"Sialan, Kau berani mempermainkan aku? Lihat saja nanti."Dengan wajah yang sudah memerah, Mad hanya mampu memendam amarahnya dengan kedua tangan yang mengepal.Saat ini, seluruh anak buah Mad dan Mad juga tentunya, sedang menuju ke pabrik listrik. Jujur, dalam hati Mad takut jika gadisnya akan di...., Ah sudahlah, Mad segera menepis pemikiran buruknya. Ia bersumpah, jika sampai gadisnya kenapa-napa, ia akan takkan segan-segan membunuh pelakunya."Tambah kecepatan mobilnya." titah Mad pada sopir.Dengan kecepatan diatas rata-rata, Bukannya takut, Mad justru merasa lambat atas laju mobilnya. Seakan, perjalanan ini sangat jauh untuk ia tempuh.***Mad POVHari sudah semakin terik, orang-orang lebih memilih untuk berdiam dirumah dengan menikmati segelas coffe dingin. Tapi tidak denganku, dengan panas matahari yang hampir menyengat, tak memupuskan harapanku untuk menemukan gadisku.Gadisku yang malang, ia harus ikut terjebak dalam permainan ini. Menyesal? Ya, seharusnya malam itu aku berj
Last Updated : 2024-02-02 Read more