Home / Urban / Tinggal Bersama Bos Cantikku / Chapter 1581 - Chapter 1590

All Chapters of Tinggal Bersama Bos Cantikku: Chapter 1581 - Chapter 1590

2906 Chapters

Bab 1582

Surya awalnya hanya berdiri di tempat sambil menonton semuanya, tidak berniat untuk ikut campur dalam masalah ini. Namun, setelah mendengar bahwa pasien adalah seorang veteran perang, dia juga merasa simpati.Terlebih lagi, melalui Mata Kebenaran, Surya menemukan bahwa pria tua itu sudah sekarat. Jika pahlawan ini tidak menerima penanganan yang efektif dalam waktu tiga menit, namanya akan ditambahkan di dalam buku catatan kematian dewa kematian.Saat melihat ini, Surya tidak punya pilihan selain melangkah maju, lalu berkata, "Nyonya!""Tolong kamu jangan menghalangi pekerjaan dokter. Kalau pria tua ini mendapat masalah karena perbuatanmu, rumah sakit nggak akan bertanggung jawab."Kehadiran Surya membuat orang-orang yang ada di koridor memandangnya dengan penasaran.Namun, kata-kata Surya menusuk hati anggota keluarga pasien yang menimbulkan masalah. Seorang pemuda dengan rambut kuning dan pakaian bergaya hip-hop bergegas maju, menunjuk ke arah Surya, lalu mengutuk, "Siapa yang membiar
Read more

Bab 1583

"Kak Surya, bagaimana perasaanmu sebagai agen yang menyamar di hari pertama?"Di sebuah paviliun di Pulau Aora, Raka baru saja selesai bermeditasi ketika dia menerima panggilan dari Surya."Jangan membuatku kesal!""Segera datang ke rumah sakit sekarang juga, lalu berpura-puralah menjadi sepupuku. Aku butuh latar belakang yang cocok untuk terus tinggal di sini. Aku nggak akan bisa menyelidiki lagi kalau identitasku sampai terungkap."Surya memberi perintah dengan suara pelan, lalu menutup telepon. Kemudian, dia mengikuti Alana masuk ke kantor Departemen Kardiologi.Begitu memasuki kantor, Surya melihat ada tujuh hingga delapan orang berjas putih yang sedang duduk di depan meja. Ada yang sedang melihat-lihat berkas pasien, ada pula yang bermain game karena bosan, menunjukkan suasana kantor yang santai."Perhatian semuanya!""Ini adalah dokter magang baru, Surya. Pak Surya mungkin akan bergabung dengan Departemen Kardiologi, jadi Pak Nadim memintaku membawanya melihat suasana di departem
Read more

Bab 1584

"Kalau kamu mau bergabung dengan departemen kami, kami akan sangat menyambutmu. Selain itu, terima kasih karena sudah menyelamatkan sepupuku hari ini. Kalau kamu membutuhkan bantuan, kamu bisa menemuiku kapan saja."Izel mengulurkan tangan putih mulusnya untuk menjabat tangan Surya dengan lembut. Dia sepertinya memiliki kesan yang baik terhadap Surya."Sepupu?""Aku sepertinya nggak kenal ...."Terkait dengan sepupu yang disebutkan oleh Izel, Surya tertegun sejenak. Kemudian, dia memikirkan apa yang terjadi di meja resepsionis Departemen Kardiologi.Setelah memikirkan hal ini, Surya langsung bertanya, "Mungkinkah ... kepala perawat itu adalah sepupu Bu Izel?""Benar!""Selain itu, ada berita baik lainnya. Berkat bantuanmu, pasien veteran itu sudah mendapatkan perawatan tepat waktu. Sekarang dia sudah nggak dalam bahaya lagi.""Saat aku punya waktu luang nanti, aku akan mentraktirmu makan malam bersama sepupuku sebagai ucapan terima kasih. Kalau sampai ada masalah dengan pasien veteran
Read more

