All Chapters of Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya: Chapter 131 - Chapter 140

905 Chapters

Bab 131

Delis mengedipkan matanya menatap pria di depannya.Suaranya terdengar lebih pelan, “Aku nggak boleh memanggilmu Kelven?”Delis secara reflek memanggilnya begitu saja.Kelven hanya diam.Melihat orang di depannya dan mendengat panggilan yang begitu familiar, Kelven merasa ini adalah pertanda baik.Dengan tersenyum lembut, Kelven mengangguk dan menjawab, “Boleh, kamu bisa menanggilku apa saja yang kamu suka.”“Baiklah, kalian lanjutkan urusan kalian, aku pergi ke sana dulu.”Usai bicara, Delis langsung berbalik dan melarikan diri.Delis merasa perubahan sikapnya terhadap pria itu terlalu cepat, bisa membuat orang lain mungkin berpikir bahwa dirinya mengetahui identitasnya dan dengan sengaja mendekatinya untuk membangun hubungan baik.Padahal sebenarnya bukan begitu.Delis hanya salah paham padanya dan mau meminta maaf saja.Sementara itu, Kelven berdiri di tempat melihat Delis pergi.Albert yang di samping tertawa.“Lucu sekali istri mudamu ini. Bisa mengingat semua orang, hanya saja n
Read more

Bab 132

Kelven mencoba menggunakan alkohol untuk memabukkan dirinya, agar tidak memperhatikannya.Dia bahkan terus mengingatkan dirinya bahwa Delis hanya memperlakukan Owen seperti dirinya sendiri. Itulah sebabnya, Delis bersikap seperti itu pada Owen.Saat ini adalah masa yang penting, tidak boleh marah dan tidak boleh menekan perasaan Delis.Kelven harus bisa menahan diri.Angel dan Albert yang di sebelahnya juga tidak bicara.Mereka hanya melihat dengan diam.Melihat Owen masih diam, Delis mengernyit dan mengerucutkan bibirnya seolah akan menangis.“Owen sudah nggak sayang denganku? Mengapa keinginan kecilku saja nggak dipenuhi?”Owen merasa sudah tidak menahannya.Jiak dia terus diperlakukan seperti ini oleh Delis, Owen tak akan bisa menahannya.Tidak ada pilihan lain, dia hanya tersenyum pelan dan menuangkan sedikit anggur merah untuk Delis.“Iya~minumlah, sedikit saja ya. Luka di kepalamu belum sembuh sepenuhnya.”“Hihi, terima kasih Owen, muach~”Di depan tiga orang lainnya, Delis menci
Read more

Bab 133

Albert mengejarnya ke ruang tamu dan menghalangi jalan Kelven.Dia tertawa dan mengejek, “Cemburu?”Wajah Kelven sangat muram, dengan geram dia duduk di ruang tamu, hatinya benar-benar tak nyaman.Albert ikut duduk di sebelahnya dan meepuk pundaknya, sambil berkata, “Kamu harus belajar untuk menerima. Bagaimanapun dalam pikirannya, dia menganggap Owen sebagai kamu. Anggap saja dia melakukan itu padamu.”“Bagaimana bisa aku menganggapnya seperti itu? Owen adalah manusia nyata, sedangkan aku harus melihat mereka berdua begitu mesra di depanku. Kalau ganti posisi, kamu bisa menerimanya?”Sekarang Kelven akhirnya mengerti bagaimana rasanya melihat orang yang disukainya bersama dengan orang lain.Rasanya benar-benar tidak nyaman.Albert mendengus, “Menurutku, kamu harus bersyukur. Setidaknya dia masih hidup sekarang. Bayangkan bagaimana keadaanmu saat kamu nggak bisa menemuinya waktu itu?”Kelven hanya diam.Meskipun dia sangat bersyukur karena Delis masih hidup.Namun, siapa yang bisa men
Read more

