Share

Bab 1580

Penulis: Hargai
Vani berseru dengan tegas, "Nggak mungkin!"

Ketika Andra ingin berdebat, Pamela menyela perkataannya, "Sudah, makan saja. Nggak boleh bicara kalau makan!"

Vani langsung diam, tetapi menatap Andra dengan waspada. Dia mengangguk. "Oh ...."

Andra memberi tatapan penuh cinta pada Pamela. Sayangnya, Pamela tidak melihat Andra dan sibuk mengambilkan lauk untuk anak-anak.

...

Pada saat yang sama, di toilet pria di restoran.

Ariel menarik Justin ke bilik toilet dan mengunci pintu!

Begitu melihat mereka masuk, dua pria yang sedang kencing buru-buru menarik celana dan kabur.

Ariel mendorong Justin ke dinding dengan sikap mendominasi.

Justin tidak takut, malah tersenyum santai. "Kak Ariel mau apa? Di sini ... nggak boleh, 'kan?"

Ariel menepuk pipi Justin dengan kesal. "Isi kepalamu hanya tentang nafsu, nggak ada yang lain?"

Justin mengangkat dagunya. "Tentu saja ada, aku ini pria serius!"

Ariel menyeringai sinis. "Benarkah? Serius di mana? Kelihatannya nggak begitu!"

Justin merangkul Ariel ke ara
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1581

    Justin mendengus. "Aku bukan tuan muda, jangan panggil aku Tuan Muda Justin! Aku pacarmu, kamu bisa panggil aku suami atau sayang!"Ariel sesekali akan mengatakan hal itu untuk mengatur suasana saat bermesraan, tetapi merasa malu untuk menggunakan panggilan itu.Justin yang menjadi budak cinta memeluk Ariel seraya menggeseknya. "Ayo panggil aku! Kak Ariel!"Ariel mengernyit, lalu memanggil dengan tak berdaya, "Anjing bodoh!"Justin termangu. Kemudian, dia berdiri tegak seraya menatap Ariel dengan jengkel. "Kenapa kamu marahi aku?"Ariel memelototi Justin dan mendorong kacamata berbingkai emas yang hampir jatuh. "Kamu nggak merasa kamu seperti anjing yang minta perhatian tuannya?"Justin tertegun sejenak, lalu tertawa. "Ya! Hahaha! Tuan, Kak Ariel, aku panggil kamu Tuan mulai sekarang, oke?"Ariel mengira Justin akan marah. Alhasil, Justin menerimanya dengan girang ....Cih! Sungguh anjing bodoh!Justin memeluk Ariel lagi dan menggeseknya. "Bagaimanapun, aku akhirnya dapat panggilan spe

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1582

    Ariel memicingkan mata dan memelototi Justin. "Kamu panggil aku tuan, tapi nggak mematuhi omonganku?"Justin menimang wajah Ariel. "Tuan, kalau aku patuh, bisakah aku lepaskan kacamatamu?"Ariel tahu betul apa artinya dan tidak berdaya. Jadi, dia langsung melepaskan kacamatanya. "Selama kamu patuh, apa pun boleh."Detik berikutnya, Ariel dicium oleh Justin....Di ruangan makan, Pamela menyuap anak-anak sambil membalas omongan vulgar Andra.Hanya tersisa mereka dan tiga anak di dalam ruangan, mudah dikira sebagai sekeluarga. Oleh karena itu, Pamela berharap Ariel dan Justin akan segera kembali.Alih-alih Ariel dan Justin, Marlon dan Adsila datang.Mereka masuk berdampingan. Marlon terkejut ketika melihat Andra, lalu mengangguk untuk menyapanya.Marlon membawa Adsila duduk di sebelah Pamela dan mencubit pipi Revan. Setelah itu, dia bertanya, "Kak Pamela, di mana Ariel? Bukankah dia bilang dia makan denganmu?"Pamela menjawab, "Dia pergi ke toilet tadi."Marlon mengangguk. Dia mengambilk

