All Chapters of Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya: Chapter 121 - Chapter 130

905 Chapters

Bab 121

“Jangan mendekat, jangan sentuh aku. Sakit, aku sangat sakit.”“Kepalaku sangat sakit~”Delis merobek perban putih yang mengelilingi kepalanya.Melihat ini, Kelven langsung mendekat dan mencoba menghentikanya, “Delis, ini aku, jangan begini.”“Jangan sentuh aku, pergi kamu. Aku nggak mau melihatmu. Aku sangat sakit kalau kamu mendekat denganku. Cepat pergi dari sini.”Sambil menjauhkan Kelven, Delis sambil berteriak ketakutan.Dia sepenuhnya kehilangan akal sehat, seperti orang gila.Dia terus merobek luka di kepalanya.Kelven tidak tega melihatnya, dia bersikeras untuk menghentikannya.“Delis, jangan begini, lukamu akan terbuka. Aku Kelven, aku nggak akan menyakitimu.”Kelven memeluknya dengan erat, tetapi malah membuat Delis semakin kehilangan kendali. Dia menggigit leher Kelven dengan keras.Kelven tidak berani bergerak, membiarkannya menggigit.Setidaknya itu membuat Delis tidak melukainya sendiri.Delis menggigitnya dengan kuat, darah segar mengalir dari giginya, terlihat sangat m
Read more

Bab 122

Bagaimana Kelven bisa menerima kenyataan bahwa Delis hanya bisa bertahan hidup sampai malam ini?Kelven menyesal.Mungkin dia seharusnya mendengarkan Owen, tidak membuat Delis tertekan.Jadi, Kelven menyuruh Mudi untuk membawa Owen kembali.Meskipun hatinya tidak nyaman, dia hanya bisa meminta Owen untuk menjaga Delis dengan baik.Saat Owen kembali, dia melihat Kelven duduk di bangku panjang depan ruangan. Leher Kelven terluka karena digigit, darah segar menodai kemeja putihnya.Owen tak tega melihatnya.Owen berkata padanya, “Kamu pergi perban luka lehermu dulu. Aku nggak akan membawanya pergi kali ini.”Kelven menatap Owen, mata merahnya berkaca-kaca.Dengan suara serak, Kelven berusaha mengeluarkan satu kata, “Maaf.”Kelven meminta maaf atas kejadian tadi.Owen juga tak menyalahkannya. “Kalau kamu benar-benar memikirkan untuk kebaikannya, aku nggak akan menyalahkanmu. Bagaimanapun, dia juga istrimu.”“Aku sangat panik. Aku nggak tahu bahwa tindakanku ini bisa mendatangkan bahaya unt
Read more

Bab 123

Kali ini, Delis tertidur selama dua hari penuh.Selama dua hari ini, Owen dan Kelven terus menjaganya dan duduk di sampingnya Hingga Delis pulih kembali dan sadarkan diri, baru Kelven berdiri dan menghindar.Owen mendekat lagi dan berkata, “Delis, kamu sudah tidur sangat lama, buka mata dan lihat aku.”Mendengar ada suara, Delis perlahan membuka matanya.Banyak selang yang ada ditubuhnya sudah dicabut dan wajahnya juga sudah terlihat berwarna.Dengan lemah, dia menatap orang di samping tempat tidurnya, suaranya terdengar lemah, “Owen, aku mimpi.”Owen langsung bertanya, “Apa mimpinya?”“Aku mimpi kamu menolongku dari kolam ikan. Aku juga mimpi Kak Angel membelikan aku gaun cantik.”Owen sangat senang. “Jadi, kamu sudah ingat sekarang?”Delis mengernyit, tidak mengerti apa yang Owen katakan.Melihatnya mengerutkan kening, Owen langsung menenangkannya, “Kalau nggak ingat, nggak perlu dipaksa. Bagaimana perasaanmu sekarang? Lapar nggak? Mau makan sesuatu?”Delis mengangguk dan menjawab,
Read more

