Home / Lain / My Dangerous Mafia / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of My Dangerous Mafia : Chapter 21 - Chapter 30

98 Chapters

21 New Maid

Mad berjalan menuju dapur. Pagi-pagi sekali ia sudah bangun untuk berolah raga. Disana, ia melihat para koki yang sedang menyiapkan makanan pagi dibantu oleh para maid lainnya."Ambilkan sarapan untuk Vya, biarkan aku yang mengantarnya." perintah Mad dengan dingin."Tuan tak ingin sarapan terlebih dahulu?" tanya kepala Maid disini."Kalau aku tak minta berarti tak makan, bodoh!" balas Mad.Maid itupun mengangguk dan pergi menyiapkan sarapan pagi untuk Olivya. Sesuai perintah tuannya. Mad duduk disalah satu kursi yang ada diruang makan. Ruang makan yang mewah dan elegan."Tuan," Mad menoleh kearah sumber suara yang memanggil namanya. Mad mendapati Gaston yang tengah berlari kecil kearahnya."Ada apa?" tanya Mad dengan wajah yang amat datar."Tuan, ada seorang wanita yang ingin menjadi pembantu disini." ucap Gaston saat sudah berdiri didepan Mad.Mad mengerutkan alisnya. "Kau yakin dengan wanita itu?" tanya Mad.Gaston mengangguk dengan ragu. "Wanita itu seperti lugu sekali tuan. Jika b
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

22 Violin and Verlyn Twins

"Lepasin!" Verlyn mencoba memberontak dengan mendorong dada bidang Renzo, membuat Renzo mundur beberapa langkah. Verlyn membuka pintu kamar mandi dan berhasil. Verlyn berlari keluar kamar mandi. Banyak sekali mahasiswa dan mahasiswi yang menyaksikannya keluar dari kamar mandi. Verlyn menyerobot segerombolan mahasiswa dan mahasiswi itu yang sedang meneriakinya dan juga mengejek dirinya. Ia merasa hancur dan sangat hancur. Ia malu, anggapannya sekolah diluar negeri hanya ingin menambah ilmu lebih luas. Bukan mencermarkan namanya hingga luas.BrakVerlyn menangis sesenggukan dengan posisi yang terduduk. Tak sengaja ia menabrak seseorang.ByurrrVerlyn mendongak saat kepalanya diguyur oleh jus tomat. Minuman yang paling Verlyn benci baunya dan entah salah apa dia, kini ia kena guyuran minuman itu."What the fuck, what are you doing?" bentak Verlyn dengan kencang. kesabarannya sudah habis."Wow, sudah berani berkata kasar rupanya." balas Violin yang merupakan anggota Genk bullying Renzo.V
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

23 Twins In Mansion

Madrick memasuki perusahaannya dengan langkah panjangnya. Semenjak ada Olivya dimansionnya, Mad lupa dengan posisinya yang juga sebagai CEO. Madrick memasukki lift khusus untuk dirinya. Ia memencet tombol lantai paling atas, yaitu ruang kerjanya.Madrick keluar dari dalam lift. Ia membuka pintu ruang kerjanya. Banyak sekali berkas yang menumpuk diatas meja kerjanya. Mad membanting bokongnya pada kursi kebesarannya. Mad melihat jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. Menunjukkan pukul dua belas siang. Madrick menghebuskan nafasnya dengan gusar. Ia mengambil satu persatu berkasnya untuk ia teliti dan juga tanda tangani.Ponselnya bergetar. Ia melihat ada pesan masuk dari Gaston, tangan kanannya.Tuan, aku izin untuk kembali kerumah. Tuan tau? Verlyn adalah putri kandungku yang selama ini aku rindukan.Itulah isi pesan Gaston. Mad hanya mengerutkan dahinya. Hal yang baru ia dengar, Verlyn putri kandung Gaston?Tak mau banyak berpikir, Mad tak peduli akan itu. Mad kembali fokus pad
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

