Home / Lain / My Dangerous Mafia / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of My Dangerous Mafia : Chapter 31 - Chapter 40

98 Chapters

31 Dikepung Musuh

"Sialan, Kau berani mempermainkan aku? Lihat saja nanti."Dengan wajah yang sudah memerah, Mad hanya mampu memendam amarahnya dengan kedua tangan yang mengepal.Saat ini, seluruh anak buah Mad dan Mad juga tentunya, sedang menuju ke pabrik listrik. Jujur, dalam hati Mad takut jika gadisnya akan di...., Ah sudahlah, Mad segera menepis pemikiran buruknya. Ia bersumpah, jika sampai gadisnya kenapa-napa, ia akan takkan segan-segan membunuh pelakunya."Tambah kecepatan mobilnya." titah Mad pada sopir.Dengan kecepatan diatas rata-rata, Bukannya takut, Mad justru merasa lambat atas laju mobilnya. Seakan, perjalanan ini sangat jauh untuk ia tempuh.***Mad POVHari sudah semakin terik, orang-orang lebih memilih untuk berdiam dirumah dengan menikmati segelas coffe dingin. Tapi tidak denganku, dengan panas matahari yang hampir menyengat, tak memupuskan harapanku untuk menemukan gadisku.Gadisku yang malang, ia harus ikut terjebak dalam permainan ini. Menyesal? Ya, seharusnya malam itu aku berj
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

32 Siapa Dalangnya?

Adegan tembak menembak masih saya berlanjut. Mad dan anak buahnya berhasil melumpuhkan beberapa lawan. Sekarang, hanya tersisa beberapa lawan yang sedang mereka hadapi.Mad mengumpat saat ia mulai kehabisan peluru. Ia membuat pistolnya dengan cara membanting. Ia menyuruh anak buahnya untuk mengambilkannya pistol lagi dengan isi peluru yang banyak."Gaston, dimana Gaston?" tanya Mad dengan membentak kepada anak buahnya."Gaston ada di bagian atas tuan.""Tuan!!" Mad menoleh kearah Gaston yang baru saja datang."Tuan, musuh akan meledakkan pom bensin ini. Kita harus segera keluar dari sini tuan." ujar Gaston"Vya? Hei cepat ambil gadisku." titah Mad dan langsung diangguki.Tak lama kemudian, pengawalnya datang dengan menggendong Olivya yang masih tak sadarkan diri. Mad mengambil alih tubuh Olivya. Ia menggendong Olivya seperti karung beras.Satu persatu lawan mulai berlari kearahnya saat tahu bahwa Mad telah menemukan Olivya. Mad menembaki semua lawan yang mendekatinya.Mad mulai berjal
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

33 Hampir Lepas kendali

"Begitu susahnya kah dirimu untuk berubah?""Tidak usah untuk membuatku berubah, Dad. Tapi Dady hafal aku dengan baik bukan? Aku harus mendapatkan apa yang aku mau. Termasuk Mad, aku menginginkannya. Aku ingin dicintai nya.""Oh God. What happend with you? You want Mad loving you? That's impossible, Violin.""Yeah, that's impossible. Maka dari itu aku menggunakan cara yang licik. Aku tahu ini salah, tapi aku mencintainya Dad.""Dad, please. Bisakah kau menolong putrimu ini?""Maaf, Dady tak bisa menolong mu untuk mendapatkan Mad. Itu tak mungkin. Mad hanya akan mencintai Olivya. Seharusnya kau mengerti itu."Violin menghembuskan nafasnya dengan gusar. Saat ini, Gaston dan Violin berada di apartemen milik Violin tinggal. Gaston yang membelikannya saat umur Violin menginjak tujuh belas tahun."Whatever if you want not help me. Aku akan merebutnya sendiri.""Berhentilah berlaku seperti seorang pelacur!!" bentak Gaston yang mulai muak dengan putrinya."Ya!! Aku memang pelacur. Aku mengeja
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

