All Chapters of Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya: Chapter 141 - Chapter 150

905 Chapters

Bab 141

Karena dirinya, Delis hampir kehilangan nyawanya dua kali.Jika sesuatu terjadi lagi pada Delis karena dirinya, Kelven tidak akan pernah memaafkan dirinya seumur hidup ini.“Aku tahu, biarkan dia duduk di lantai, kamu menopangnya.”Meskipun tidak ada peralatan medis di sana, Albert juga ada caranya sendiri.Dia mengangkat tangannya untuk menopang kepala Delis, menemukan titik tekanan yang dapat meredakan rasa sakit, dengan lembut dia bertanya, “Delis, apakah sakit di sini?”“Sakit, semuanya sakit, huhu~ sangat menyakitkan. Tolong pukul aku sampai pingsan, aku sangat sakit.”Delis menangis dan air matanya terus meluncur turun.Wajah kecil yang tadinya tampak segar, sekarang tampak pucat, bibirnya juga terlihat kebiruan.Melihat matanya yang hampir tertutup, Kelven dan dua orang di sampingnya ketakutan.Hanya Albert yang tetap tenang, dengan suara lembut menenangkannya, Delis, bertahanlah sedikit lagi. Setelah kamu tertidur, semuanya akan baik-baik saja.”“Tidurlah, kami akan selalu me
Read more

Bab 142

Kelven tahu bahwa Delis masih belum bisa menerimanya.Dia tidak berani melangkah lebih dekat. Dia mengeluarkan ponselnya dan membuka foto surat nikah yang dikirimkan Bibi Siti. Lalu dengan hati-hati menyodorkan ponsel itu.“Kamu lihat ini dulu, setelah itu kamu baru menjawab aku.”Melihat Kelven menyodorkan ponselnya, Delis langsung menerimanya.Saat melihat layar ponsel, matanya tiba-tiba membesar.Dia tak berani percaya dan melihatnya dengan seksama.Setelah memastikan bahwa itu adalah surat nikahnya dan orang di foto adalah pria di sampingnya, Delis sangat terkejut.Dirinya benar-benar adalah istri Kelven?Lalu kenapa dirinya tak mengenal Kelven dan malah hanya mengingat Owen?Dia jelas mengingat bahwa Owen adalah orang yang menyelamatkannya. Dirinya menyukai Owen dan pada akhirnya menikah dengannya.Mengapa sekarang berubah menjadi Kelven?Delis masih sulit menerima. Dia menatap Kelven dan bertanya, “Foto ini palsu, kan? Tujuanmu hanya untuk menyembunyikan perselingkuhan Owen, ‘ka
Read more

Bab 143

Yang jelas tidak mungkin ada cinta di antara mereka.Bagaimana mungkin pria yang begitu berbakat dan kaya raya akan jatuh cinta pada yatim piatu seperti dirinya yang tidak memiliki apa-apa.Delis tidak sanggup mencapainya, jadi dia memilih untuk meninggalkannya.“Delis, jangan terlalu membebani dirimu.”Suara Kelven terdengar panik dan bahkan menjadi sedikit serak, “Aku bisa memenuhi semua keinginanmu, kecuali bercerai.”“Atau mungkin kamu bisa berikan aku sedikit waktu. Kalau dalam beberapa waktu ini aku nggak bisa membuatmu jatuh cinta padaku lagi, barulah kamu pergi meninggalkanku, ya?”Kelven sedang memohon padanya.Ketidakberdayaan yang terlihat begitu jelas, jelas ini sesuatu yang belum pernah Kelven rasakan seumur hidupnya.Delis melihatnya benar-benar tulus, dia agak ragu.Matanya Kelven membara seperti api menyala, hatinya terasa sangat sakit.“Delis, aku sudah kehilangan kamu dua kali. Aku nggak mau kehilangan kamu lagi.”“Tolong jangan tinggalkan aku. Dulu semuanya salahku,
Read more

