Home / Romansa / Terjerat Hasrat Anak Magang / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Terjerat Hasrat Anak Magang: Chapter 91 - Chapter 100

122 Chapters

91. Jarak Diantara Kita

Ruangan jadi sedikit lebih tenang setelah toa keliling yang sempat mampir tadi akhirnya menyudahi kegiatan membesuknya. Mario sudah ditarik pulang oleh David dan juga Diana sebab laki-laki itu tadi memang numpang di mobil David sehingga dia harus ikut jam pulang si empunya mobil. Berhubung David adalah anak teladan di keluarganya, jadi laki-laki itu harus buru-buru kembali untuk menerima tugas lanjutan di rumah. Sagara merasa sedikit lebih lega sebab untuk sementara Mario dapat dia hindari. Padahal hanya tiga puluh menit menjenguk, tapi gara-gara mulut Mario dia hampir saja mengalami beberapa permasalahan secara bersamaan. Pertama sebab lelaki itu tidak dapat mengendalikan volume bicaranya sehingga Sagara khawatir dia mungkin ditegur tenaga medis. Kedua, lewat mulut Mario juga dia dan Natalia hampir salah langkah terkait alamat tinggal mereka. Terakhir, bahkan meskipun Pak Samuel yang menawarkan sendiri untuk membantu saat makan, nyinyiran Mario terus mendengung menyebalkan di teling
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

92. Dibalik Keputusan

Ada sebuah tawa pahit yang dipaksakan untuk tetap muncul. Tenggorokan Natalia terasa kering hingga rasanya sangat sulit baginya untuk mengeluarkan suara. Meski begitu, raut Sagara yang tidak biasa tentu tidak dapat dia abaikan. "You never told me about this before.." Paham bahwa mungkin dia tidak tahu semua hal tentang sang kekasih. Hanya saja rasanya aneh sekali dia tidak tahu tentang hal besar seperti ini. Maksudnya, memang sejak kapan Sagara merencanakan untuk sekolah S2 diluar negeri? Sejauh yang Natalia tahu, Sagara bilang dia hanya akan kembali ke daerahnya dan memulai berwirausaha disana. Sejauh mana hubungan mereka merenggang sampai Natalia tidak tahu bahwa Sagara ternyata sudah mengambil keputusan sebesar ini?"Kamu kecewa?" Sagara melirik Natalia dengan tatapan ambigu sementara wanita itu dengan cepat menggeleng."No, im not!" Dia menghela nafasnya sebelum kembali melanjutkan kalimat yang tertahan."Bagus kamu punya keinginan dan bahkan bisa sekolah keluar negeri. Aku sena
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

93. Graduation

Semangat dan antusiasme terasa mengudara. Aula besar itu dihiasi dengan warna-warna cerah, dominan biru dan emas, yang mencerminkan kehormatan dan prestasi akademik. Bendera universitas dan spanduk bertuliskan "Selamat Wisuda" tergantung di dinding, memberikan sentuhan kebanggaan dan rasa pencapaian yang luar biasa.Barisan kursi tertata rapi, dipenuhi oleh para wisudawan yang mengenakan toga hitam dengan selempang berwarna sesuai dengan fakultas mereka. Di antara mereka, terlihat senyum dan tawa, serta sesekali air mata haru dari momen yang penuh makna ini. Para dosen dan dekan duduk di panggung utama, siap memberikan penghargaan kepada para lulusan yang telah berjuang keras.Di sudut-sudut ruangan, keluarga dan sahabat berkumpul, membawa bunga dan hadiah sebagai bentuk penghargaan atas usaha dan dedikasi para wisudawan. Kamera dan ponsel mereka siap untuk mengabadikan setiap momen penting. Sorak sorai dan tepuk tangan bergema ketika nama-nama para lulusan dipanggil satu per satu, me
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