34 Don't Leave Me

Olivya keluar dari kamar mandi dengan perasaan gugup dan campur aduk. Ia menundukkan kepalanya malu. Mad yang melihat gadisnya baru keluar dari kamar mandi dengan menunduk, ia mengangkat wajah Olivya. Mad menahan tawa saat melihat rona merah pada pipi Olivya."Malu heh?" goda Mad.Olivya menepis tangan Mad. Ia berjalan tertatih untuk menjauh dari Mad, lebih tepatnya menyembunyikan rona merah di pipinya.Mad yang melihat itu, ia langsung menggendong tubuh kecil Olivya ala bridal style."Aku nggak mau tertawa karena melihat kau akan jatuh." gumam Mad."Ish, aku nggak akan jatuh."Mad meletakkan tubuh Olivya diatas kursi roda. Mad berjongkok didepan Olivya. Kedua telapak tangan besarnya menggenggam tangan Olivya. Tangan satunya ia lepas untuk merapikan anak rambut Olivya yang hampir menutupi wajahnya."Dengar ini sayang. Kau akan tetap menjadi milikku, selamanya milikku. Aku takkan melepaskan mu begitu saja. I'm yours and you mine. Aku mencintaimu tulus. Kau ingat sesuatu?"Olivya mengge
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

35 Make Olivya Happy

Mad menuntun Olivya untuk berdiri secara perlahan. Telapak tangan besar milik Mad, menggenggam erat tangan mungil Olivya. Kaki Olivya sedikit gemetar, bukan karena takut, kakinya masih belum kuat alias lemas. Koma selama seminggu bukanlah hal yang baik, itu cukup untuk menguras habis tenaga seseorang.Setelah berhasil berdiri dengan bantuan kedua telapak Mad, Olivya perlahan melepaskan genggaman tangannya pada tangan Mad. Ia berjalan sangat perlahan. Seakan, ia akan menginjak sebuah duri. Mad siap pasang badan untuk jaga-jaga jika Olivya akan jatuh."Aaaaaaa!!"Hampir saja Olivya terjatuh jika Mad tidak segera menangkapnya. Olivya tak menyerah, ia semakin semangat untuk jalan. Ia mengambil nafasnya secara perlahan dan mulai melepaskan diri dari rengkuhan Mad.Olivya kembali berdiri tegak, ia mulai berjalan sepelan mungkin. Berhasil, itulah kata yang mungkin ada dipikiran Olivya. Ia semakin lancar untuk jalan, dan mulai sedikit melajukan jalannya sedikit cepat."Hei, hati-hati Olivya.
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

36 Diatas Gedung Tinggi

Olivya dan Mad berdiri tepat didepan gedung yang menjulang tinggi. Mad mengajak Olivya untuk masuk kedalam. Pintu loby terbuka, dan Olivya dibuat terperangah untuk kedua kalinya dengan isi loby gedung ini. Begitu mewah dan klasik.Banyak para pegawai yang berdiri dari duduknya dan memberikan hormat pada Mad."Kenapa mereka seperti sedang hormat padamu?" tanya Olivya dengan bingung."Aku pemilik gedung ini." jawab Mad dengan enteng."Kamu ini, mengaku saja.""Ya sudah jika kamu tak percaya.""Mad, aku pengin ke atas gedung.""Di kabulkan. Ayo."Mad menarik tangan Olivya menuju lift. Hingga lift terbuka, Mad dan Olivya melangkah masuk. Jari telunjuk Mad memencet tombol yang menunjukkan angka 40."Apakah kita akan lama berada didalam lift ini? Lihat, tingkatnya saja sampai 40. Adakah yang lebih tinggi lagi dari ini?""Tentu saja ada. Tapi aku akan mengajakmu keruangan kerja ku." balas Mad."Apakah seriusan ini gedung milikmu?""Kau masih tak percaya rupanya.""Tentu saja aku tidak percay
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

37 Penyesalan Mery

Mad menoleh kebelakang. Disana, Olivya berdiri mematung di depan pintu dengan memegang bulu leher si macan putih."Apa yang kau lakukan disini Vya?" tanya Mad dengan lembut. Mad berjalan menuju Olivya. Ia merangkul pundak Olivya dan menyeretnya untuk berdiri di hadapan Merry.Mad telah mengetahui segalanya. Bukan, baru saja. Mad yang cerdik sudah mengetahui dalangnya, namun ia diam. Ia menunggu pelakunya sendiri yang mengaku. Namun yang ia tunggu tak kunjung dapat. Akhirnya ia melakukan cara kasar untuk membuat Merry buka mulut.Mad tahu dari awal Merry meminta untuk menjadi maid dimansion nya. Mad sudah mencari tahu sehari Merry bekerja dimansionya. Selama ini ia diam. Ia membiarkan Merry melakukan hal apa saja selama pantauannya. Tapi kali ini Mad tak tahan. Karenanya, gadisnya hampir saja kehilangan nyawa."Mad, kenapa kau mengikat Merry seperti ini? Apa salah dia?" tanya Olivya dengan bingung. Sebelum menjawab, Mad menyuruh pengawalnya untuk membawa pergi peliharaan kesayangannya
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

