"Kalau seseorang melihatmu menangis di sini, mereka pasti akan mengira aku sudah melakukan sesuatu padamu."Setelah Surya mengatakan itu, dia mengikuti tanda arah rumah sakit, berjalan menuju Departemen Neurologi yang ada di sebelah.Di pintu masuk rumah sakit.Tarun Raharja, pemuda berambut kuning yang dua giginya patah oleh tamparan Surya, menangis di depan seorang pria berusia awal tiga puluhan sembari berkata, "Paman, setelah kita memastikan kalau nggak ada kerabat Keluarga Kuswara yang bekerja di sini, kamu harus membantuku membalas dendam!""Lihat, orang itu bahkan membuat gigiku patah."Tarun mengeluhkan tentang pengalaman tragisnya sambil menunjukkan gigi di tangannya pada pria paruh baya itu."Oke, oke.""Apa bagusnya dua gigi yang patah?""Paman akan membantumu dalam urusan ini. Identitas ayahmu membuatnya sulit untuk mengambil tindakan, tapi Paman berbeda! Orang buta ini bukan hanya berani memukulmu, tapi juga berani memarahi ibumu. Lihat saja, aku pasti akan menyuruh orang
"Itu dia!""Paman, bajingan ini yang sudah memukuliku. Dia juga berani berpura-pura mengenal Pak Leonard dan memarahi ibuku."Di lobi Rumah Sakit Rakyat, setelah Tarun yang berambut kuning bersama dengan pria gemuk di sampingnya memimpin sekelompok orang untuk menyerbu masuk, mereka segera melihat Surya yang baru saja keluar dari Departemen Neurologi.Karena Tarun sudah menunjuk Surya, Aftab Patriono segera melambaikan tangannya sambil berkata pada orang-orang di belakangnya, "Kepung dia!""Lihat saja, aku akan menghancurkan mulutnya hari ini."Melihat pemuda berambut kuning membawa anak buahnya mengepung dengan agresif, Surya menatap semua orang dengan Mata Kebenaran. Setelah mengetahui bahwa tidak ada kultivator di sini, dia kehilangan minat untuk mengambil tindakan.Terlebih lagi, ini adalah hari pertamanya bekerja. Jika dia terlibat dalam perkelahian besar seperti ini, masuk akal kalau rumah sakit tidak akan mau mempekerjakannya.Oleh karena itu, Surya melirik ke arah Raka yang ber
"Apa?""Kultivator!"Mendengar peringatan Zamar, Aftab langsung menunjukkan ekspresi rumit yang sulit diungkapkan. Ada ketakutan, keterkejutan, kekhawatiran, penyesalan, serta berbagai ekspresi lainnya yang terus bergantian melintas di wajahnya.Alasan kenapa Aftab menunjukkan ekspresi seperti ini adalah karena aturan bahwa orang biasa tidak bisa bersaing dengan petinggi, orang biasa juga tidak bisa memprovokasi kultivator.Ada puluhan ribu kultivator dengan berbagai metode dan kemampuan yang beragam. Oleh karena itu, tidak peduli seberapa kaya dan berkuasa mereka, bahkan para pejabat tinggi tidak akan dengan mudah menyinggung kultivator kuat yang tidak mampu mereka singgung.Mantan penguasa Juwana, Aksan Hatani, adalah sebuah contoh yang baik."Kenapa?""Takut?""Ke mana perginya semua kesombongan kalian tadi?"Melihat ekspresi rumit di wajah Aftab, Raka mengejek dengan senyum dingin.Raka tidak akan bersikap baik pada orang-orang yang terbiasa menindas orang lain dan menggunakan keke
"Nama?""Surya.""Jenis kelamin?""Pria.""Sejak kapan kamu bergabung dalam kelompok preman?""Aku bukan anggota kelompok preman. Aku juga nggak pernah menjadi anggota kelompok preman. Pak, tolong jangan mengajukan pertanyaan yang menggiring jawaban!""Hei, kamu ini keras kepala sekali, ya? Kamu sudah memukul seseorang di rumah sakit, kami bisa menahanmu karena mencari masalah. Sekarang kamu terlibat perkelahian besar, apa namanya kalau kamu bukan anggota kelompok preman?"Di ruang interogasi Kantor Polisi Distrik Amuni, dua petugas penegak hukum berwajah garang sedang menginterogasi Surya.Namun, mereka bersikap dan berkata-kata sama sekali tidak mengikuti prosedur interogasi normal, melainkan mencoba menggunakan berbagai teknik sugesti yang samar dengan tujuan membuat Surya mengakui tuduhan-tuduhan berat.Hanya dari tingkah laku mereka ini, Surya bisa tahu kalau kedua petugas itu sudah sering melakukan hal-hal kejam dan jahat seperti ini. Jika tidak, mereka tidak akan seberani itu.M
