Home / Rumah Tangga / Hari-hari Dimanjakan Paman / Chapter 1571 - Chapter 1580

All Chapters of Hari-hari Dimanjakan Paman: Chapter 1571 - Chapter 1580

2938 Chapters

Bab 1571

Terlihat ada banyak orang yang mengelilingi trotoar, Pamela melihat Justin sedang bertengkar dengan seorang pria dari celah orang-orang, sedangkan Ariel sedang berdiri di samping sampai memijat keningnya!Pamela segera menginjak rem, apa yang terjadi?Mata Andra berbinar saat melihat ada keramaian yang bisa dilihat dan mengikuti Pamela turun dari mobil.Pamela berjalan menerobos kerumunan, kemudian mengerutkan keningnya sambil menatap Justin yang sedang meninju pria asing dan berkata, "Berhenti!"Tatapan semua orang tertuju pada Pamela begitu dia berbicara ....Justin juga berhenti meninju, mengangkat kepalanya dan merasa sedikit canggung. "Kak?"Ariel tertegun sejenak, kemudian berjalan mendekat dan bertanya dengan penuh perhatian, "Bos, kenapa kamu datang ke sini?"Ariel menatap Andra yang berada di samping Pamela saat sedang berbicara, kemudian mengangguk untuk menyapanya.Pamela berkata, "Aku kebetulan lewat tempat ini. Apa yang terjadi? Kenapa meninju orang lain?"Ariel membenarka
Read more

Bab 1572

Pamela sebenarnya merasa sangat kesal saat melihat Andra masih belum pergi."Kenapa Tuan Muda Andra masih ada di sini? Aku kira kamu bisa pulang duluan."Andra mengangkat bahunya. "Kamu mengusirku lagi? Bukannya kita akan makan malam bersama?"Andra berbicara sambil melihat waktu di ponsel dan berkata, "Kebetulan sekarang sudah pukul lima dan sudah hampir waktunya makan malam begitu sampai di restoran, ayo kita pergi?"Pamela mengerutkan bibirnya, sejak kapan dia setuju?Justin merasa lelah sehabis memukul pria tadi dan berkata, "Kak Andra, kamu mau makan bersama kakakku? Bagaimana kalau kami gabung? Kebetulan aku dan Bu Ariel sudah berjanji untuk makan bersama!"Ariel yang berdiri di samping Pamela tidak mengatakan apa-apa.Andra tersenyum. "Nggak masalah, banyak orang lebih ramai! Bagaimana menurutumu, Pamela?"Pamela berkata dengan ekspresi datar. "Kalian saja yang makan, aku masih harus menjemput anakku di sekolah dan nggak bisa menemani kalian!"Andra berkata sambil tersenyum, "Ki
Read more

Bab 1573

Ariel berkata, "Aku dan Bos lagi mau jemput mereka sekarang, mungkin setengah jam lagi sampai di restoran!"Marlon berkata, "Baiklah, kasih alamatnya padaku, aku akan pergi ke sana kalau ada waktu luang."Ariel langsung memutuskan panggilan karena tidak suka dengan sikapnya yang dibuat-buat.Pamela bertanya setelah melihat Ariel memutuskan panggilan, "Kenapa? Marlon lagi ngapain?"Ariel tertawa kecil. "Marlon bilang lagi di rumah pacarnya untuk makan bersama ayah dan ibu mertuanya!"Alis Pamela berkerut. "Apa yang dilakukan orang itu lagi?"Ariel menggelengkan kepalanya. "Nggak tahu juga, Marlon suruh aku kasih alamat restoran padanya dan akan datang kalau sempat. Bos, nanti kita mau makan di mana?"Pamela juga tidak tahu. "Nanti baru beri tahu dia kalau kita sudah memutuskannya!"Ariel berkata, "Baik."...Pada saat ini, rumah Keluarga Andonis.Marlon memutuskan panggilan, menyimpan ponselnya dan berbalik untuk membantu ibu Adsila memilih sayur. "Bibi, sini aku bantu!"Vivian menolakn
Read more