94. Rumah Sagara

Di dalam mobil yang sunyi, hanya suara mesin dan musik dengan volume kecil yang terdengar lembut, menciptakan keheningan bagi sepasang pria dan wanita duduk di kursi depan. Dua orang yang sudah lama tak bertemu itu sama-sama menatap lurus ke depan, enggan bertemu pandang.Sebenrnya tidak juga. Keduanya sesekali saling curi pandang. Sayangnya, sebagai wanita dewasa yang punya pengalaman panas dengan brondong baru lulus yang tengah mengemudi disampingnya itu, Natalia merasa imannya yang lemah itu diuji.Bagaimana bisa saat ini dia justru hanya memikirkan hal-hal kotor setelah melihat urat lengan bawah dan tangan yang tereskpos oleh kemeja yang tergulung asal? Belum lagi keberadaan dua kancing kemeja teratas yang juga terbuka, seolah sengaja memamerkan kulit dan leher panjangnya. Bukan sesuatu yang luar biasa namun cukup membuat Natalia berusaha mati-matian untuk mempertahankan kewarasan dan kejernihan pikirannya. Seingatnya, Sagara memang memiliki tubuh yang bagus, namun bagaimana b
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

95. Cuddle Me!

Jujur saja, kecanggungan sempat melingkupi meja makan sebab orang tua Sagara sampai rumah tepat saat Natalia berada diatas pangkuan Sagara. Untung saja mereka lebih dulu mendengar suara pintu sehingga masih sempat memperbaiki posisi masing-masing dan bertindak seolah tidak terjadi apapun. Namun kecanggungan tersebut tentu saja tidak bertahan lama sebab Karina selalu berhasil menjadi pencair suasana. Wanita itu tidak henti-hentinya membicarakan beragam topik sehingga setiap manusia yang duduk di meja makan tak luput dari perhatiannya. Semua berkontribusi aktif dalam percakapan. "Jadi, apa rencanamu selama short trip disini?" Tanya Karina pada sang sahabat yang sudah mengatakan bahwa dia hanya berkunjung hingga besok sore saja. Itu sebabnya dia cukup sederhana dengan tidak membawa banyak barang.Natalia menyelesaikan kunyahan di mulutnya sebelum menjawab, "ada rekomendasi? Sejujurnya aku datang tanpa ada rencana selain untuk menemui kalian," ujarnya jujur. Ayah Sagara memberikan sara
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

96. Cuddle (2)

Entah sejak kapan tubuh Natalia telah berbalik memunggungi Sagara. Berdua diatas ranjang dengan kaki keduanya meringkuk bak bayi—seolah Sagara membungkus tubuh kurus wanitanya dengan lembut. Lengan-lengannya yang kokoh menyelinap memeluk Natalia. Bibirnya mencumbu bahu hingga garis leher Natalia dari belakang. Menekan dan memagut kulit tersebut hingga empunya mendesis pelan."I miss you."Sagara berujar kalimat yang sama lagi. Entah akan berapa kali dia mengutarakan kerinduannya pada sang kekasih itu.Membenamkan wajahnya pada ceruk leher sang gadis seolah dia berusaha meraup semua aroma yang dia rindukan itu. Natalia sampai bergidik kegelian hingga dia mengirimkan sebelah tangannya untuk turut membelai lengan Sagara yang masih membungkusnya posesif. Kenyamanan yang keduanya rasakan dari sekedar pelukan untuk mengikis kerinduan. Seolah mendapatkan energi baru setelah sama-sama menderita luka baik secara batin dan pikiran. Merasa Sagara tidak lagi ada pergerakan selain memeluknya, N
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

97. Obat Rindu (+)

Natalia meletakkan kedua tangannya di bahu Sagara, merayapkan keduanya hingga menyatu di belakang leher lelaki tersebut. Gerakan yang turut membuat leher Sagara bergerak maju, membuat wajahnya makin dekat dengan wajah Natalia. Keduanya bertukar tatapan intens, juga senyum nakal yang rasanya sudah lama sekali tak nampak. "Sudah lama sekali, bukan?" Natalia berbisik dengan nada suara yang begitu nakal. Bukan hanya jemarinya yang menarik wajah Sagara namun juga sepasang kakinya yang melingkar lekat di pinggang turut memberi dorongan untuk Sagara semakin menempel padanya. Sagara menarik senyuman miringnya, dia memajukan wajahnya kearah Natalia. Menyentuh dagu lancip tersebut dengan ibu jarinya merambat ke bibir. Menahan hingga pada akhirnya menggunakan bibirnya sendiri untuk menghadiahi kembali sebuah ciuman yang mendalam. Natalia menyerahkan diri sepenuhnya pada lelaki muda yang selalu berhasil menguasainya itu. Pria itu menjaga agar bibir keduanya tetap menempel, bahkan saat dia memi
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

