Pong!!!Mobil Kelven langsung menabrak mobil yang sedang menunggu lampu merah di depannya.Untungnya, Kelven bereaksi cepat dan langsung menginjak rem mendadak, sehingga kerusakannya tidak begitu parah.Namun, karena rem yang terlalu mendadak, tubuh Delis yang tidak menggunakan sabuk pengaman terlempar ke depan.Saat hampir menabrak kepalanya, Owen langsung melindunginya.“Kamu nggak apa-apa, Delis?”Delis menggeleng, menatap Kelven yang sedang mengemudi. “Apa yang terjadi? Kita kecelakaan?”Kelven hanya duduk diam di kursi pengemudi, tidak bergerak.Seluruh pikirannya penuh dengan adegan Delis bersandar pada Owen.Kelven menggenggam erat setir, ujung jarinya menekan dengan kuat seolah-olah akan menembusnya.Dapat terlihat wajahnya penuh dengan kemarahan, tetapi dia tidak bisa melampiaskannya.Pemilik mobil yang ditabrak datang keluar, marah-marah dan mengetuk-ngetuk jendela mobil.“Woi, bagaimana kamu mengemudinya? Kamu nggak pandai menyetir? Jangan karena kamu punya mobil rolls Royce
Kelven mengangguk pelan dan mengikuti Delis ke halaman belakang.Di halaman belakang, Angel sedang menyiapkan makanan penutup dan menyusunnya dengan cantik.Di sebelahnya, Albert juga sedang menyiapkan bunga dan balon.Delis berdiri tidak jauh, melihat dekorasi di halaman belakang yang sangat indah.Delis sangat senang dan memanggil, “Kak Angel.”Angel menoleh, tersenyum dan melambaikan tangannya. “Delis, selamat pulang kembali! Ayo ke sini, lihat apa yang sudah aku persiapkan untukmu!”Delis berjalan ke arahnya, menatap meja yang penuh dengan kue-kue lezat, mulutnya seakan-akan sudah mulai mengeluarkan air liur.Delis memeluk Angel dan dengan manja berkata, “Huhu, Kak Angel, baik sekali kamu denganku, aku sangat cinta denganmu.”Angel dengan lembut tersenyum dan mengelus kepalanya. “Nggak ada gunanya kamu cinta denganku, aku ada suami.”“Yang itu ya?”Delis melihat pria yang tak jauh darinya.Angel mengangguk. “Iya, ganteng nggak?”Delis ingin bilang tampan.Namun, pria yang bernama
Delis mengedipkan matanya menatap pria di depannya.Suaranya terdengar lebih pelan, “Aku nggak boleh memanggilmu Kelven?”Delis secara reflek memanggilnya begitu saja.Kelven hanya diam.Melihat orang di depannya dan mendengat panggilan yang begitu familiar, Kelven merasa ini adalah pertanda baik.Dengan tersenyum lembut, Kelven mengangguk dan menjawab, “Boleh, kamu bisa menanggilku apa saja yang kamu suka.”“Baiklah, kalian lanjutkan urusan kalian, aku pergi ke sana dulu.”Usai bicara, Delis langsung berbalik dan melarikan diri.Delis merasa perubahan sikapnya terhadap pria itu terlalu cepat, bisa membuat orang lain mungkin berpikir bahwa dirinya mengetahui identitasnya dan dengan sengaja mendekatinya untuk membangun hubungan baik.Padahal sebenarnya bukan begitu.Delis hanya salah paham padanya dan mau meminta maaf saja.Sementara itu, Kelven berdiri di tempat melihat Delis pergi.Albert yang di samping tertawa.“Lucu sekali istri mudamu ini. Bisa mengingat semua orang, hanya saja n
Kelven mencoba menggunakan alkohol untuk memabukkan dirinya, agar tidak memperhatikannya.Dia bahkan terus mengingatkan dirinya bahwa Delis hanya memperlakukan Owen seperti dirinya sendiri. Itulah sebabnya, Delis bersikap seperti itu pada Owen.Saat ini adalah masa yang penting, tidak boleh marah dan tidak boleh menekan perasaan Delis.Kelven harus bisa menahan diri.Angel dan Albert yang di sebelahnya juga tidak bicara.Mereka hanya melihat dengan diam.Melihat Owen masih diam, Delis mengernyit dan mengerucutkan bibirnya seolah akan menangis.“Owen sudah nggak sayang denganku? Mengapa keinginan kecilku saja nggak dipenuhi?”Owen merasa sudah tidak menahannya.Jiak dia terus diperlakukan seperti ini oleh Delis, Owen tak akan bisa menahannya.Tidak ada pilihan lain, dia hanya tersenyum pelan dan menuangkan sedikit anggur merah untuk Delis.“Iya~minumlah, sedikit saja ya. Luka di kepalamu belum sembuh sepenuhnya.”“Hihi, terima kasih Owen, muach~”Di depan tiga orang lainnya, Delis menci