24 Teror Penembakan

"Olivya!!!" Mad berteriak kencang, saat kaki mulus Olivya terkena tembak Hingga mengeluarkan darah segar."Hiks.... Sakit.." erang Olivya yang sudah ambruk."Gaston, gerakkan pengawal cepat!!" perintah Mad yang langsung diangguki oleh Gaston.Violin dan Verlyn bingung harus melakukan hal apa. Mad pun sudah membopong tubuh mungil Olivya."Kalian, beritahu para Maid untuk membawakan obat." ujar Mad pada Violin dan Verlyn."Ayo!" ajak Verlyn dan langsung memasuki kedalam mansion.Mad membawa tubuh Olivya kedalam kamarnya. Karena, kamarnya lah yang akan menjadi tempat teraman untuk Olivya."Hiks... Mad, sakit..." Mad merasa dicambuk hatinya sangat mendegar lirihan Olivya."Tuan, ini obatnya." ucap Maid dengan sopan dan diikuti Verlyn dan Violin dibelakangnya."Kamarnya mewah. Beruntung gadis itu." bisik Violin pada Verlyn."Ssttt, diam." balas Verlyn dengan bisikan.Mad mengobati luka tembak Olivya dengan sangat hati-hati. Sebelumnya, Mad telah memberikan Olivya obat bius hingga membuat O
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

25 Mary Mission

Verlyn melangkah keluar kamar."Bagaiman keadaanmu? Apakah sudah baikan?" tanya Violin.Olivya masih sangat canggung dengan Violin. Ia pun hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. "Jangan malu padaku, aku akan dengan senang hati berteman denganmu." kata Violin, seakan tahu apa isi pikiran Olivya.Verlyn pun kembali dengan membawa segelas air. "Ini, diminum." Verlyn menyodorkan gelas berisi air putih kepada Olivya. Olivya pun menerima gelas itu."Terima kasih" ucap Olivya dengan tulus. Verlyn berjongkok dan mulai mengambil satu persatu pecahan gelas untuk ia buang."Kenapa kau repot membersihkannya? Disini banyak pembantu kan?" tanya Violin."Mungkin kau terbiasa menyuruh orang lain, tapi aku tidak. Aku dari kecil selalu diajari oleh mama untuk melakukan hal apapun dengan mandiri tanpa bantuan orang lain selagi itu masih bisa kulakukan." ucap Verlyn melanjutkan aksinya."Mama? Apakah itu sebutan bagi seorang ibu?" tanya Olivya dengan bingung. Pasalnya, di negara ini lebih sering men
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

26 Who's Madrick?

Tok tok tok"Masuk!" ucap Mad pada orang dibalik pintu.Seseorang yang mengetuk pintu pun masuk dengan menenteng plastik putih yang berisi obat."Tuan, ini obatnya nona Olivya." ucap anak buahnya."Letakkan diatas meja dan keluarlah." balas Mad. pria tersebut pun menuruti perintah Mad. Setelah meletakkan obat, Pria itupun melenggang keluar.Mata Mad tak sedikitpun beralih pada wajah Olivya. Hingga suara deringan ponsel berbunyi menggagalkan Mad yang sedang menikmati wajah damai Olivya. Mad mengambil ponselnya didalam saku celananya. Ponsel yang elegan berlogo apel digigit dengan warna yang ia sukai yaitu hitam. Mad membaca sebuah pesan yang dikirim oleh salah satu anak buahnya. Mad melangkah keluar kamar, Ia segera menuju ruang tamu. Mad menggulung lengan kemejanya hingga kesiku. Menuruni anak tangga dengan lincah.Saat sampai diruang tamu, Mad mendapati dua orang pria. Yang satu bersetelan jas elegan, Mad tahu pria itu kaya, namun tak sebanding dengan kekayaannya."Selamat siang Mad,
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

27 Keputusan Olivya

Setelah tahu siapa sosok Mad, Olivya menjadi sangat dingin dan ketus terhadap Mad, dan itu juga membuat Mad frustasi dan ekstra sabar menghadapi Olivya.Saat ini, Olivya dan Mad tengah duduk berdua diruang makan. Kaki Olivya pun sudah sedikit membaik. Mad juga menyewa beberapa suster untuk merawat Olivya. Namun, Olivya sudah tak membutuhkannya lagi, karena kakinya sudah bisa untuk jalan walau masih dengan tertatih.Mad saat ini rapi dengan setelan jas nya."Mau kemana?" tanya Mad saat Olivya sudah berdiri dan hendak pergi."Kamar." balas Olivya dengan cuek."Duduk dan habiskan makananmu." terus Mad."Kenyang.""Duduk dan habiskan." Olivya berdecak malas, ia menatap manik Mad setelah sekian lama."Kali ini aku benar-benar kenyang. Kumohon mengertilah. Jangan terus memaksaku." Mad berdiri dari duduknya. Ia merapikan sedikit jasnya. Mad berjalan kearah Olivya, ia menarik pergelangan tangan Olivya dan membanting tubuh Olivya diatas kursi empuk. Mad tahu, gadisnya ini hanya makan beberapa
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