Saat menyadari bahwa tinjunya tidak mengenai wajah Surya, pria tersebut tiba-tiba merasa bahwa dia sudah menghadapi lawan yang tangguh. Dia menarik keluar pistol dari pinggangnya, lalu langsung menodongkannya ke kepala Surya."Sebelumnya aku dituduh sebagai anggota kelompok preman.""Sekarang kamu menuduhku sebagai anggota sekte sesat.""Sepertinya kalian sangat pandai dalam menuduh orang dengan berbagai macam tuduhan.""Kalau aku nggak mengakui aku adalah anggota sekte sesat, apa kamu akan menambakku?"Jika orang biasa ditodong oleh pistol seperti ini, mereka mungkin sudah ketakutan setengah mati.Namun, ketika Surya melihat ke arah petugas penegak hukum yang menodongkan pistol ke arahnya, dia tetap menunjukkan ekspresi mengejek dengan santai. Dia sama sekali tidak terlihat ketakutan dengan pistol yang ditodongkan ke arahnya."Bocah!""Ini adalah peluru sungguhan. Meskipun kamu adalah seorang kultivator yang bisa melepaskan energi sejati, aku rasa trikmu tadi nggak akan berguna dalam
Di Vila Gadang.Vila ini adalah vila orang kaya tingkat kedua di Juwana. Meski rumah di sini tidak sebagus Pulau Aora milik Surya, harganya juga tidak murah.Saat ini, di depan vila nomor 88 di Vila Gadang, Yenny, wakil kapten pasukan khusus, sedang bekerja sama dengan tim pengawas kedisiplinan untuk menggerebek rumah Arga Raharja, penanggung jawab utama Kantor Polisi Distrik Amuni."Halo.""Hari ini kami ditugaskan untuk melakukan penggeledahan mendadak di rumah Arga. Mohon kerjasamanya untuk tindakan penegakan hukum ini. Jangan menghalangi tindakan penegakan hukum kami. Kalau nggak, kami akan menangkapmu atas tuduhan menghalangi penegakan hukum.""Ini surat perintah penggeledahan, silakan dilihat!"Setelah pintu rumah Arga terbuka, Yenny segera mengeluarkan surat perintah penggeledahan, lalu menyerahkannya pada seorang wanita paruh baya yang mengenakan celemek seperti seorang pembantu.Setelah itu, Yenny membuka paksa pintu dengan satu tangan. Kemudian, memimpin orang-orangnya untuk
Namun, sebelum orang-orang di dalam ruangan bisa meninggalkan ruang interogasi, seorang petugas penegak hukum lainnya bergegas masuk, "Pak, gawat. Kita dikepung!"Dikepung?Mendengar ucapan petugas penegak hukum ini, Arga segera mengerutkan keningnya, lalu melontarkan umpatan dengan marah, "Apa otakmu kemasukan air? Siapa yang berani mengepung kita?"Setelah ditegur oleh Arga, petugas penegak hukum yang melaporkan berita tersebut menundukkan kepalanya dengan ekspresi muram, lalu menjelaskan dengan suara pelan, "Pak, sepertinya mereka adalah orang-orang dari Pasukan Militer Provinsi Andaru!"Orang-orang dari Pasukan Militer Provinsi Andaru?Mendengar kata-kata petugas penegak hukum ini, Arga tampak terkejut. Kemudian, dia peduli lagi dengan urusan Surya. Dia bergegas keluar, lalu segera menghilang di ujung koridor ruang interogasi.Berbeda dengan ekspresi terkejut Arga ketika mendengar tentang Pasukan Militer Provinsi Andaru, ketika Surya mendengar tentang Pasukan Militer Provinsi Andar
Arga sangat terkejut dengan kemunculan Naka yang sangat tiba-tiba.Asal tahu saja bahwa tadi Arga sudah menggunakan kemampuan persepsinya untuk menyelidiki lingkungan sekitar. Selain tiga orang yang mengelilinginya, tidak ada orang keempat sama sekali.Namun, sesaat setelah Arga selesai menggunakan kemampuan persepsinya, Naka muncul di hadapannya dengan sangat misterius. Kekuatan ini jelas lebih dari satu tingkat di atasnya!"Apa kamu seorang kultivator tingkat suci?"Arga berbalik untuk menatap Naka yang menunjukkan ekspresi acuh tak acuh sebelum kemudian bertanya perlahan."Nggak penting di mana tingkat kekuatanku.""Yang penting kamu harus memahami konsekuensi dari perbuatanmu.""Meski kamu hanya punya satu anak laki-laki yang sah, organisasi sudah menemukan anak harammu, Arfino Raharja, yang berada di luar negeri.""Tadi kami sudah mengamankan putra sulungmu, Tarun Raharja. Sementara tim lainnya sudah pergi ke luar negeri, bersiap untuk pergi ke tempat tinggal putra bungsumu.""Ala
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di