Bab 1574

Vivian mengernyit. "Adsila, kami memang nggak akrab dengan Marlon, tapi dia pacarmu, 'kan?"Adsila memutar matanya karena kesal. "Kapan aku bilang dia pacarku? Ayah, Ibu, jangan berkhayal, oke?"Eddy meletakkan pisau di tangannya. "Adsila, maksudmu, Marlon bukan pacarmu? Lalu, kenapa dia selalu membantu bisnis keluarga kita?"Adsila termangu. "Dia ...."Tak disangka, Marlon benar-benar turun tangan membantu keluarganya?Waktu itu, Marlon bersikeras meminta Adsila membawanya ke rumah. Adsila tidak bisa menolak sehingga terpaksa membawanya ke rumah!Marlon sangat antusias. Sesampainya di rumah, Marlon asyik mengobrol bersama orang tua Adsila dan membahas tentang bisnis. Sambil mengobrol, Marlon melakukan tindakan-tindakan yang ambigu, seperti mengambilkan tisu untuk Adsila, menyeka mulut Adsila dan lain-lain.Setelah Marlon pergi, Adsila segera menjelaskan pada orang tuanya bahwa mereka hanyalah teman biasa, tidak ada hubungan romantis.Mungkin bahkan tidak terhitung sebagai teman biasa.
Read more

Bab 1575

Setelah keluar dari dapur, Adsila duduk di sofa dengan jengkel dan memelototi Marlon. "Apa maksud Pak Marlon? Perbuatanmu akan menambahkan masalah besar, kamu nggak tahu?"Marlon tersenyum. "Benarkah? Aku menambahkan masalah untukmu?"Adsila mengangguk dengan kuat. "Ya! Kamu menambahkan masalah untukku, aku nggak tahu bagaimana cara menjelaskannya pada orang tuaku!"Marlon menyeringai. "Kalau nggak tahu bagaimana caranya, nggak usah dijelaskan."Adsila melipat tangan di depan dada dan marah. "Mana bisa? Sekarang mereka pikir kamu pacarku. Kalau mereka tahu kamu bukan dan minta mau ketemu, aku akan dimarahi!"Marlon acuh tak acuh. "Kalau begitu, jadikan aku pacarmu. Kamu nggak perlu jelaskan apa-apa lagi."Adsila termangu, lalu memalingkan tatapan dari Marlon. "Sudah kubilang berapa kali, jangan membuat lelucon macam ini! Aku nggak mau main-main soal cinta, apalagi kalau yang diperkenalkan ke orang tua. Aku nggak bisa main-main. Marlon, kamu salah orang!"Marlon meraih segelas kopi di m
Read more

Bab 1576

Adsila mengernyit seraya menatap Marlon. "Tapi kalau kamu bahkan nggak bersedia memberiku janji, bagaimana aku bisa percaya kamu benar-benar serius denganku?"Marlon juga menatap Adsila. "Sudah lama kamu mengenalku, kamu harusnya tahu aku bisa mengatakan apa saja pada wanita dengan spontan. Bersumpah dan berjanji adalah hal mudah bagiku. Justru karena itu, aku nggak mau memberimu janji murahan. Aku akan membuktikan keseriusanku padamu dengan tindakan nyata."Adsila mengedipkan mata dengan linglung, nyaris dipersuasi. "Kamu ... benar-benar akan menikah denganku?"Marlon menjawab sambil tersenyum, "Kalau kamu berani, aku tentu mau. Apa kamu berani?"Adsila diam-diam mengepalkan kedua tangan. "Aku ... aku berani!"Marlon pindah dari sofa perorangan ke sebelah Adsila. "Kalau begitu, kapan kita nikah?"Adsila menjadi gugup karena Marlon tiba-tiba mendekatinya, tetapi dia tidak ingin mundur lagi. Jadi, dia mengernyit seraya menjawab, "Besok ... besok pagi. Kamu punya waktu semalam untuk memb
Read more

Bab 1577

Vani yang bersandar di pelukan Pamela mendongakkan kepala dan menggerutu, "Ibu, kita nggak makan di rumah lagi hari ini? Kalau begitu ... Nenek Buyut pasti sedih!"Pamela mengerti apa maksud Vani. Nenek setiap hari memantau orang di dapur untuk menyiapkan makan malam dan berharap mereka pulang supaya bisa makan bersama.Pamela mengelus kepala Vani. "Nggak apa-apa, kamu jangan makan banyak-banyak nanti, biar bisa temani Nenek Buyut makan lagi di rumah."Vani menjadi dilema. "Tapi aku lihat Ibu pesan banyak makanan kesukaanku. Bagaimana ini?"Pamela tertawa geli. "Bagaimana? Tentukan sendiri!"Vani mengernyit karena galau.Jika makan kenyang di sana, dia tidak bisa menemani Nenek Buyut makan di rumah.Selain itu, dia harus menjaga postur tubuh!Pada akhirnya, Vani memutuskan untuk mencicipi sesuap saja dari setiap makanan, tidak boleh makan terlalu banyak!Sementara itu, Kevin yang di sebelah Pamela tampak lebih rileks dari sebelumnya. Namun, dia masih pendiam, terutama ketika ada orang
Read more