Bab 124

Delis merasa pikirannya sudah menjadi jauh lebih jernih.Namun, Delis selalu merasa ada sesuatu yang kosong di dalam hatinya, seolah-olah kehilangan sesuatu yang penting.Melihat Bibi Siti masuk membawakan makanan, Delis tersenyum dan memanggilnya, “Bibi Siti.”“Ya~”Jawab Bibi Siti dengan ramah. Lalu dia langsung mengeluarkan makanan dari kantong sambil bertanya, “Nona Delis, kenapa kepalamu bisa terluka seperti ini? Itu sangat parah. Sakit nggak?”Delis mengerucutkan bibirnya dengan ekspresi kasihan. “Aku juga ngak tahu kenapa bisa terluka, ini sangat sakit.”“Aduh, kasihan sekali. Ayo makan dulu.”Owen mengambil mangkuknya dan berkata, “Biar aku menyuapnya saja.”Bibi Siti menatap Owen, tetapi tak menolak.Owen ingat dengan nasihat dokter bahwa hanya boleh memakan makanan cair, jadi dia menghancurkan siomai dengan sendok, lalu menambahkan sedikit kuah dan menyuapnya untuk Delis.Delis dengan senang hati membuka mulutnya dan menelan makanannya.Sambil makan, Delis sambil tersenyum m
Read more

Bab 125

Owen menoleh dan bertanya pada Kelven, “Jadi, sebelumnya kamu ada sesuatu yang terjadi padamu dan Herli, yang membuatnya sulit menerimanya, ‘kan?”Kelven tidak menjawab.Kelven masih ingat kejadian sebelum Delis bunuh diri.Karena Herli menciumnya.Saat itu, dia berpura-pura tidak peduli, bahkan mengatakan bahwa Kelven dan Herli sangat serasi.Ternyata dia sangat peduli.Sehingga, bahkan jika dia sudah pulih sekarang, dia juga tak ingin mengingat Kelven dan Herli lagi.Semuanya adalah kesalahan Kelven sendiri.Melihat Kelven tidak berbicara, berarti apa yang sudah dikatakan Owen sudah benar.Owen melanjutkan, “Aku bisa membantumu menjaganya untuk sementara waktu, tapi nggak peduli apapun yang terjadi ke depannya, aku harap kamu nggak akan menyalahkanku.”Kelven tahu bahwa saat ini, selain Owen, tidak ada orang yang bisa menjaga Delis.Kelven juga tidak begitu memahami apa yang akan terjadi, dia menjawab dengan serius, “Aku nggak akan menyalahkanmu.”“Semoga kamu bisa menepati janjimu.
Read more

Bab 126

Kelven?Delis mengernyit, sepertinya Owen pernah menanyakan nama ini padanya.Namun, dia tidak memiliki kesan apapun.Tidak memedulikan orang lain, Delis tersenyum dan melihat Angel dengan tatapan licik.“Kak Angel, kenapa kamu nggak bawa suamimu, malah bawa teman laki-laki yang lain?”Angel menjadi sedikit canggung.Dia menoleh melihat Kelven.Barulah Kelven mendekat dengan langkah hati-hati ke tempat tidur, dia dengan lembut dan sopan mengulurkan tangannya dan berkata, “Halo, namaku Kelven.”Delis juga hanya menatapnya dengan dingin, tetapi tidak berjabat tangan dengannya.“Maaf, aku nggak suka bersentuhan dengan pria yang aku nggak kenal.’Delis melihat ke arah Angel lagi, menariknya dan melanjutkan pembicaraan mereka, “Kak Angel, kulitmu cantik sekali.”“Aku benar-benar iri pada suami Kak Angel, bisa mendapatkan istri secantik kamu.”“Kak Angel, bagaimana kalau kamu tinggal di rumah sakit untuk menemaniku hari ini?”“Iya~”Sambil tersenyum lembut dan sopan, Angel sesekali melirik
Read more

Bab 127

Delis melirik Kelven lagi.Dia memperhatikannya dengan seksama, berusaha keras untuk memikirkannya, tetapi belum sempat mengingat sesuatu, kepalanya mulai terasa sakit.Delis menggelengkan kepalanya dengan kesakitan. “Aku nggak ingat apa-apa, kepalaku sakit sekali.”Melihatnya sakit kepala lagi, Kelven panik dan hampir mengulurkan tangannya untuk menyentuhnya.Namun, Owen bergerak lebih cepat dan menenangkan Delis, “Iya iya, nggak apa-apa kalau nggak ingat. Jangan memikirkannya, biar nggak sakit.”Delis mengangguk dengan lemas, mulai merasa mengantuk. “Owen, suruh dia keluar, aku mau istirahat.”“Iya, istirahat saja dulu.”Owen menoleh melihat Kelven, mengisyaratkannya untuk keluar.Tak ada pilihan lain, Kelven hanya bisa pergi.Namun, dia selalu duduk di dekat pintu setiap kali, tidak pergi ke tempat lain.Jika ada dokumen yang perlu dia tanda tangan, Mudi akan membawanya langsung untuknya.Kelven terus tinggal di rumah sakit, tidak tidur nyenyak selama beberapa hari dan juga tidak m
Read more

