Home / Rumah Tangga / Hari-hari Dimanjakan Paman / Chapter 1241 - Chapter 1250

All Chapters of Hari-hari Dimanjakan Paman: Chapter 1241 - Chapter 1250

2938 Chapters

Bab 1241

Dia menoleh, melihat ekspresi cemberut pria itu, lalu bertanya dengan hati-hati, "Jadi ... kalau Pamela benar-benar nggak peduli padamu lagi, Agam, apa yang akan kamu lakukan?"Rahang Agam menegang, dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menghidupkan mesin mobil dan mulai menjalankannya.Melihat sikap pria itu, Sophia mengira antara Agam dan Pamela sudah berakhir. Satu-satunya yang menahannya adalah anak dalam perut Pamela!Sophia menghela nafas, berkata seolah sangat khawatir, "Agam, kalau memang nggak cocok, jangan dipaksakan lagi! Sebenarnya, setelah bertemu hari ini, aku merasa temperamen Pamela agak buruk ....""Bukannya aku bilang dia nggak baik, aku hanya merasa dia nggak cocok denganmu, kalian akan kelelahan," lanjutnya.Setelah memutar kemudi, Agam berkata dengan suara pelan, "Dia masih muda, masih punya sifat kekanak-kanakan. Aku mewakili dia minta maaf padamu atas kejadian hari ini. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya kalau ada bekas luka di dahimu akibat kejadian hari ini, a
Read more

Bab 1242

Dia juga nona besar yang dimanjakan, sejak kecil tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi demi cinta, dia belajar dengan giat ....Karena memiliki tujuan yang jelas, dia belajar dengan cepat dan mempunyai beberapa hidangan andalan.Sekarang kalau dipikir-pikir, dia merasa konyol, dia belajar giat untuk pertama kalinya demi seorang pria, bukan demi dirinya sendiri."Apa kamu merasa kita berdua sekarang seperti sedang menjalani kehidupan berumah tangga?"Ketika mendengar kata-kata Marlon, Adsila yang sedang menumis daging kembali tersadar, pipinya memerah, tapi perasaan yang lebih jelas adalah tidak senang, "Pak Marlon, kalau kamu ingin membantu, maka bantulah tanpa bicara, kalau kamu terus bicara ngawur, lebih baik kamu keluar!"Marlon tersenyum sambil berkata, "Aku mengatakannya karena merasa begitu, kamu marah?"Adsila mendengus, tidak menghiraukannya lagi.Saat keduanya menyiapkan bahan masak, terdengar suara orang membuka pintu dari luar ....Keduanya menoleh ke arah pi
Read more

Bab 1243

Adsila mengambil mentimun di atas meja, melemparkannya ke arah Justin, lalu memarahinya, "Apa maksudmu kencan? Bisa bicara nggak kamu?"Justin berjongkok untuk menghindarinya, kemudian merevisi, "Oke, aku menggunakan kata yang salah, kuganti! Apakah kamu dan Marlon pacaran?"Adsila semakin kesal, "Pacaran kepalamu!" makinya.Justin mengerutkan kening kebingungan. "Kalau begitu, kamu ke sini untuk kerja bakti?" tanyanya.Adsila mendengus, "Bibiku ada di sini! Aku mewakili Paman menjaga Bibi, nggak boleh?"Justin tiba-tiba menyadari, "Oh, ternyata ini demi Pamela! Oh ya, bagaimana kabar Pamela dan Kak Agam? Kenapa dia nggak pulang ke kediaman Keluarga Dirgantara?"Begitu menyebut paman dan bibinya, seketika Adsila cemas, "Memangnya kenapa? Begitu bertemu suasananya sangat buruk, terjadi hal yang nggak menyenangkan, mereka berpisah! Jadi Bibi datang ke sini!" teriaknya.Secara tidak sadar Justin juga mengkhawatirkan Pamela, "Berpisah? Apa Kak Agam nggak menyusul ke sini? Selama ini dia me
Read more