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1583

    Andra mengerti bahwa Pamela tidak akan mengabarinya sesudah sampai di rumah. Dia tersenyum getir dan mengembuskan napas saat Pamela dan anak-anak naik ke mobil dan pergi.Mobil itu makin jauh. Marlon merangkul bahu Andra seraya berujar, "Ayo Tuan Muda Andra, aku antar kamu pulang."Andra tersadarkan dan tersenyum. "Maaf jadi nyamuk kalian nanti."Saat melirik Adsila yang duduk di kursi penumpang depan dengan wajah merah tersipu, senyuman Marlon makin lebar....Saat Pamela dan anak-anak pulang ke Kediaman Dirgantara, Frida sedang menunggu mereka di ruang tamu."Lala, kenapa pulang malam sekali hari ini? Makanan sudah siap, tinggal tunggu kalian! Nenek suruh dapur panaskan lauk dulu. Ayo bawa anak-anak cuci tangan, kita makan!"Olivia datang untuk membantu membawa anak-anak.Pamela berujar, "Nenek dan Kakek nggak usah tunggu aku, aku makan nanti! Olivia, tolong bawa anak-anak temani Kakek dan Nenek makan. Aku naik dulu, ada urusan."Olivia mengangguk. "Baik, Kak Pamela!"Anak-anak sanga

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1584

    "Ayah, ada apa? Apa yang Ayah pikirkan?"Heri dengan peka memperhatikan perubahan ekspresi Alex dan bertanya sambil mengedipkan mata.Alex terbangun dari lamunan, lalu menggeleng. "Nggak kenapa-napa! Kamu mandi sendiri, siap-siap mau tidur.""Oh!" Heri mengangguk dan dengan patuh pergi ke kamar mandi. Begitu pintu dibuka, matanya membelalak.Heri terbengong!Alex menjadi waspada karena memperhatikan reaksi Heri. Dia mengontrol kursi rodanya ke sana ....Kemudian, Alex juga terbengong. Pamela sedang duduk di atas tutup kloset dan memegang pipi dengan kedua tangan, sepertinya sedang murung.Alex termangu. Dia mengecek apakah pintu kamar sudah terkunci, lalu menggerakkan kursi roda untuk masuk ke kamar mandi bersama Heri. Setelah itu, dia menutup pintu."Kamu nggak harusnya datang di jam segini."Pamela acuh tak acuh terhadap omongan Alex. Masih memegang pipi dengan kedua tangan, dia mengernyit seraya bertanya, "Kamu nggak lihat pesanku?"Ekspresi Alex membeku sejenak. Dia menjawab, "Ya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1585

    Memangnya kenapa jika difoto saat makan bersama pria lain?Pamela makin marah. "Jadi, kamu sengaja nggak mau ganggu karena pikir aku sedang kencan dengan pria lain? Kamu berharap aku memulai hubungan dengan pria lain?"Alex terdiam beberapa detik. "Kini, aku sudah lumpuh. Mana bisa aku larang Nona Pamela mencari kebahagiaanmu?"Ekspresi Pamela menjadi suram, lalu memelototinya dan membentak, "Agam Dirgantara, apa dosaku di kehidupan lampau sampai aku harus bertemu denganmu?"Alex terkesiap mendengar nama itu. Timbul perasaan yang familier di hatinya."Maaf aku nggak bisa memberimu kebahagiaan."Pamela mencekik leher Alex. "Ingin sekali kucekik kamu sampai mati!"Alex memejamkan mata tanpa melawan, membiarkan Pamela mencekiknya.Pamela tidak mencekik dengan kuat. Melihat Alex memejamkan mata, melihat pria yang muncul lagi setelah tiga tahun tetapi sudah melupakan dirinya, tenggorokan Pamela menjadi kering.Alex langsung membuka mata karena merasakan napas wanita itu makin dekat. Begitu

