Home / Lain / My Dangerous Mafia / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of My Dangerous Mafia : Chapter 41 - Chapter 50

98 Chapters

41 Flashback Part Three

Alec Bernald adalah seorang mafia asal Belanda. Mafia ini berhasil menipu Hendrick, agar Hendrick mau bekerja sama. Namun, dengan bodohnya, Hendrick menerima ajakan Alec karena menatap wajah penuh permohonan dari Alec.Hendrick berjalan menuju Alec dengan santai."Alec, Alec. Betapa bodohnya diriku menerima ajakanmu untuk kerja sama--""Kau memang bodoh, Hen." Potong Alec.Hendrick tersenyum pahit. "Ya, aku memang bodoh. Aku terhasut dengan omongan manis seseorang. Aku yang bodoh atau aku yang terlalu baik hati? Sehingga mudah tertipu dengan godaan kucing manis. Memohon layaknya seorang pengemis, memasang wajah ala kucing imut. Bagaimana aku tak merasa kasihan? Tapi... Inikah balasan si pengemis itu? Dengan menyerang dari belakang?" sindir Hendrick yang mampu membuat Alec menggeram marah. Ia tak terima jika ia dikatakan sebagai pengemis."Kau mengataiku pengemis?" tanya Alec dengan geram."Baguslah jika kau merasa begitu, oh ayolah... Kucing manis, tidakkah kau berpikir Jika kau sedan
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

42 Losing Vorginity

Pria berstelan ala mafia itu keluar dari ruangan kerjanya. Madrick menghabiskan waktunya seharian hanya untuk minum dan membaca sebuah diary yang pernah ia tulis semasa kecilnya. Tubuhnya benar-benar linglung, Mad mabuk berat malam ini. Jam menunjukkan pukul dua dini hari. Mad melangkah menuju lantai atas, efek mabuk, Mad terus saja tersandung lantai dan ambruk. Ia benar-benar mabuk berat. Masalalu nya yang kelam, membuatnya jadi seperti ini. Seakan, masalalu itu menjadi mimpi buruk baginya.Jika ia pernah bilang, jikalau orang tuanya meninggal karena buronan polisi, itu adalah kebohongan. Kematian orang tua Mad, menjadi history terburuk bagi Mad. Ia harus kehilangan orang tuanya karena kebodohan yang pernah ia perbuat. Mad menyesal, sangat menyesal.Langkahnya yang gontai, membawa tubuh Mad menuju sebuah kamar yang bukan kamarnya sendiri, melainkan kamar milik kekasihnya, Olivya. Olivya telah menerima cinta Mad seutuhnya. Dengan gerakan perlahan, Mad membuka pintu kamar Olivya yang t
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

43 New University

Svetchoka University.Mad dan Olivya telah sampai disalah satu Universitas termahal yang ada di Italy. Olivya memandang kagum Universitas ini. Universitas impiannya sejak kecil, namun harganya yang cukup fantastis, membuatnya hanya bermimpi jika bisa masuk di Universitas ini. Tapi, Mad mewujudkan impiannya.Olivya dan Mad keluar dari dalam mobil. Mad merangkul pinggang Olivya dengan posesif. Banyak pasang mata yang melihat kemesraan yang dilakukan Mad pada Olivya. Bagaimana tidak? Mad adalah orang terpandang dan mafia yang terkenal hampir dipenjuru dunia."Apakah kau yakin? Aku tahu, itu mu pasti sangat sakit untuk berjalan." tanya Mad dengan khawatir."Yakin, kau tenang saja. Lihat? Ini sudah tak seberapa sakitnya, aku sudah mengolesi obat khusus." balas Olivya."Tap-""Diamlah Mad. Ini juga ulahmu."Hening, mereka sama-sama bungkam. Olivya yang sibuk dengan pemandangan Universitas impiannya ini dan Mad yang sibuk dengan pikirannya yaitu, takut jika Olivya akan di ganggu atau di deka
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