Bab 144

Herli datang?Siapa yang membawanya ke pulau ini?Kenapa wanita ini begitu keras kepala?Dengan marah, Kelven berteriak ke ponsel, “Aku sudah cukup jelas mengatakannya padamu sebelumnya. Cepat pulang sekarang juga, jangan sampai aku marah besar.”Usai bicara, Kelven langsung menutup teleponnya.Seketika, suasana hatinya sangat buruk.Dia baru saja mendapat kesempatan dari Delis dan Herli malah muncul lagi.Bukankah ini mencari masalah?Kali ini, dia pasti tidak akan membiarkan Herli mengganggu hubungannya dengan Delis lagi.“Kelven.”Saat ini, terdengar Angel mamanggilnya dari dalam.Kelven menyimpan ponselnya dan wajahnya kembali tenang. Dia menjawab dengan suara lembut, “Ya? Kalian sudah makan? Mau pergi main sekarang?” Angel tersenyum. “Delis bilang mau pergi keluar sebentar untuk cari angin segar. Ayo kita keluar sama-sama.”“Iya.”Sebelum pergi bersama dua wanita itu, Kelven mengirim pesan kepada orang yang bertanggung jawab di pulau itu, meminta mereka untuk menemukan Herli da
Read more

Bab 145

Aku mencintaimu … Tiga kata yang sederhana, tetapi bisa mengguncangkan hati Delis.Delis merasa jantung berdetak cepat, tubuhnya merasa sedikit panas dan seluruh tubuhnya menjadi agak tidak nyaman.“Apa bagusnya diriku, mengapa kamu mencintaiku?”“Di mataku, kamu sangat baik dalam segala hal.”Kelven mengatakan semua isi hatinya.Delis lebih daripada wanita manapun.Hanya saja, sebelumnya dia tidak tahu cara menghargainya.Dia tidak akan mengulanginya lagi.Kelven akan perlahan-lahan membuktikan padanya bahwa dirinya mencintainya dan bersedia melakukan apapun untuknya.Kata-kata dari Kelven membuat Delis merasa agak malu.Delis terus berjalan.Sambil berjalan, dia berkata, “Jadi, kalau kamu begitu mencintaiku, apakah kamu akan melakukan apa saja yang aku minta?”“Tentu saja.”Jawab Kelven dengan tegas.Delis mengerucutkan bibirnya, dia tidak percaya dengan omong kosong pria.Apalagi pria tua seperti dirinya.Konon katanya pria tua paling licik.Berhenti sejenak, Delis menunjuk ke laut
Read more

Bab 146

Delis benar-benar tidak menyangka, seorang bos besar dan anak yang lahir di keluarga kaya raya.Benar-benar pergi memancing di laut pada malam yang sangat larut, hanya karena satu kalimatnya.Ini sama sekali tidak seusai dengan citra dan kedudukan yang dimilikinya.Berdiri tidak jauh, Delis berpikir apakah orang yang dia sukai sebenarnya adalah Kelven?Mengapa dia bisa menyukai pria yang sepuluh tahun lebih tua darinya?Tiba-tiba perutnya terasa sakit, membuatnya merasa tidak nyaman dan ingin langsung pergi ke kamar mandi.Delis langsung memegang perutnya dan berteriak pada pria di laut,“Kelven, Kelven … “Kelven langsung melihat ke arah Delis yang tidak jauh. “Ada apa?”“Kamu main sendiri dulu, aku pergi ke kamar mandi sebentar.”Kelven mengangguk. “Pergi saja, jangan lari ke mana-mana.”“Iya.”Delis memegang perutnya dan pergi.Setelah mencari sebentar, dia baru menemukan kamar mandi di sudut taman.Karena terlalu buru-buru, saat masuk ke kamar mandi, dia tak sengaja menabrak seseor
Read more

Bab 147

Delis mengambil embernya dan melihat dua ikan di dalamnya, dia sangat terkejut.Tentu saja, sulit untuk memercayainya.“Kamu curang, ‘kan?” Pasti saat aku pergi ke toilet, kamu kembali dan minta orang lain menyiapkannya untukmu, benar kan?”Wajah Kelven terlihat tenang. “Ada kamera CCTV, seharusnya bisa terlihat jelas aku menangkap ikannya. Besok aku akan membawamu melihat rekaman CCTVnya.”Suhu malam hari di pantai sedikit berbeda, Kelven menyentuh punggung gadis itu, lalu berkata,“Ayo, pulang ke kamar, besok aku meminta mereka memasaknya untukmu.”Delis hanya bisa percaya padanya untuk sementara.Teringat sesuatu, Delis berkata, “Sekretarismu datang mencarimu, dia bilang ada dokumen yang perlu kamu tanda tangani.”Mendengar itu, langkah Kelven berhenti sejenak. Dia menatap Delis dan bertanya, “Apa yang kamu katakan?”Delis juga menatapnya, mengernyit. “Sekretarismu loh, ehm … sepertinya namanya Herli. Dia bukan sekretarismu?”Her … li …Ternyata dia belum pergi.Mengapa penanggung j
Read more