Bab 1578

Kekasih mesra?Pamela menoleh ke arah Ariel dan Justin. Justin memasukkan satu tangan Ariel ke dalam saku jaket dengan ekspresi santai.Mendengar komentar tentang kekasih mesra, Justin tersenyum girang.Ariel agak kesal, tetapi tidak membantah.Pamela pun tidak menghiraukan mereka. Akan tetapi, mereka mengingatkannya pada Agam.Dulu, Agam juga begitu. Agam selalu mencari segala cara untuk menyentuhnya!Pelayan datang untuk menghidangkan beberapa makanan.Pamela tiba-tiba mendapat ide. Dia memotret lauk di meja dan mengirimkannya pada Agam menggunakan sarana khusus: "Mau makan nggak?"Tatapan mata Pamela menjadi gelap karena tidak mendapat jawaban setelah waktu yang lama. Mungkin Agam sedang sibuk, maka Pamela tidak memikirkannya lagi dan menyimpan ponsel.Andra mengangkat alis saat melihat Pamela diam-diam mengirim pesan. Dia bertanya, "Kamu bagikan foto ke siapa?"Pamela menatap Andra. "Temanku! Tuan Muda Andra, jangan sibuk memikirkan orang lain. Makan yang banyak!"Andra mengembuska
Read more

Bab 1579

Ariel terdiam.Pamela tidak bisa berkata-kata.Andra tertegun sejenak, lalu berseru, "Sungguh keren! Justin, kamu biasanya kelihatan masih kekanak-kanakan, nggak nyangka kamu juga bisa berbicara dengan bijak!"Justin berujar, "Aku nggak bijak, hanya nggak suka percintaan yang terlalu kompetitif. Apa gunanya mau bersaing? Itu hanya menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal nggak penting! Memangnya kenapa kalau kalah dalam percintaan?"Pamela memicingkan mata dan ekspresinya menjadi suram.Dulu, dia dan Agam telah menyia-nyiakan waktu. Kini ....Hal yang dimengerti oleh Justin malah baru dia mengerti pada saat ini. Cih!Ariel dengan peka memperhatikan perubahan ekspresi Pamela. Jadi, dia mengernyit seraya beranjak dari kursi dan menarik Justin. "Ikut aku ke toilet!"Justin dengan senang hati mengikuti Ariel ke luar. "Kak Ariel benar-benar manja, ke toilet pun harus ditemani! Oke, oke, aku temani. Pelan-pelan jalannya!"Ariel tidak bisa berkata-kata.Bisakah Justin menjadi bisu?...Setelah Arie
Read more

Bab 1580

Vani berseru dengan tegas, "Nggak mungkin!"Ketika Andra ingin berdebat, Pamela menyela perkataannya, "Sudah, makan saja. Nggak boleh bicara kalau makan!"Vani langsung diam, tetapi menatap Andra dengan waspada. Dia mengangguk. "Oh ...."Andra memberi tatapan penuh cinta pada Pamela. Sayangnya, Pamela tidak melihat Andra dan sibuk mengambilkan lauk untuk anak-anak....Pada saat yang sama, di toilet pria di restoran.Ariel menarik Justin ke bilik toilet dan mengunci pintu!Begitu melihat mereka masuk, dua pria yang sedang kencing buru-buru menarik celana dan kabur.Ariel mendorong Justin ke dinding dengan sikap mendominasi.Justin tidak takut, malah tersenyum santai. "Kak Ariel mau apa? Di sini ... nggak boleh, 'kan?"Ariel menepuk pipi Justin dengan kesal. "Isi kepalamu hanya tentang nafsu, nggak ada yang lain?"Justin mengangkat dagunya. "Tentu saja ada, aku ini pria serius!"Ariel menyeringai sinis. "Benarkah? Serius di mana? Kelihatannya nggak begitu!"Justin merangkul Ariel ke ara
Read more
PREV
1
...
156157158159160
...
294
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status