All Chapters of Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya: Chapter 151 - Chapter 160

905 Chapters

Bab 151

“Tadi Herli datang dan mengatakan padaku bahwa aku pernah hamil, tapi Kelven nggak percaya anak itu adalah anaknya, jadi dia menyuruh orang untuk menggugurkannya.”“Herli juga mengatakan bahwa aku mencoba bunuh diri dengan melompat ke sungai karena Kelven terus memaksaku.”Delis tak bisa menahan emosinya dan mulai menangis.“Owen, aku mau memberinya kesempatan untuk membuktikan dirinya, tapi aku nggak bisa menerima kenyataan bahwa aku keguguran.”“Dan mengapa aku bisa mengingat semua orang kecuali dirinya dan Herli, mungkin saja alam bawah sadarku memang ingin melupakannya.”“Kenangan itu mungkin terlalu menyakitkan. Kalau aku sudah melupakannya, aku juga nggak mau mengingatnya lagi. Aku nggak mau mengulangi kesalahan yang sama.”Delis sudah tak ingin meneteskan air mata untuk pria itu sekarang.Dia harus mengatasi situasi ini selagi hatinya masih tidak sakit, dia harus segera memutuskannya.Setelah mendengar ucapan Delis, Owen juga tak lagi menghiburnya.Dia juga meragukan bahwa perco
Read more

Bab 152

Kelven tidak tahu apa yang dikatakan Herli pada Delis.Yang membuat Delis mengira bahwa anak itu hilang karena dirinya.Kelven berusaha menjelaskan, “Sudah kubilang, aku bahkan nggak tahu kalau kamu hamil, aku baru tahu setelah kamu keguguran dan dirawat di rumah sakit.”“Sudah berapa lama aku keguguran?”Delis tak ingin berdebat dengannya dan bertanya dengan dingin.Kelven merenung beberapa detik dan menjawab, “Sebulan lebih yang lalu.”“Sebulan lebih? Sejak kejadian itu, diriku bahkan sudah sadar selama setengah bulan, ‘kan? Jadi, setelah aku keguguran, kamu langsung membawaku ke desa untuk bekerja bersamamu?”Kelven menjawab, “Saat itu aku … ““Kelven, aku nggak peduli apa yang kamu lakukan padaku sebelumnya dan aku nggak peduli kenapa diriku menikah denganmu.”“Tapi, aku nggak bisa hidup bersamamu lagi. Aku harap setelah liburan ini, kita bisa bercerai dengan damai, ya?”Owen mengatakan bahwa jika dirinya mengajukan gugatan, dirinya pasti tak akan bisa mengalahkan pria ini.Jadi, d
Read more

Bab 153

Akhirnya liburan yang tak menyenangkan berlalu, hal pertama yang dilakukan oleh Delis saat kembali ke rumah adalah mencari Kelven untuk bercerai.Delis duduk di ruang tamu dan melihat surat nikah yang dibawa oleh Bibi Siti. Dia melihat tanggalnya, ternyata dirinya menikah dengan Kelven baru selama delapan bulan.Delapan bulan, tapi begitu banyak hal yang terjadi.Setelah melihat jam, sudah pukul tujuh malam.Delis bertanya pada Bibi Siti, “Kapan Kelven akan pulang?”Bibi Siti baru saja menyiapkan makan malam, menoleh ke arah Delis dan menjawab, “Aku nggak begitu jelas. Sejak kamu pergi, Pak Kelven nggak pernah pulang.”“Aku nggak tahu apakah dia akan pulang malam ini.”Delis mengangguk dan berkata, “Kalau begitu, kamu telepon dia dan bilang ada sesuatu yang mau aku bicarakan.”Bibi Siti menjawab, “Iya.”Sebelum Kelven pulang, Delis pergi ke kamarnya untuk merapikan barang-barang.Sisa beberapa hari lagi, liburannya sudah berakhir dan dia harus kembali ke asrama kampus.Jika sudah berc
Read more