38 Serangan Gagal

Olivya merasa tidurnya ada yang mengganggu. Ia membuka matanya perlahan dan tatapannya langsung menuju pada sebuah wajah yang begitu dekat dengannya. Seketika, Olivya langsung membuka lebar matanya."Aaaaaaaaa" Olivya menampar wajah yang berada didepannya secara spontan."Awwww." ringis Mad sambil memegang wajahnya yang terasa panas karena tamparan yang cukup keras dari Olivya. Mad juga seorang manusia yang memiliki rasa sakit, tapi sebuah tamparan dari Olivya bukanlah hal yang perlu diragukan, tamparan yang menurutnya tak begitu menyakitkan.Mad memundurkan tubuhnya, ia melihat Olivya yang mulai bangkit dari tidurnya. Olivya menatap telapak tangannya yang usai menampar wajah Mad."Apakah sakit?" tanya Olivya dengan mimik wajah yang merasa bersalah."Tidak, sudah lupakan. Ayo makan, pizza mu sudah datang." Mad melangkah kembali duduk di kursi kerjanya.Mata Olivya tetap tertuju pada Mad, lalu tertuju pada tiga tumpuk pizza yang berukuran besar."Kau tak makan?" tanya Olivya sambil men
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

39 Flashback Part One

Madrick Kecil POVAku berlari, terus berlari tanpa arah dan tujuan. Sesekali aku menengok ke belakang, suara derap kaki yang bersahutan semakin membuatku menambah kecepatan berlari ku. Aku terjebak, entah jalan apa yang ku lalui ini. Rasanya sepi dan hampir tak ada orang. Kanan dan kiri ku penuh dengan pepohonan yang menjulang tinggi. Aku menengok ke belakang, suara derap kaki itu semakin dekat, aku bingung. Kaki ini mengajakku pada sebuah tong besar yang berada hampir ditengah hutan. Sampai ku di depan tong besar ini, aku memasukkan tubuhku guna untuk bersembunyi. Aku menutup mulut ku. Suara kaki itu semakin dekat, apakah aku akan bernasib sama dengan kedua orang tua ku? Tidakkk, aku tidak ingin seperti itu. Masa depanku masih panjang."Sialan, dimana anak itu?" samar-samar ku dengar seseorang yang sedang mengumpat. Aku yakin, itu masih seseorang yang tadi mengejar ku.Oh Tuhan, kenapa ini terjadi padaku? Kenapa? Kenapa tidak pada orang lain yang mampu menjalani ini semua? Aku menang
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

40 Flashback Part Two

"Mad, bangun nak. Mad?" aku mengerjapkan mataku saat seseorang tengah mengusik tidurku. Ku buka mataku dan ternyata Zakira."Apakah sudah sampai?" tanyaku yang langsung bangkit dari posisi terlentang."Sudah, tapi dirumah sepertinya sedang tidak aman. Lihatlah, banyak sekali para pengawal jahat." aku mengikuti arah pandang Zakira yang mengarah pada mansion megah Dadyku. Benar apa katanya, aku ingat betul. Orang-orang itulah yang mengejarku tadi."Aku akan tetap masuk, Dady dan Momy ku dalam bahaya di dalam sana." aku menggeser tubuh Zakira dan turun dari mobil.Zakira menarik tanganku. "Kita akan masuk bersama-sama nak. Jon, ayo.""Are you sure, Kira?" tanya Jon."Ayolah Jon, jika kau tak ingin masuk, aku yang akan masuk dengan Mad."Jon meraup wajahnya dengan kasar. "Baiklah kita akan masuk bersama-sama. Tapi kita tidak bisa masuk melalui pintu depan.""Lalu? Darimana kita akan masuk?" tanya Zakira.Dapat kulihat, tampak Jon sedang berpikir keras."Aku tahu. Di samping mansion ada se
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status