Bab 1244

Adsila selesai memasak enam hidangan dan satu sup, Marlon membantu menyusunnya di atas meja.Justin sudah lapar sejak tadi, dia menarik Ariel keluar dari kamarnya untuk makan bersama ....Adsila keluar dari dapur setelah mencuci tangannya dan melihat Ariel dan Justin duduk berdampingan, sedangkan Marlon duduk di hadapan mereka, dengan kursi kosong di sebelahnya.Marlon tersenyum menatapnya, seolah sedang menunggunya untuk duduk di sana.Selain itu hanya menyisakan kursi utama.Sebenarnya Adsila tidak ingin duduk di samping Marlon, tapi sebagai tamu tidak mungkin dia duduk di kursi utama, 'kan?Akhirnya dia tidak memilih. "Mana Bibi?" tanyanya."Katanya nggak lapar, nanti baru makan," jawab Ariel.Adsila mengerutkan kening, kemudian menggerutu, "Nggak bisa begitu dong, nanti sayurnya keburu dingin. Aku mau panggil Bibi dulu."Sambil bicara, dia berjalan menuju kamar Pamela.Setelah mengetuk pintu, Adsila memasuki kamar Pamela, terlihat Pamela bersandar di tempat tidur sedang membaca buk
Read more

Bab 1245

Adsila berteriak gembira, "Pasti Paman datang untuk menemuimu, tapi dia segan untuk ke atas! Perilaku pria kaku seperti Paman memang seperti itu, bagaimana kalau aku suruh Paman naik ke atas?""Dia nggak disambut di sini," jawab Pamela. Setelah menatap ke bawah beberapa saat, dia menutup tirai, hatinya jauh lebih tenang jika tidak melihatnya.Melihat sikap dingin Pamela, ekspresi bahagia di wajah Adsila pun memudar. Merasa tak berdaya, dia mengernyitkan bibirnya, lalu diam-diam membuka tirai dan mengintip ke bawah, tapi area di bawah sudah kosong. Paman dan mobilnya sudah tidak ada. Apa dia sudah pergi?'Paman ini .... Dia pergi begitu saja?''Kenapa nggak berdiri lebih lama? Biar Bibi melihat ketulusannya!'Pamela yang ditarik paksa bangkit dari tempat tidur pun tidak ingin berbaring lagi, "Bukannya tadi bilang mau makan? Ayo, kita makan," ajaknya.Adsila menggangguk, memaksakan dirinya tersenyum, lalu berkata, "Baik! Ayo kita makan."Pamela keluar dari kamar, berjalan menuju ruang ma
Read more

Bab 1246

Jason menjawab, "Aku datang menemui Pamela, apa dia di sini?"Adsila merasa aneh, "Kamu datang menemui Bibi? Kak Jason, apa kamu dekat dengan Bibi? Ada perlu apa kamu mencarinya?"Sebelum Jason bicara lagi, Pamela sudah muncul di belakang Adsila, menatapnya dengan acuh tak acuh, kemudian bertanya, "Ada apa Tuan Jason mencariku?"Melihat kedatangan Pamela, Adsila menyingkir untuk memberi jalan.Bertemu kembali dengan adik yang telah menghilang selama enam bulan, mata Jason menegang, kemudian berubah rileks karena lega, disertai mata yang memerah, dia bertanya, "Pamela, enam bulan ini kamu ke mana saja?"Pamela mengerutkan kening. "Sepertinya seharian ini semua orang menanyakan hal ini, aku nggak perlu melaporkan perjalananku pada kalian, ke mana pun aku pergi, yang penting aku baik-baik saja, bukan begitu?"Jason yang selalu memandang tinggi ke atas sama sekali tidak marah mendapatkan perlakuan Pamela yang tidak sopan. Dia mengangguk dengan gembira, "Benar, yang penting kamu sudah pulan
Read more

Bab 1247

Pamela bersandar di kasur, melanjutkan membaca buku yang belum selesai dia baca tadi, dia tidak peduli Jason mengikutinya, dia hanya berpura-pura tidak melihatnya.Mata Jason melihat sekeliling ruangan, kemudian menatap Pamela yang perutnya sudah membesar, lalu berkata dengan serius, "Pamela, pulanglah bersama Kakak."Pamela perlahan membalikkan halaman bukunya, "Pulang? Aku sudah di rumahku sendiri, aku harus pulang ke mana lagi?" jawabnya.Jason berjalan ke sisi Pamela, duduk di sampingnya dengan anggun, lalu berkata, "Kamu tahu maksudku."Bulu mata panjang Pamela terangkat, dia berkata, "Pak Jason, bisakah kamu memberitahuku dulu, bagaimana kamu tahu aku ada di sini? Apakah adik baikmu, Justin, yang memberitahumu? Atau sahabat baikmu, Andra?"Jason tidak merahasiakannya. "Agam yang memberitahuku."Pamela terkejut, jawaban Jason di luar dugaannya."Uh, bukannya kalian musuh bebuyutan? Nggak disangka masih berhubungan," kata Pamela.Jason menghela napas, kemudian membujuk, "Pamela, ki
Read more