28 Kue

Olivya POVMalam yang sunyi, aku hanya termenung dipinggiran railing balkon kamarku. Entah mengapa aku masih saja kepikiran tentang keputusanku tadi pagi. Aku akan menjadi kekasih seorang mafia? Ah sepertinya kata akan tidak berlaku lagi untukku, karena aku memang sudah menjadi kekasihnya seorang mafia.Sedari tadi pun aku juga mendapatkan perlakukan manis dari Mad. Ya, seorang Madrick yang terkenal kejam bisa berlaku manis dan itu hanya padaku. Rasanya aku hampir saja jatuh dalam pesonanya.Aku jatuh cinta? tidak, sebisa mungkin akan ku tepis perasaanku ini.tok tok tokSuara ketukan pintu membuyarkan segala lamunanku. Aku beranjak dan membuka pintunya. Memang pintu kamar ini sudah tidak lagi dikunci menggunakan password digit. Hanya dapat dibuka menggunakan sidik jariku dan Mad.Aku membuka pintunya, aku melihat maid yang paling muda disini dan paling baru bekerja disini. Merry, aku mengenalnya. Bahkan aku juga sering berbagi cerita padanya.Soal Verlyn dan Violin, mereka berpamitan
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

29 Bad Box

masih senantiasa menunggu didepan pintu ruangan dimana terdapat Olivya didalamnya. Sudah dua jam berlalu dan sang dokter pun belum menunjukkan akan kehadirannya yang akan membawa kabar gembira untuk Mad.Bagaimana jika itu kabar buruk?Rasa khawatir yang begitu mendalam dan rasa takut kehilangan, menyelimuti seluruh isi pikiran Mad. Setelah bertahun-tahun, akhirnya Mad merasakan kembali akan sebuah ketakutan yang mendalam. Pertama kali ia rasakan saat takut kehilangan orang tua yang begitu ia sayangi, dan ketakutan itu muncul kembali untuk gadis yang begitu ia cintai.Setelah menunggu berjam-jam, dokter pun keluar dengan satu asistennya yang membuntutinya. Mad berdiri dan menanyakan kondisi gadisnya."Hampir saja anda terlambat membawa kerumah sakit. Lima puluh persen racun dalam tubuh gadis anda menjalar ke seluruh tubuh. Tapi, jangan khawatir. Kami akan melakukan pencucian darah untuk mengeluarkan seluruh racunnya. Tapi untuk saat ini, kami hanya berhasil mengeluarkan racun yang tid
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

30 Olivya Di Culik

berjalan keluar rumah sakit dengan menenteng buket bunga mawar. Saat berada disebelah tempat sampah, Lexi langsung membuang buket bunga mawar itu. Setelah itu ia berjalan menuju tempat mobilnya terparkir.Disana, terdapat dua bodyguardnya yang berdiri disisi kanan dan kiri mobil hitam besar. Lexi mendekat dan salah Bodyguardnya membukakan pintu belakang untuk Lexi. Lexi pun masuk dengan angkuhnya dan pintu pun langsung ditutup oleh bodyguard yang membukakan pintu tadi."Ingin langsung ke mansion nona?" tanya sopir."Ke cafe biasanya."***Satu Minggu kemudian...Tak terasa, hari berjalan begitu cepat. Hari berjalan seperti jam, jam berjalan seperti menit, dan menit berjalan seperti detik.Satu Minggu ini pun Mad menjalani hari-harinya tanpa semangat. Dan itu karena gadisnya yang masih belum membuka matanya dari tidur panjangnya. Apapun Mad lakukan, masih saja sama hasilnya. Seakan, Olivya lebih nyaman dengan mimpinya ketimbang kenyataannya.Mad mendudukkan tubuhnya diatas sofa ruangan
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status