Albert mengejarnya ke ruang tamu dan menghalangi jalan Kelven.Dia tertawa dan mengejek, “Cemburu?”Wajah Kelven sangat muram, dengan geram dia duduk di ruang tamu, hatinya benar-benar tak nyaman.Albert ikut duduk di sebelahnya dan meepuk pundaknya, sambil berkata, “Kamu harus belajar untuk menerima. Bagaimanapun dalam pikirannya, dia menganggap Owen sebagai kamu. Anggap saja dia melakukan itu padamu.”“Bagaimana bisa aku menganggapnya seperti itu? Owen adalah manusia nyata, sedangkan aku harus melihat mereka berdua begitu mesra di depanku. Kalau ganti posisi, kamu bisa menerimanya?”Sekarang Kelven akhirnya mengerti bagaimana rasanya melihat orang yang disukainya bersama dengan orang lain.Rasanya benar-benar tidak nyaman.Albert mendengus, “Menurutku, kamu harus bersyukur. Setidaknya dia masih hidup sekarang. Bayangkan bagaimana keadaanmu saat kamu nggak bisa menemuinya waktu itu?”Kelven hanya diam.Meskipun dia sangat bersyukur karena Delis masih hidup.Namun, siapa yang bisa men
“Tidurlah, aku pergi setelah kamu tidur.”Delis tidak ingin menghambat Owen bekerja, jadi dia langsung menutup matanya dan tidur.Ketika dia membuka mata lagi, sudah keesokan harinya.Owen memang tidak ada di sampingnya.Delis mandi dan turun ke bawah. Dia melihat pria yang bernama Kelven sedang duduk di ruang tamunya. Dia mengenakan setelan jas yang terlihat sangat karismatik.Namun, Delis masih tampak waspada saat mendekati ruang tamu dan bertanya, “Bagaimana kamu bisa ada di rumahku?”Kelven menolehkan kepalanya dari laptop dan menatap Delis. “Aku datang untuk membicarakan pekerjaan dengan Owen, dia belum bangun?”Delis mengernyit. “Dia sudah kembali ke lokasi syuting semalam. Kenapa kamu nggak meneleponnya?”Pria ini benar-benar bos besar dari Perusahaan Deli Jaya?Kenapa dia tampaknya tak begitu cerdas?“Oh begitu, berarti pekerjaannya harus ditunda.”Kelven menyimpan laptopnya dan bersiap untuk pergi.Tiba-tiba, terdengar suara Bibi Siti, “Nona Delis, ayo makan.”“Iya.”Delis ber
Selama dua hari ini, Delis terus menunggu Owen.Namun, Owen tidak berinisiatif meneleponnya dan juga tidak mengirim pesan padanya.Hal ini membuat Delis semakin tidak nyaman, panik dan takut.Akibatnya, suasana hatinya juga menjadi buruk.Ini juga membuat Kelven tak berani muncul untuk memperburuk keadaannya.Dia hanya bisa meminta Bibi Siti terus memberikan laporan kepadanya tentang keadaan Delis.Pada hari jumat, Owen akhirnya kembali untuk menjemput Delis.Mobil berhenti di depan vila dan Owen melihat Kelven duduk di sebelahnya. “Aku masuk untuk panggil dia dulu.”“Iya.”Jawab Kelven dengan datar, sambil melihat ke arah kamar Delis di dalam vila.Owen turun dari mobil dan masuk ke dalam vila.Dia pergi ke depan pintu kamar Delis dan mengetuk, Delis merasa kepalanya sakit dan tidak ingin bangun dari tempat tidurnya. Dia menghabiskan waktu seharian untuk berbaring di tempat tidur dan tidak berbicara dengan siapapun.Mendengar suara ketukan pintu, Delis tetap tidak menjawab.Namun, p
Tempat wisata yang akan dikunjungi telah diatur oleh Kelven.Di sebuah pulau terpencil.Dia selalu tahu bahwa wanita bodoh si sampingnya ini menyukai laut.Suatu saat saat dia sedang dalam perjalanan bisnis, dia kebetulan bertemu dengan sebuah pulau wisata yang sedang dilelang.Kelven langsung membelinya dan memberi nama pulau itu menjadi Pulau Fantasi Delis.Tadinya, dia hanya ingin menyimpan pulau itu menjadi kejutan ulang tahun untuk Delis.Jika Delis ingin pergi bermain ke pantai sekarang, biarkan saja dia terbiasa dengan lingkungan di sana.Dua mobil berhenti di lapangan terbang pribadi milik kelven.Delis turun dari mobil dan melihat Angel dan Albert yang tidak jauh di saa. Meskipun suasana hatinya tidak baik, dia tetap tersenyum dan berlari ke arah mereka.“Kak Angel.”Angel berbalik dan melihat Delis menghampirinya. Dia tersenyum sambil menyambutnya, “Delis, sudah sampai ya.”“Eh, kenapa hanya kalian berdua? Kenapa ngak membawa anak-anak juga?”Angel tersenyum lembut, sambil m
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b