukan niat mengungkit, tapi ayolah, kalau sama-sama salah itu saling memaafkan, jangan malah membentak. Padahal tadi sebenernya hanya salah paham. Tapi nada bicara Sir sangat tinggi. Sakit hati aku.”Brama berusaha menggapai tangan istrinya. Namun, Nawa menepisn
Baca selengkapnya