“Sorry, sudah membuat Mas tidur nggak nyaman di sini. Saya semalam benar-benar udah ngantuk banget.” Ruby meletakkan secangkir teh di depan Orion sebelum dia duduk di depan lelaki itu. Dia merasa tidak enak karena sudah membuat Orion lagi-lagi tidur di tempat yang kurang layak. Orion tidak bersuara. Dia hanya menatap Ruby yang sudah segar dengan rambut basah sehabis keramas. Kantuk yang dirasakan oleh Ruby belum sepenuhnya hilang, pun tubuhnya masih terasa lelah. “Saya dengar, Mas semalam bilang akan ditugaskan sama Pak Elang ke Batam. Kapan berangkat?” Orion melepaskan tarikan napasnya panjang mendengar pertanyaan itu. Lelaki itu yang tadinya ingin marah kepada Ruby pun akhirnya urung. Ketika dia bersuara, rasanya begitu berat. “Iya, Papa ingin saya memantau perkembangan proyek di sana. Satu bulan. Rencananya dua hari lagi saya akan berangkat.” Lagi-lagi, dia menarik napasnya panjang. “By, saya nggak bisa ninggalin kamu sejauh itu. Kamu pergi seharian tanpa kabar begini saja, say
Last Updated : 2024-06-01 Read more