Bab 1585

"Ada uang 400 juta di dalam kartu ATM ini, anggap saja itu sebagai uang tutup mulutmu.""Selain itu, awasi juga Nadim untukku. Beri tahu aku tepat waktu kalau terjadi sesuatu, apa pun itu. Kamu akan mendapat imbalan yang layak setelahnya."Ketika bersiap-siap untuk menyamar, Surya sudah menyiapkan sejumlah dana untuk menjalin hubungan yang diperlukan saat menyamar.Alana jelas merupakan orang seperti itu. Tanpa latar belakang dan kekuasaan, menghasilkan uang tentu saja merupakan satu-satunya pilihan bagi orang-orang seperti dia.Terlebih lagi, sebagai asisten Nadim, Alana pasti mengurus banyak hal penting untuk Nadim. Jika Alana mengatakan bahwa dia tidak memiliki bukti untuk menjerat Nadim, Surya tidak akan memercayainya."Terima kasih, Pak Surya!""Mulai sekarang, aku akan melaporkan setiap tindakan yang dilakukan Nadim padamu. Selain itu, aku juga memiliki beberapa bukti kalau Nadim sudah menerima suap di tanganku. Lihatlah."Setelah mengambil uang Surya, Alana tampak makin menyanju
Read more

Bab 1586

"Kalau seseorang melihatmu menangis di sini, mereka pasti akan mengira aku sudah melakukan sesuatu padamu."Setelah Surya mengatakan itu, dia mengikuti tanda arah rumah sakit, berjalan menuju Departemen Neurologi yang ada di sebelah.Di pintu masuk rumah sakit.Tarun Raharja, pemuda berambut kuning yang dua giginya patah oleh tamparan Surya, menangis di depan seorang pria berusia awal tiga puluhan sembari berkata, "Paman, setelah kita memastikan kalau nggak ada kerabat Keluarga Kuswara yang bekerja di sini, kamu harus membantuku membalas dendam!""Lihat, orang itu bahkan membuat gigiku patah."Tarun mengeluhkan tentang pengalaman tragisnya sambil menunjukkan gigi di tangannya pada pria paruh baya itu."Oke, oke.""Apa bagusnya dua gigi yang patah?""Paman akan membantumu dalam urusan ini. Identitas ayahmu membuatnya sulit untuk mengambil tindakan, tapi Paman berbeda! Orang buta ini bukan hanya berani memukulmu, tapi juga berani memarahi ibumu. Lihat saja, aku pasti akan menyuruh orang
Read more

Bab 1587

"Itu dia!""Paman, bajingan ini yang sudah memukuliku. Dia juga berani berpura-pura mengenal Pak Leonard dan memarahi ibuku."Di lobi Rumah Sakit Rakyat, setelah Tarun yang berambut kuning bersama dengan pria gemuk di sampingnya memimpin sekelompok orang untuk menyerbu masuk, mereka segera melihat Surya yang baru saja keluar dari Departemen Neurologi.Karena Tarun sudah menunjuk Surya, Aftab Patriono segera melambaikan tangannya sambil berkata pada orang-orang di belakangnya, "Kepung dia!""Lihat saja, aku akan menghancurkan mulutnya hari ini."Melihat pemuda berambut kuning membawa anak buahnya mengepung dengan agresif, Surya menatap semua orang dengan Mata Kebenaran. Setelah mengetahui bahwa tidak ada kultivator di sini, dia kehilangan minat untuk mengambil tindakan.Terlebih lagi, ini adalah hari pertamanya bekerja. Jika dia terlibat dalam perkelahian besar seperti ini, masuk akal kalau rumah sakit tidak akan mau mempekerjakannya.Oleh karena itu, Surya melirik ke arah Raka yang ber
Read more

Bab 1588

"Apa?""Kultivator!"Mendengar peringatan Zamar, Aftab langsung menunjukkan ekspresi rumit yang sulit diungkapkan. Ada ketakutan, keterkejutan, kekhawatiran, penyesalan, serta berbagai ekspresi lainnya yang terus bergantian melintas di wajahnya.Alasan kenapa Aftab menunjukkan ekspresi seperti ini adalah karena aturan bahwa orang biasa tidak bisa bersaing dengan petinggi, orang biasa juga tidak bisa memprovokasi kultivator.Ada puluhan ribu kultivator dengan berbagai metode dan kemampuan yang beragam. Oleh karena itu, tidak peduli seberapa kaya dan berkuasa mereka, bahkan para pejabat tinggi tidak akan dengan mudah menyinggung kultivator kuat yang tidak mampu mereka singgung.Mantan penguasa Juwana, Aksan Hatani, adalah sebuah contoh yang baik."Kenapa?""Takut?""Ke mana perginya semua kesombongan kalian tadi?"Melihat ekspresi rumit di wajah Aftab, Raka mengejek dengan senyum dingin.Raka tidak akan bersikap baik pada orang-orang yang terbiasa menindas orang lain dan menggunakan keke
Read more

