“Mommy nggak sengaja, Bre. Tapi lo sengaja merusak ponsel gue!” Bima mencengkeram kerah jaket Brama.“Hey, sudah! Kenapa kalian malah berantem?” Gahayu datang melerai.“Brama merusak ponselku, Mom.”“Bram, Mommy benar-benar minta maaf. Mommy nggak sengaja. Tapi kamu juga jangan kayak gini, merusak ponsel adikmu. Bim, lepas tanganmu. Nggak baik berani sama kakak.”“Biar impas. Mommy sudah merusak ponselku. Sebagai ganti, kurusak ponsel anak kesayangan Mommy ini.” Brama menyentak kasar tangan Bima yang ada di lehernya, lalu berderap meninggalkan rumah.“Bram, jangan pergi! Kalau kamu pergi, Mommy akan buat perhitungan sama sekretaris kesayanganmu itu! Biar impas. Itu kan, yang kamu bilang tadi?”Brama berbalik. “Memangnya apa yang mau Mommy lakukan?”“Banyak. Mungkin hal yang gagal dilakukan karyawan divisi keuangan itu, akan berhasil dilakukan orang lain suruhan Mommy. Mommy bisa berbuat apa saja.”Brama berpikir sejenak. Ia sekarang ada di Tangerang, tidak bisa siaga menjaga Nawa. Leb
Read more