44 War Of Mafia

Bel istirahat sudah berbunyi. Olivya mengemasi barang-barangnya, memasukkan segala perlengkapan belajarnya kedalam tas ransel miliknya. Bukan tas ransel biasa, tentu saja tas ransel yang sangat mahal dan mewah. Tentu saja Mad yang membelikannya. Banyak para cewek yang menatap iri ransel mahal milik Olivya, bahkan Olivya sendiri tak menyadari jika ransel yang ia pakai saat ini adalah ransel incaran para wanita."Hei, mau ke kantin bareng nggak?" tanya seorang pria yang tadi menyelamatkan Olivya dari desakan dosen killer."Bo-boleh." jawab Olivya dengan gugup."Mau aku gandeng?""Ku rasa nggak perlu." tolak Olivya dengan ramah.Olivya dan pria ini berjalan beriringan. Perlu Olivya akui jika cowok ini sangat tampan dan maco. Ini memang rezeki Olivya atau hanya kebetulan. Pagi tadi ia diantar Mad yang tentu tak kalah ganteng, kedua ia diantar oleh dosen tampan yang mungkin dosen idaman kampus ini, ketiga ia diantar ke kantin oleh pria yang belum ia ketahui namanya.Banyak pasang mata yang
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

45 Mad Tertembak

Mad meringis kesakitan saat seseorang telah menembak lengannya dan darah banyak yang keluar bercucuran. Mad menatap anak buah Xander yang menembak lengannya tadi. Walaupun lengannya tertembak, Mad tidak lengah sedikitpun. Pistol masih erat ia genggam dan tidak jatuh ke bawah."Tuan?" panggil anak buahnya yang terkejut saat melihat lengan tuannya tertembak.Mad mengarahkan dagunya pada anak buah Xander. Anak buah Mad mengangguk, ia mengerti apa yang diperintahkan tuannya."Dengan lengan seperti itu, apakah kau masih lanjut?" ledek Xander dengan kekehan."Kau buta atau bagaimana? Aku memiliki dua tangan." balas Mad dengan tajam."Bagaimana jika kita lawan dengan tangan kosong tanpa senjata?" tawar Xander.Mad tahu, ini adalah siasat Xander agar Mad kalah. Dengan lengan yang masih menanam peluru kecil dan darah yang keluar terus, kemungkinan kecil Mad akan mengalahkan Xander. Bukan ia takut ataupun lemah, ini efek panasnya peluru dan menyedot habis tenaganya"Bodoh! Dunia semakin canggih
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

46 Mad Cemburu

Caryn menoleh kearah sumber suara. Olivya yang mengenali suara itu hanya diam sambil menunduk. Ia sangat tahu dan kenal siapa pemilik suara ini. Suara derap kaki terdengar begitu jelas mendekat kearahnya. Saat itu juga, suara itu derap kaki itu berhenti tepat disebelah Olivya.Mad, pria itu menatap Caryn dengan tajam. Berani sekali wanita ini mengancam gadisnya. Selama ia bersama Olivya, sekata pun Mad tak pernah mengancam gadisnya."Tuan Mad?" gumam Caryn dengan raut wajah yang ketakutan. Siapa yang tak mengenal Mad? Mafia kejam ini hampir di kenal seluruh kota.Olivya merasa takut dan malu. Entah apa yang akan ia terima besok ketika masuk kuliah lagi. Pada ketiga gadis ini akan menyebarkan berita yang tak benar akan faktanya."Katakan, kau akan mengancam apa pada gadisku, hm?" tanya Mad dengan pelan namun terkesan dingin."Gadis?" tanya temannya Caryn dengan pelan."Ti-ti-tidak tuan. Kau mungkin salah dengar. A-aku, tidak sedang mengancam." Caryn mencoba mengelak. Mad menatap Caryn
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

47 Hinaan di Kertas Kecil

Olivya menutup pintunya, ia mengatur suhu ruangan agar memberikan kenyamanan untuk Mad. Hari sudah semakin sore, tak lama lagi akan gelap. Olivya juga masih berjaga di kamar tamu. Berjaga-jaga, jika Mad membutuhkan sesuatu.Tok tok tokOlivya berdiri dari duduknya di sofa, ia berjalan menuju pintu yang diketuk dari luar."Nona, ini sarapan untuk nona. Sejak siang tadi, nona belum makan." ujar seorang maid dengan membawa nampan berisi steak daging dan juga jus mangga.Olivya mengambil alih nampan itu, ia menghargai pemberian maid itu yang sudah membawakannya makanan."Terima kasih. Lain kali, tidak perlu mengantar makanan untukku. Jika aku lapar, aku akan pergi untuk mengambilnya sendiri. Aku tak ingin merepotkan siapapun selagi aku masih bisa sendiri." ujar Olivya dengan senyuman."Tidak apa-apa nona. Oh iya, saya pamit dulu. Masih banyak tugas di dapur." pamit maid itu dan melenggang pergi.Olivya meletakkan nampan diatas nakas dan beralih menutup pintu. Ia mengambil nampan itu dan m
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