Bab 1248

Bam!Pamela menutup buku di tangannya dengan kesal, dia tidak tahan lagi."Tuan Jason, aku harus bilang berapa kali? Aku sudah dewasa sekarang, aku bisa menjaga diriku sendiri, juga akan bertanggung jawab pada kesehatanku, kamu nggak usah khawatir," marah Pamela.Jason memahami penolakan Pamela, tapi dia benar-benar tidak bisa tenang.Bagi wanita, melahirkan itu ibarat melewati pintu neraka, jika terjadi kesalahan, ke mana dia harus menyesalinya?Namun, dari responsnya saat ini, Pamela nggak mungkin mau ikut pulang dengannya ....Jason berpikir sejenak, lalu berkompromi, "Oke, kamu boleh tinggal di sini. Besok Kakak akan mengirim seseorang ke sini untuk menjagamu, Kakak juga akan mengunjungimu setiap hari."Pamela benar-benar kesal. "Nggak perlu," katanya."Kita sepakati seperti itu! Kalau nggak mau ikut dengan Kakak, kamu harus mengizinkan Kakak membuat pengaturan seperti ini, baru Kakak bisa tenang," kata Jason, tidak memberikan kesempatan pada Pamela untuk menolak, dia bangkit dari
Read more

Bab 1249

Adsila tersadar, lalu menjulingkan matanya pada Marlon, kemudian berkata dengan kesal, "Ya, betul! Aku ini sering diabaikan, puas? Bukankah dulu kamu juga mengabaikanku? Apa menyindirku membuatmu senang?"Setelah dimarahi, Marlon tertegun sejenak, tapi kemudian tertawa terbahak-bahak, "Nggak, nggak! Kamu sudah membuatku luluh, sekarang aku di pihakmu! Jangan marah!"Wajah Adsila memanas, apa ....Apa maksudnya sudah membuatnya luluh?Sebenarnya apa yang dibicarakan pria ini?Ariel meletakkan sendoknya, lalu berdiri sambil berkata, "Aku sudah selesai makan, kalian makanlah pelan-pelan."Setelah itu, dia kembali ke kamarnya, di meja makan hanya menyisakan Adsila, berhadapan dengan Marlon yang wajahnya penuh senyuman."Itu .... Aku mau lihat Bibi dulu!"Baru saja dia akan pergi, Marlon malah menariknya kembali sambil berkata, "Untuk saat ini jangan ganggu Bos dulu, hari ini dia hanya ingin menenangkan diri."Apa boleh buat, Adsila duduk kembali.Dia tidak berselera makan ataupun minum.Ma
Read more

Bab 1250

Setelah sup pengar disiapkan, pembantu menyajikannya pada Agam yang matanya sudah terbuka lebar.Agam meminum dua teguk, lalu melambaikan tangannya dengan wajah cemberut.Para pelayan tidak berani memberinya lagi, mereka meletakkan sup itu dan menyingkir.Frida duduk di samping Agam, menatapnya dengan wajah sedih, lalu menasihati, "Minumlah sup pengar ini, lalu mandilah agar sadar. Sudah dewasa begini masih mabuk parah."Agam sakit kepala, dia menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, salah satu lengannya diletakkan di dahi, menutupi matanya, dia tidak merespons ucapan Frida.Frida melihat kilatan cahaya di saku celana jasnya, dia mengulurkan tangan dan mengeluarkan ponsel Agam yang tidak bersuara.Nomor penelepon tidak tersimpan di kontak, Frida teringat sesuatu, matanya berbinar, lalu menjawab panggilan itu untuk cucunya."Agam, kamu sudah sampai di rumah?"Terdengar suara Sophia dari ujung telepon.Mata Frida yang berbinar redup dalam sekejap. "Dia sudah sampai di rumah. Sophia nggak
Read more
PREV
1
...
123124125126127
...
294
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status