Bab 128

Selama hutang tidak dilunaskan, Herli tidak akan melepaskannya seumur hidup.Kelven terlihat tidak sabar dan melihat waktu di jam tangannya.Tanpa banyak bicara lagi, dia menyalakan mesin dan hanya berkata, “Sesuai yang kukatakan. Ikuti arahanku atau lenyaplah dari duniaku.”Usai bicara, Kelven menginjak gas dan pergi menjauh.Herli berlari beberapa langkah untuk mengerti, tetapi melihat mobil melaju cepat, dia berhenti dan tertawa dengan penuh kebencian.“Hahahaha … semakin kamu peduli dengannya, semakin aku ingin menghancurkannya.”“Aku mau lihat, ada berapa nyawa yang dimiliki Delis.”…Delis akhirnya sembuh dan bisa keluar dari rumah sakit.Dia berdiri di samping jendela, sambil makan dan melihat Owen yang merapikan barang-barangnya.Setelah Owen merapikannya, dia berkata pada Delis, “Delis, ayo pulang.”“Iya.”Delis mendekati Owen sambil tersenyum, bahkan menyuapkan cemilan yang dipegangnya.Owen juga sangat kooperatif menerima cemilan yang disuap oleh Delis.Keduanya terlihat sa
Read more

Bab 129

Pong!!!Mobil Kelven langsung menabrak mobil yang sedang menunggu lampu merah di depannya.Untungnya, Kelven bereaksi cepat dan langsung menginjak rem mendadak, sehingga kerusakannya tidak begitu parah.Namun, karena rem yang terlalu mendadak, tubuh Delis yang tidak menggunakan sabuk pengaman terlempar ke depan.Saat hampir menabrak kepalanya, Owen langsung melindunginya.“Kamu nggak apa-apa, Delis?”Delis menggeleng, menatap Kelven yang sedang mengemudi. “Apa yang terjadi? Kita kecelakaan?”Kelven hanya duduk diam di kursi pengemudi, tidak bergerak.Seluruh pikirannya penuh dengan adegan Delis bersandar pada Owen.Kelven menggenggam erat setir, ujung jarinya menekan dengan kuat seolah-olah akan menembusnya.Dapat terlihat wajahnya penuh dengan kemarahan, tetapi dia tidak bisa melampiaskannya.Pemilik mobil yang ditabrak datang keluar, marah-marah dan mengetuk-ngetuk jendela mobil.“Woi, bagaimana kamu mengemudinya? Kamu nggak pandai menyetir? Jangan karena kamu punya mobil rolls Royce
Read more

Bab 130

Kelven mengangguk pelan dan mengikuti Delis ke halaman belakang.Di halaman belakang, Angel sedang menyiapkan makanan penutup dan menyusunnya dengan cantik.Di sebelahnya, Albert juga sedang menyiapkan bunga dan balon.Delis berdiri tidak jauh, melihat dekorasi di halaman belakang yang sangat indah.Delis sangat senang dan memanggil, “Kak Angel.”Angel menoleh, tersenyum dan melambaikan tangannya. “Delis, selamat pulang kembali! Ayo ke sini, lihat apa yang sudah aku persiapkan untukmu!”Delis berjalan ke arahnya, menatap meja yang penuh dengan kue-kue lezat, mulutnya seakan-akan sudah mulai mengeluarkan air liur.Delis memeluk Angel dan dengan manja berkata, “Huhu, Kak Angel, baik sekali kamu denganku, aku sangat cinta denganmu.”Angel dengan lembut tersenyum dan mengelus kepalanya. “Nggak ada gunanya kamu cinta denganku, aku ada suami.”“Yang itu ya?”Delis melihat pria yang tak jauh darinya.Angel mengangguk. “Iya, ganteng nggak?”Delis ingin bilang tampan.Namun, pria yang bernama
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
91
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status