48 Kekerasan

Milan, Italy 07.30 A.MOlivya berjalan tergesa-gesa masuk kedalam Universitas. Ia lupa jika hari ini dia akan ada presentasi. Dijalan pun, pak sopir mengeluh jika sakit perut, mengharuskan ia dan pak sopir harus mampir terlebih dahulu ke toilet umum yang berada di pom bensin.Saat sudah sampai didepan kelas, Olivya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan perlahan. Tangannya yang sudah memegang handle pintu segera mendorong pintu itu hingga terbuka. Banyak pasang mata yang menatapnya, termasuk guru killer yang bernama Yoseline itu."Maaf bu, saya terlambat." ujar Olivya dengan sopan dan ramah."Apa kamu bilang? Maaf? Gara-gara kamu, kita menunda presentasi. Kamu tahu kan jika hari ini adalah giliran mu untuk presentasi?" tanya Yoseline dengan nada tinggi, lebih tepatnya membentak."I-i-iya, bu. Ingat.""Hm, lalu.. kenapa telat? Melayani bapak-bapak dulu?"Olivya mengangkat kepalanya, ia menatap tak percaya dengan ucapan Yoseline."Tidak bu. Saya tidak serendah itu." elak
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

49 Olivya Panik

Olivya duduk dibawah pohon dengan Carson. Mereka berdua bercerita banyak siang ini. Olivya pikir, Carson ini adalah tipe orang yang ceria dan humoris. Tidak seperti kebanyakan pria tampan yang sok cool dan terlihat dingin.Olivya juga tak ragu untuk berbagi cerita dengan Carson. Disaat semua tak ingin berteman dengannya, tapi Carson masih tetap ingin berteman dengan dirinya. Bahkan, Carson tak memperdulikan semua hujatan jelek tentang Olivya."Carson, apakah kita tidak dimarahin jika bolos kelas?" tanya Olivya dengan sedikit takut.Carson menghentikan aksinya yang mencabuti rumput, ia menatap kearah Olivya. "Tenang saja, aku sudah izin pada kakakku, dan dia juga memaklumi nya. Katanya, kamu juga butuh waktu untuk merefresh otak dari segala pikiran yang menghantuimu." balas Carson.Olivya terdiam sejenak, ia menatap kearah awan yang cerah. Sebelumnya, ia tak mengetahui taman ini, tapi berkat Carson yang mengajaknya kesini, dirinya menjadi sangat betah dengan suasana rindang disini. Ber
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

50 Accident

Madrick menggeret kopernya saat sudah tiba di Bandara Hawai. Mad dan Gaston harus berpisah tujuan, Gaston ke Indonesia dan Mad kembali ke Italy."Tuan, boleh saya periksa isi kopernya?" tanya seorang penjaga."Kenapa?" tanya Mad dengan wajah datar."Pemeriksaan ini sudah menjadi rutinitas setiap penumpang tuan."Mad memberikan kopernya, sebelumnya, Mad lupa untuk membeli ponsel baru. Ia akan membelinya jika sampai di Italy nanti."Tuan, pesawat akan di delay selama setengah jam. Ada kendala pada mesin." ujar seorang penjaga yang telah selesai memeriksa isi koper milik Mad.Mad menatap arlojinya, ia mengangguk dan menuju pada sebuah kafe. Saat sudah sampai, Mad menuju tempat yang jauh dari pengunjung lainnya. Seorang pegawai wanita menghampirinya dan menawarkan sebuah pesanan. Mad hanya memesan sebuah coffe dan pancake berukuran mini.Mad menatap kearah air mancur secara tak langsung karena terhalang dinding kaca. Entah kenapa hari ini ia merasa lelah, bahkan ia tak bisa berpikir untuk
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status