Bab 134

“Tidurlah, aku pergi setelah kamu tidur.”Delis tidak ingin menghambat Owen bekerja, jadi dia langsung menutup matanya dan tidur.Ketika dia membuka mata lagi, sudah keesokan harinya.Owen memang tidak ada di sampingnya.Delis mandi dan turun ke bawah. Dia melihat pria yang bernama Kelven sedang duduk di ruang tamunya. Dia mengenakan setelan jas yang terlihat sangat karismatik.Namun, Delis masih tampak waspada saat mendekati ruang tamu dan bertanya, “Bagaimana kamu bisa ada di rumahku?”Kelven menolehkan kepalanya dari laptop dan menatap Delis. “Aku datang untuk membicarakan pekerjaan dengan Owen, dia belum bangun?”Delis mengernyit. “Dia sudah kembali ke lokasi syuting semalam. Kenapa kamu nggak meneleponnya?”Pria ini benar-benar bos besar dari Perusahaan Deli Jaya?Kenapa dia tampaknya tak begitu cerdas?“Oh begitu, berarti pekerjaannya harus ditunda.”Kelven menyimpan laptopnya dan bersiap untuk pergi.Tiba-tiba, terdengar suara Bibi Siti, “Nona Delis, ayo makan.”“Iya.”Delis ber
Read more

Bab 135

Selama dua hari ini, Delis terus menunggu Owen.Namun, Owen tidak berinisiatif meneleponnya dan juga tidak mengirim pesan padanya.Hal ini membuat Delis semakin tidak nyaman, panik dan takut.Akibatnya, suasana hatinya juga menjadi buruk.Ini juga membuat Kelven tak berani muncul untuk memperburuk keadaannya.Dia hanya bisa meminta Bibi Siti terus memberikan laporan kepadanya tentang keadaan Delis.Pada hari jumat, Owen akhirnya kembali untuk menjemput Delis.Mobil berhenti di depan vila dan Owen melihat Kelven duduk di sebelahnya. “Aku masuk untuk panggil dia dulu.”“Iya.”Jawab Kelven dengan datar, sambil melihat ke arah kamar Delis di dalam vila.Owen turun dari mobil dan masuk ke dalam vila.Dia pergi ke depan pintu kamar Delis dan mengetuk, Delis merasa kepalanya sakit dan tidak ingin bangun dari tempat tidurnya. Dia menghabiskan waktu seharian untuk berbaring di tempat tidur dan tidak berbicara dengan siapapun.Mendengar suara ketukan pintu, Delis tetap tidak menjawab.Namun, p
Read more

Bab 136

Tempat wisata yang akan dikunjungi telah diatur oleh Kelven.Di sebuah pulau terpencil.Dia selalu tahu bahwa wanita bodoh si sampingnya ini menyukai laut.Suatu saat saat dia sedang dalam perjalanan bisnis, dia kebetulan bertemu dengan sebuah pulau wisata yang sedang dilelang.Kelven langsung membelinya dan memberi nama pulau itu menjadi Pulau Fantasi Delis.Tadinya, dia hanya ingin menyimpan pulau itu menjadi kejutan ulang tahun untuk Delis.Jika Delis ingin pergi bermain ke pantai sekarang, biarkan saja dia terbiasa dengan lingkungan di sana.Dua mobil berhenti di lapangan terbang pribadi milik kelven.Delis turun dari mobil dan melihat Angel dan Albert yang tidak jauh di saa. Meskipun suasana hatinya tidak baik, dia tetap tersenyum dan berlari ke arah mereka.“Kak Angel.”Angel berbalik dan melihat Delis menghampirinya. Dia tersenyum sambil menyambutnya, “Delis, sudah sampai ya.”“Eh, kenapa hanya kalian berdua? Kenapa ngak membawa anak-anak juga?”Angel tersenyum lembut, sambil m
Read more

Bab 137

Delis merasa dirinya juga hampir putus cintaSaat ini, perasaannya sepertinya tidak jauh berbeda dengan pria ini.Mereka berdua mungkin punya banyak topik pembicaraan bersama sebagai teman untuk saling mengerti.“Dia sangat cantik, sangat unik. Meskipun dia nggak sehebat itu, aku juga sangat menyukainya.”Kelven menatap orang yang melompat-lompat di depannya, tatapannya penuh dengan kelembutan.Sudah lama dirinya tak begitu serius melihatnya.Ternyata, ketika dia berada di dekatnya, melihat wajah kecilnya yang berbinar saja, hatinya begitu puas.Ternyata, hatinya sudah lama dipenuhi dengan Delis.“Hmm.”Delis menggelengkan kepalanya, melirik pria di sampingnya dan berkata, “Kamu begitu hebat, begitu tinggi dan begitu tampan. Bagaimana mungkin ada anak gadis yang tega membuatmu patah hati.”Kelven mengikuti di sebelahnya dan dengan tenang menjawab,“Mungkin dulu aku jarang memerhatikan perasaannya. Dia mungkin terlalu kecewa padaku, jadi memilih untuk pergi.”Delis tampaknya mengerti.
Read more