Bab 148

Kelven sengaja membawa Herli keluar dari hotel.Dia tidak ingin mengucapkan sepatah katapun padanya.Kemudian, dia menghubungi penanggung jawab pulau melalui telepon, meminta mereka untuk mengusir wanita ini.Namun!Herli tidak setuju.Dia langsung berteriak pada Kelven yang masih bertelepon, “Kamu nggak boleh memperlakukan aku seperti ini. Kalau kamu mengusirku sekarang, aku akan memberitahu Delis bahwa aku adalah tunanganmu dulu dan kamu nggak menepati janjimu karena dia. Dia adalah orang ketiga!”Kelven meletakkan ponselnya, wajahnya menunjukkan kemarahanya, tatapannya sangat tajam.Kata-kata yang keluar dari bibirnya sangat menusuk, “Kamu cari mati?”Herli melanjutkan, “Biarkan aku di sini menjadi sekretarismu atau aku akan beritahu Delis tentang fakta ini.”Tiba-tiba, Kelven tertawa.Namun suara tawanya sangat keji dan jahat. “Aku belum pernah diancam oleh siapapun.”Dia berdiri di sana dengan aura kekejaman yang menakutkan.Herli melihat ekspresinya dan tanpa sadar memundurkan l
Read more

Bab 149

Delis terdiam.Dia menatap wanita di depannya dan mendengarkan semua kata-kata yang diucapkannya. Dirinya seolah-olah mati rasa. Dia tidak bisa menerima kenyataan.Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu.“Delis, kamu sudah tidur?”Itu suara Kelven.Seketika, Delis merasa kepalanya kosong.Delis kembali ke tempat tidurnya.Herli tahu bahwa dirinya sudah tidak bisa melarikan diri, tetapi tujuannya sudah tercapai.Jadi, Herli berinisiatif membuka pintu kamarnya sendiri.Kelven berdiri di depan pintu. Saat melihat Herli, wajahnya sangat dingin dan muram. Begitu mengerikan dan menakutkan.“Bawa dia pergi.”Perintah Kelven.Pengawal langsung mendekat dan menatik Herli pergi.Kali ini, Herli tidak memberontak, bahkan, dia tersenyum saat ditarik.Suara tawaannya terdengar sangat menusuk telinga.Kelven melangkah masuk ke dalam kamar.Melihat gadis itu duduk di tempat tidur, menatap kosong keluar jendela. Kelven mendekatinya dan bertanya, “Apa yang sudah Herli lakukan padamu?”Delis tidak menjawa
Read more

Bab 150

Bercerai?Mendengar kata-kata ini, Kelven merasa detak jantungnya berdegup kencang.Dia menatap wanita yang duduk di atas tempat tidur, dengan suara rendah dia berkata, “Delis, tak peduli apapun yang dikatakan Herli padamu, aku nggak akan bercerai denganmu. Kalau kamu nggak percaya padamu, aku bisa membuktikannya dengan waktu.”“Waktuku sangat berharga, aku nggak mau membuangnya untukmu.”Jawaban Delis sangat dingin.Jika Tuhan memberikan kesempatan untuk melupakan rasa sakit masa lalu, dirinya juga tidak akan berhubungan lagi dengan pria ini.Selama belum memiliki perasaan untuknya, Delis akan memutuskannya sekarang juga.“Delis … ”Ujar Kelven, masih ingin membela diri.Namun, Delis berbaring di tempat tidur dan berkata dengan dingin, “Pergilah, aku mau tidur.”Kelven tidak punya pilihan, jadi hanya bisa pergi.Delis menutup matanya di bawah selimut dan berusaha mengingat segalanya tentang Kelven.Dia mencoba mengingat anak mereka sebelumnya.Namun, dia tidak bisa mengingatnya.Saat
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
91
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status