Bab 154

Delis tak percaya dengan tipu daya pria ini.Jika bisa membahagiakan dirinya, dia tak akan mencurigai bahwa anak dalam kandungannya adalah anak orang lain dan menggugurkannya.Jika bisa membahagiakan dirinya, bagaimana mungkin dirinya bisa putus asa hingga bunuh diri dengan melompat ke sungai?Pepatah mengatakan bahwa anjing tak akan pernah sadar akan kesalahannya.Menurut Delis, pria ini juga demikian.Jadi, kata-kata yang mereka ucapkan, cukup dengarkan saja, tak perlu dianggap serius.“Bagaimanapun, aku sudah memutuskan, jadi kamu segera buatkan surat perjanjian perceraian untuk aku tandatangani, kita berpisah dengan baik.”“Kalau kamu nggak bercerai denganku, aku pasti akan membuatmu menyesal.”Sikap Delis cukup tegas.Kelven menatapnya dengan pasrah, suaranya rendah, “Kalau begitu, biarkan aku melihat seberapa menyesalnya aku.”Tidak ingin membahas perceraian dengannya, Kelven hanya berkata, “Makan malam sudah disiapkan, makanlah.”Dan kemudian pergi.Saat Delis berbalik lagi, sos
Read more

Bab 155

Jadi, Delis keluar untuk menusuk ban mobilnya tadi?Sungguh kreatif sekali.Benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapinya, Kelven mengeluarkan ponselnya dan menelepon Mudi.“Bawa mobil ke sini dan antar Delis ke kampus.”Tak mau dirinya ikut, yasudah, dirinya tak akan pergi dengannya.…Delis memesan taksi online sendiri. Sementara Mudi masih belum sampai, dia naik taksi dan pergi ke kampus.Namun, saat dia menarik koper menuju asrama, Delis menemukan tempat tidurnya sudah diambil oleh orang lain.Dia marah dan berdebat dengan orang baru itu, “Kamu nggak lihat ini tempat tidurku? Mengapa kamu memindahkan semua barangku?”Gadis itu sedikit bingung. “Tapi guru sudah mengaturku untuk tinggal di sini.”“Tapi ini jelas tempat tidurku.”Saat kedua orang itu terus berdebat, mantan teman sekamarnya Delis datang.Novi menjelaskan,“Delis, guru sudah memberikan tempat ini padanya. Dia bilang kamu sudah nggak tinggal di asrama lagi, apa yang terjadi?”“Siapa bilang aku nggak tinggal di asr
Read more

Bab 156

Beberapa gadis sudah mabuk.Setelah mereka semua tak sadarkan diri, barulah Mudi mengatur orang untuk membawa mereka kembali ke kampus.Tentu saja, Delis langsung digendong oleh Kelven ke dalam mobil.Setelah mabuk, Delis berubah menjadi seseorang yang berbeda. Duduk di dalam mobil, melihat wajah tampan Kelven, ada niat jahat yang muncul.Dia mengangkat tangannya, memegang dagu pria itu untuk menghadap dirinya. Dengan percaya diri, Delis berkata,“Hei, tampan sekali kamu. Mau temani kakak satu malam? Kakak akan memberimu uang, bagaimana?”Kelven terdiam.Tatapan matanya setajam jarum, menusuk dingin ke arah wanita di sampingnya.Teringat dengan kata-kata yang dia gunakan untuk mendeskripsikan dirinya tadi, Kelven semakin kesal.Saat ini, Kelven tak ingin mengucapkan sepatah kata pun padanya.Mudi yang berada di kursi pengemudi, hanya bisa sesekali melirik ke belakang melalui spion.Mudi merenung dalam hatinya, di dunia ini, hanya Nona Delis yang berani berbicara seperti itu pada Pak Ke
Read more

Bab 157

Kelven tetap diam.Namun bisa terlihat, dia sudah berusaha keras menahan diri.Dengan kemarahan yang sudah memuncak, tadinya Kelven ingin melepaskan diri dari orang di bawahnya.Namun, dengan inisiatif Delis, seperti peri kecil yang menggoda dan mematikan.Bagaimana dirinya, seorang pria bisa menahan rayuannya.Pada akhirnya, Kelven menuruti keinginannya.…Keesokan harinya.Saat Delis bangun sudah pukul 12 siang.Matahari sudah bersinar terik.Delis menggosok kedua matanya yang masih mengantuk saat duduk. Tiba-tiba, menyadari bahwa dirinya tak memakai baju sehelai benang pun.Matanya membelalak, terpaku dan bingung.Karena dia merasa sakit di seluruh tubuhnya, seolah-olah telah dicabik-cabik dan dirakit ulang.Jadi, semalam …Dirinya diperkosa?Memikirkan ini, Delis langsung mencari ponselnya untuk menelepon polisi.Namun, kamarnya yang familiar membuatnya membatalkan niatnya untuk melapor.Bukankah ini kamarnya?Siapa yang membawanya kembali?Delis langsung berteriak ke arah luar, “
Read more