Bab 138

Owen mendekatkan kapal cepat ke tepi pantai, memegang buket mawar putih dan melompat turun dari kapal.Dengan postur tubuh yang tinggi dan pakaian yang rapi, dia tersenyum sambil berjalan ke arah Delis.Delis yang dari tadi marah di hati kecilnya.Saat melihat Owen berjalan mendekatinya dengan bunga segar, perasaannya langsung melemah.Owen sepenuhnya mengabaikan tiga orang di sekitarnya. Dia berdiri tegak di depan Delis dan dia menyerahkan buket bunga dengan kedua tangannya.“Maafkan aku, Delis. Aku datang terlambat.”Delis memang selalu sangat mudah untuk dihibur.Asalkan orang yang dia sukai baik padanya dan tidak melakukan sesuatu yang berlebihan, Delis pasti akan memaafkannya.Dia menerima buket bunga, mengerucutkan bibirnya dan berkata, “Aku pikir kamu nggak datang.”Owen mengangkat tangannya dan mencubit pipi mungil gadis itu, lalu menjawab sambil tersenyum, “Bagaimana mungkin aku nggak datang, aku sudah berjanji untuk menemanimu.”Setelah dicubit olehnya, Delis memeluk Owen den
Read more

Bab 139

“Owen, sini aku lihat hasil fotomu.”Owen baru menyadarkan diri dan berbohong, “Aku belum mengatur kameranya. Ayo ulang lagi.”“Gerakanmu lambat sekali,” ujar Delis.Setelah itu, Delis kembali ke tepi laut.Baru setelah itu, Owen benar-benar mengambilkan beberapa foto untuknya.Setelah selesai foto, mereka berdua berjalan berpegangan tangan menuju pantai.Setelah lelah berjalan, merasa panas, mereka melihat ada hutan kepala tidak jauh dari sana. Delis berkata,“Owen, ayo kita istirahat di sana, matahari sangat terik.”“Iya.”Owen meggandeng tangan kecilnya dan berjalan menuju hutan kepala.Mereka duduk di tempat yang teduh menghadap laut, menikmati angin laut dan tubuh mereka terasa lebih sejuk.Delis dengan sendirinya bersandar pada lengan Owen, lalu tangannya mencoba menutupi sinar matahari yang menyilaukan.“Tempat ini sangat indah. Pantainya berwarna merah muda, langi dan laut berawarna biru. Yang paling penting, ada orang yang aku sukai yang menemaniku.”“Owen, aku sangat suka den
Read more

Bab 140

Delis memandang pria di depannya dengan terkejut.Dia tidak mengerti apa maksud Kelven.Apa maksudnya semua pria bisa bebas menyentuhnya dan mendapatkannya?Delis merasa seperti di hina.Dengan sangat marah, Delis memandang Kelven.“Apa haknya kamu mengatakan hal seperti itu padaku? Owen adalah suamiku, kami melakukan apa saja di sini, itu nggak akan hubungannya denganmu.”“Dia bukan.”Jawab Kelven dengan tegas pada Delis, ekspresinya juga sangat marah.“Apa yang kamu katakan?”Delis terdiam.Kelven memandang Owen dengan penuh kebencian dan melanjutkan, “Dia bukan suamimu.”“Apakah dia suamiku atau bukan, bagaimana mungkin aku nggak tahu? Kamu benar-benar aneh.”Delis tidak bisa menahan kemarahannya dan menarik Owen. “Owen, ayo kita pergi, jangan bergaul dengan orang seperti ini.”Namun, Owen melepaskan tangannya dan menatap Delis, lalu berkata jujur, “Benar yang dia katakan.”“Apa yang kamu katakan?”Delis menoleh memandang dua pria di sampingnya, merasa semakin bingung. Owen dengan
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
91
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status