Bab 1589

"Nama?""Surya.""Jenis kelamin?""Pria.""Sejak kapan kamu bergabung dalam kelompok preman?""Aku bukan anggota kelompok preman. Aku juga nggak pernah menjadi anggota kelompok preman. Pak, tolong jangan mengajukan pertanyaan yang menggiring jawaban!""Hei, kamu ini keras kepala sekali, ya? Kamu sudah memukul seseorang di rumah sakit, kami bisa menahanmu karena mencari masalah. Sekarang kamu terlibat perkelahian besar, apa namanya kalau kamu bukan anggota kelompok preman?"Di ruang interogasi Kantor Polisi Distrik Amuni, dua petugas penegak hukum berwajah garang sedang menginterogasi Surya.Namun, mereka bersikap dan berkata-kata sama sekali tidak mengikuti prosedur interogasi normal, melainkan mencoba menggunakan berbagai teknik sugesti yang samar dengan tujuan membuat Surya mengakui tuduhan-tuduhan berat.Hanya dari tingkah laku mereka ini, Surya bisa tahu kalau kedua petugas itu sudah sering melakukan hal-hal kejam dan jahat seperti ini. Jika tidak, mereka tidak akan seberani itu.M
Read more

Bab 1590

Saat menyadari bahwa tinjunya tidak mengenai wajah Surya, pria tersebut tiba-tiba merasa bahwa dia sudah menghadapi lawan yang tangguh. Dia menarik keluar pistol dari pinggangnya, lalu langsung menodongkannya ke kepala Surya."Sebelumnya aku dituduh sebagai anggota kelompok preman.""Sekarang kamu menuduhku sebagai anggota sekte sesat.""Sepertinya kalian sangat pandai dalam menuduh orang dengan berbagai macam tuduhan.""Kalau aku nggak mengakui aku adalah anggota sekte sesat, apa kamu akan menambakku?"Jika orang biasa ditodong oleh pistol seperti ini, mereka mungkin sudah ketakutan setengah mati.Namun, ketika Surya melihat ke arah petugas penegak hukum yang menodongkan pistol ke arahnya, dia tetap menunjukkan ekspresi mengejek dengan santai. Dia sama sekali tidak terlihat ketakutan dengan pistol yang ditodongkan ke arahnya."Bocah!""Ini adalah peluru sungguhan. Meskipun kamu adalah seorang kultivator yang bisa melepaskan energi sejati, aku rasa trikmu tadi nggak akan berguna dalam
Read more

Bab 1591

Di Vila Gadang.Vila ini adalah vila orang kaya tingkat kedua di Juwana. Meski rumah di sini tidak sebagus Pulau Aora milik Surya, harganya juga tidak murah.Saat ini, di depan vila nomor 88 di Vila Gadang, Yenny, wakil kapten pasukan khusus, sedang bekerja sama dengan tim pengawas kedisiplinan untuk menggerebek rumah Arga Raharja, penanggung jawab utama Kantor Polisi Distrik Amuni."Halo.""Hari ini kami ditugaskan untuk melakukan penggeledahan mendadak di rumah Arga. Mohon kerjasamanya untuk tindakan penegakan hukum ini. Jangan menghalangi tindakan penegakan hukum kami. Kalau nggak, kami akan menangkapmu atas tuduhan menghalangi penegakan hukum.""Ini surat perintah penggeledahan, silakan dilihat!"Setelah pintu rumah Arga terbuka, Yenny segera mengeluarkan surat perintah penggeledahan, lalu menyerahkannya pada seorang wanita paruh baya yang mengenakan celemek seperti seorang pembantu.Setelah itu, Yenny membuka paksa pintu dengan satu tangan. Kemudian, memimpin orang-orangnya untuk
Read more
PREV
1
...
157158159160161
...
291
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status