Bab 158

Sepanjang hari, Delis hanya duduk di rumah sambil bengong.Teman sekamarnya baru bangun pada siang hari. Mereka meneleponnya dan bertanya dirinya dimana dan apakah ada sesuatu yang tarjadi.Delis menjawab tidak ada apa-apa. Setelah telepon ditutup, dia duduk di sofa ruang tamu, terus menatap video pendek yang dikirimkan Kelven padanya.Jadi, memang dirinya yang memaksa pria itu.Bukan pria itu yang memanfaatkan kesempatannya.Bagaimana bisa dirinya bertindak seperti ini setelah mabuk!Kalau itu orang lain, bukankah hidupnya sudah hancur?Delis berguling di sofa, dia sangat kesal, hampir memuntahkan darahnya.Dia bersumpah untuk tidak pernah minum lagi seumur hidup.Teringat sesuatu, Delis segera mengirim pesan kepada Kelven.Delis: [Hmm, itu … kamu ada pakai kondom semalam?]Saat mengirimkan pesan ini, Delis merasa sangat malu. Dia langsung menutupi pipinya yang memerah dan menunggu dengan tegang balasannya.Kelven sedang rapat di ruang rapat.Ponsel yang diletakkan di samping dokumen
Read more

Bab 159

Delis sepenuhnya mengabaikan pria yang duduk di hadapannya, sibuk menikmati makanannya.Wajah Kelven tidak menunjukkan ekspresi apapun, tetapi tatapan matanya sangat dalam saat menatapnya.Melihat Delis menikmati makanannya dengan lahap, Jimmy berbicara dengan lambat,“Mulai sekarang, kamu nggak boleh pergi minum, nggak boleh masuk ke klub dan nggak boleh bergaul dengan lawan jenis manapun.”Saat mendengar ini, Delis mengangkat kepalanya dan melihatnya. “Mengapa aku harus mendengarkanmu?”“Kamu hanya boleh mendengarkanku.”Kelven menunjukkan sikap angkuhnya lagi.Delis menggertak, “Kamu pikir kamu siapa? Kalau kamu nggak mau bercerai denganku, aku akan pergi mencari pria lain, aku sengaja memancing emosimu.”Kelven hanya diam.Kelven menahan diri untuk tidak marah.Delis hanyalah seorang wanita muda yang masih dalam masa memberontak, jadi sangat normal tidak mendengarkan kata-katanya.Wanita harus dimanjakan, bukan diperlakukan dengan keras, agar tidak memperburuk suasana.“Delis, kamu
Read more

Bab 160

Setelah makan malam, Delis kembali ke kamarnya.Delis berbaring di atas kasur dan terus memikirkan kata-kata yang telah diucapkan Kelven padanya.Meskipun rasanya masuk akal.Namun, masalah hati bisa dipaksakan seperti ini?Dia benar-benar bingung.Di tengah malam, Delis berguling-guling di atas kasur dan tidak bisa tertidur.Delis tidak tahu kapan pria itu masuk ke dalam kamarnya, sampai Delis menggerakkan kepalanya ke ujung kasur dan melihat seseorang, membuatnya terkejut dan duduk tegak.“Kamu, kenapa muncul begitu tiba-tiba?”Delis memandang pria di depannya dengan curiga.Dengan lembut, Kelven menjawab, “Kalau kamu nggak bisa tidur, aku bisa menemanimu. Kamu sangat suka dipeluk olehku dulu.”Semalam juga begitu.Setelah melakukan itu, tubuh kecilnya merapat ke dalam pelukan Kelven dan tak lama kemudian, tertidur dengan nyenyak.Mendengar itu, wajah Delis menjadi merah dan membantah,“Siapa yang mau ditemani, keluar kamu.”“Benar-benar nggak mau?”Kelven sengaja memancingnya.Delis
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
91
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status