98. Refill Obat

Matahari mulai terbenam, mewarnai langit dengan gradasi oranye dan merah muda yang memukau. Angin laut yang sepoi-sepoi membawa aroma garam yang khas, menggoda hidung dengan sentuhan kesegaran. Di sebuah villa tepi pantai, keluarga Adinata plus Natalia Xaviera tengah menikmati momen kebersamaan yang begitu berharga.Di halaman villa yang luas, sebuah meja besar telah disiapkan dengan aneka hidangan lezat. Aroma daging yang dipanggang di atas barbecue memenuhi udara, membuat perut setiap orang disana berbunyi. Ayah Sagara, dengan apron berwarna cerah dan topi chef yang sedikit miring, dengan lincah membalik-balikkan steak dan sosis di atas panggangan. Suaranya bercampur dengan desis api, menciptakan harmoni yang sempurna.Mama Karina, dengan senyum lembutnya, sibuk menyiapkan salad segar dan menyusun roti di piring. Di sampingnya, Natalia, membantu dengan antusias, menata buah-buahan di mangkuk besar. Mereka berdua sesekali saling melempar tawa kecil, menciptakan suasana hangat yang me
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

99. After Holiday

"Sudah sampai?"Natalia meletakkan tas besarnya di lantai setelah menyalakan cukup pencahayaan di rumahnya. Wanita dengan wajah yang nampak super lelah itu mengangguk lemas—melupakan fakta bahwa dia masih memegang ponsel yang ditempel tepat di telinga. Artinya, si lawan bicara bahkan tak bisa menyaksikannya mengangguk."Hmm," gumamnya sebagai jawaban. Wanita itu lanjut mengisi gelasnya dengan air, mengaliri kerongkongannya yang terasa super kering setelah perjalanan dari kota Sagara, mendarat, hingga dijemput supir dan akhirnya kembali ke kediamannya yang sunyi tanpa siapapun. Sagara diseberang panggilan dapat mendengar suara wanita itu meneguk air perlahan. Dirinya yang kini tengah bersandar di dashboard ranjang dengan kaki diluruskan tetap sabar menunggu kekasihnya itu merasa lebih baik dan dapat berbicara kembali padanya. Seperti janji kemarin, keluarganya mengantar Natalia langsung ke bandara usai liburan singkat di villa keluarga. Sagara sudah sampai rumah sekitar dua jam lalu
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

100. Curahan Hati Karina

Pagi itu, Karina bangun dengan perasaan campur aduk. Kepalanya terasa pening dan dadanya juga berdebar luar biasa cepat. Wanita itu bangkit dengan gundah yang beralasan setelah mengusap sisa air mata dan menampilkan matanya yang masih sembab. Kursi ruang tunggu selalu tidak nyaman, apalagi ketika menyadari bahwa seseorang di dalam ruang perawatan intensif masih belum menunjukkan perkembangan signifikan. Peningnya beralasan, apalagi dia tidur dalam posisi terduduk disana. Dia mendesis pelan saat merasakan dadanya kembali sesak. Sempat juga memukul-mukul pelan kepala dengan harapan pening itu bisa sirna meskipun tetap saja hasilnya nihil. Sudah dua hari dan putranya belum juga sadar. Apa yang lebih mengkhawatirkan dari ini? Ditambah lagi sang suami belum bisa berada di sisinya sekarang sebab harus penerbangannya terhambat. Karina berusaha keras untuk menguatkan dirinya sendiri. Dia perlu menjaga diri dan mentalnya sendiri, setidaknya sampai Sagara bisa pulih. Menurutnya, dia perlu me
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status