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1586

    Pamela menyeringai sinis. "Kamu nggak keberatan apa?"Alex menatap Pamela. "Aku dengan senang hati menerima rasa ketidakberatanmu."Pamela memicingkan mata. "Aku nggak keberatan karena aku ingat dirimu yang dulu. Aku ingat apa yang telah terjadi di antara kita dan cinta di antara kita. Kenapa kamu nggak keberatan? Bukankah kamu sama sekali nggak ingat aku? Mudah sekali kamu menerima seorang wanita yang baru kamu kenal?"Alex menyongsong tatapan pamela dengan ekspresi mata yang teguh dan licik. "Kalau aku bilang alasanku sama dengan alasanmu?"Pamela bertanya dengan heran, "Alasan apa?"Alex mengangkat dagunya. "Aku juga merasa kamu sangat cantik sampai nggak bisa kutolak."Mata Pamela membelalak. Melihat Alex yang sengaja mengangkat dagu, dia mengikuti suara hatinya untuk mencium Alex.Bukan ciuman romantis, hanya bibir menyentuh bibir dan merasakan suhu masing-masing.Belasan detik kemudian, Pamela berdiri tegak dan menyeka bibirnya sendiri dengan perasaan belum puas. Dia bertanya, "A

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1587

    Pamela berhenti dan menoleh ke belakang. "Kenapa? Mau kecupan selamat tinggal lagi?"Alex menggerakkan kursi rodanya ke depan. "Bukan."Pamela bertanya, "Apa kalau bukan? Cepat katakan! Sekarang kamu sudah nggak takut ketahuan?"Alex menatap Pamela dengan matanya yang hitam kelam. "Kamu makan dengan siapa tadi sore?"Pamela termangu, tidak menyangka Alex akan menanyakan hal membosankan semacam ini. "Makan dengan Marlon, Ariel, Andra dan tiga anak kita! Selain anak-anak, kamu mungkin nggak ingat dengan yang lain!"Tatapan mata Alex menjadi lega. "Makan ramai-ramai?"Pamela mengangguk. "Ya! Kalau nggak, kamu pikir aku kencan berdua saja?"Alex terdiam.Dia memang berpikir seperti itu."Lalu, siapa pria yang masuk ke foto itu?"Pamela berterus terang, "Andra Bratajaya, temanmu juga."Alex tidak menyukai nama itu. "Selama bertahun-tahun saat aku hilang, temanku ini sering mengunjungimu?"Pamela agak kecut hati. Bukan karena telah melakukan hal tercela, tetapi tetap makan bersama Andra wala

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1588

    Alex, "..."Dia juga tidak tergoda, hanya tidak mengingat masa lalu dan Pamela.Pamela benar-benar bersiap untuk pergi. Saat dia meletakkan tangannya di pegangan pintu lagi, sesuatu tiba-tiba terjadi di luar.Sophia memasuki ruangan dan bertanya,"Kevin, kenapa kamu berdiri di depan pintu kamar mandi? Mana ayahmu?Suara Heri agak tidak wajar. "Ayah ... dia sedang mandi!"Sophia menceramahi anaknya, "Untuk apa berdiri di depan pintu saat Ayah sedang mandi? Kenapa nggak masuk untuk membantu Ayah? Kamu jelas tahu kaki Ayah nggak sehat!"Heri mengedipkan mata dan berkata, "Ayah bilang dia nggak membutuhkan bantuanku dan menyuruhku keluar! Aku berdiri di sini kalau-kalau Ayah memanggilku untuk sesuatu, jadi aku bisa langsung masuk!"Sophia merasa agak aneh dan mengabaikan anak itu. Dia berjalan menuju kamar mandi dan mengetuk pintu. "Alex, kamu sedang mandi?"Di kamar mandi, Pamela diam-diam bersembunyi di sudut belakang pintu. Kalau Sophia tiba-tiba membuka pintu, dia tidak akan langsung m

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status