Home / Romansa / Pesona Istri Bayaran CEO Arogan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Pesona Istri Bayaran CEO Arogan: Chapter 101 - Chapter 110

142 Chapters

BAB 101 Sebuah Pilihan

"Mau ke mana kita?" Amanda kesulitan mengikuti jejak langkah Simon yang sejak tadi berjalan ke parkir mobil depan."Sudah... ikut saja!" Wanita berbusana minim itu tentu saja curiga apakah kakak iparnya akan menculik atau melakukan sesuatu padanya."Apa yang akan kamu lakukan? Beri tahu aku rencanamu! Jangan selalu membuatku khawatir pada apa yang ada di kepalamu itu!" Wanita cantik bertubuh langsing itu terus saja mencicit karena tak terima diajak tanpa tahu ke mana tujuannya.Berkali-kali Simon melakukan ini dan Amanda bukanlah termasuk wanita yang menyukai kejutan semacam ini dalam keseharian.Dia ingin tahu dan jelas ke mana Simon akan membawanya pergi. Ada pikiran cemas serta khawatir kalau-kalau nanti Ronald datang sewaktu-waktu dan tak mendapati dirinya di rumah. Bagaimana jika hal itu terjadi nanti?"Sudahlah. Kamu nurut saja sama aku!" Kata Simon sambil membuka pintu mobil untuk Amanda."Pakai seat belt kamu! Kita akan berpetualang untuk menjauh dari orang-orang yang suka ik
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

BAB 102 Sang Pesaing

"Selamat datang di rumah kami yang sederhana ini..." Suara sapaan yang sudah tak asing lagi di telinga Ronald.Ya, orang itu adalah pamannya sendiri.Lelaki yang mirip dengan Papanya itu menyambut dengan ramah. Tak pernah bertemu sekitar beberapa tahun lamanya, si paman tampak 'pangling' dengan keponakannya itu."Astaga, kamu Ronald kan? Sudah berubah jadi setampan ini sekarang! Berapa tahun kita nggak ketemu ya?" Pamannya menepuk pundak keponakannya yang sudah jauh lebih tinggi darinya."Paman, sehat?" Ronald yang sedang menggendong Mila membalas bertanya kabar."Ini anakmu? Ayo bawa masuk ke kamar. Helen sudah menyiapkan kamar sejak tadi..."Ronald masuk ke dalam rumah sementara kedua orang tuanya bersalaman dan berpelukan dengan Pamannya. Muncullah sosok gadis muda yang mengenakan pakaian rumahan dari kamar. "Kak, tidurkan dia di sini saja..." Helen membuka pintu kamar yang sepertinya adalah kamar untuk tamu yang berkunjung ke rumah.Thank God, kamar itu memiliki AC sehingga Rona
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

BAB 103 Ujian Dance

"Kalau kamu mau belajar berenang, sepertinya aku harus minta maaf karena hari ini belum bisa membantumu untuk belajar..." Kata Simon menolak permintaan Zara secara halus.Hari ini dia harus ke kantor dan menyelesaikan beberapa meeting. Seandainya saja Zara tidak datang ke rumah, tentulah dia sudah berangkat sejak tadi."Sayang sekali, padahal aku sudah mempersiapkan diri dengan membawa bikini two pieces untuk belajar berenang." Celotehnya sambil memegangi tanaman bonsai itu dengan ujung-ujung jarinya.Tampak jelas warna kukunya yang merah menyala, seakan menggodanya untuk memegang."Maafkan aku, Zara..." Simon tak punya pilihan selain menjadi sosok yang manis untuk saat ini.Adik iparnya rupanya sedang mengikuti mereka berdua dan tengah berdiri saja di dekat pintu pivot."Tidak masalah, Simon. Masih ada lain kesempatan untuk melakukannya..." Zara dengan lemah lembut menjawabnya.Melihat sikap Zara yang di mata Amanda seperti sedang dibuat-buat, Amanda menggelengkan kepalanya saat Simo
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

BAB 104 Incaran Helen

Betapa bodohnya Ronald yang merasa dikelabui oleh sepupunya itu.Setelah pulang ke rumah dan tak sampai sekitar dua jam, dia harus diminta menjemput Helen lagi karena katanya terkilir setelah ujian dance selesai."Memangnya tidak ada taksi online di sini?" Ronald nampak tak suka jika terus menerus dijadikan seperti sopir dadakan begini.Mamanya selalu memojokkannya sehingga dia tak punya pilihan lagi untuk menolak.Dengan buru-buru dia kembali ke kampus dan sekarang sudah parkir di pelataran jurusan Helen.Dia sengaja tak mau turun dan menjemput ke dalam, tapi lebih memilih untuk di mobil saja menunggunya datang sendiri."Aduuh..." Helen kesakitan saat dia naik ke mobil. Meski sudah dibantu oleh teman lelakinya, tetap saja dia kesulitan dan akhirnya harus digendong sehingga tubuhnya bisa naik ke mobil."Kamu nggak apa-apa?" Tanya pemuda seangkatannya itu."Nggak apa-apa, Thomas. Thanks ya, kamu bisa pergi. Aku sudah aman sama Kakakku..." Terlihat Helen menyentuh lengan Thomas sebelum
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

BAB 105 Rasa Baru

"Tante, jadi... maksudnya... Kak Ronald ini sebenarnya salah dalam memilih pasangan ya?""Dulu aku tidak tahu bagaimana ceritanya dia bisa mendapatkan Amanda. Tahu-tahu dia bikin pengumuman mau memperkenalkan calon dan tak lama kemudian menikah." Kata Mama Ronald yang terlihat kesal."Ohh, jadi apa mereka... hamil duluan?" Dugaan itu bisa saja benar."Apanya hamil? Sampai sekarang dia juga tidak hamil. Kukira itu karena dulu Ronald tertipu olehnya. Dulu aku yakin kalau Ronald sebenarnya mau menikahinya karena dia mengaku telah mengandung benihnya. Tapi, lambat laun akhirnya mungkin Ronald sadar kalau selama ini dia hanya dikelabui..."Pernyataan itulah yang membuat Helen semakin merasa tertantang dan menarik untuk mengikuti drama rumah tangga sepupunya yang tampan dan hartawan itu.Meski usia mereka terpaut cukup jauh, tapi baginya itu tak jadi soalan."Seandainya saja dulu Ronald tidak tergesa-gesa menikah dan mau menunggu kamu ya Helen..." Tangan wanita itu mengelus rambut panjang g
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

BAB 106 Milik Siapa?

"Mari, Nona Helen..." Pembantu itu menunjukkan jalan menyusuri tangga. Dia mengawasi gerak-gerik gadis belia yang tampak mencurigakan itu. Tapi untuk saat ini dia tak berani banyak berkomentar karena khawatir itu justru akan jadi bumerang baginya.Huh, dia menarik nafas karena merasa di rumah ini terlalu banyak masalah dan intrik."Bibi... kalau boleh tahu, siapa saja yang ada di rumah ini?" Tanya Helen pada pembantu yang membawakan tas dan kopernya.Pembantu paruh baya itu tampak sedikit terengah-engah karena keberatan membawa dua barang sekaligus."Oh, ada Tuan Besar, Nyonya, Mila... terus ada Tuan Ronald, istrinya serta Tuan Simon. Yang selebihnya pembantu dan staff saja Non." Jawabnya sambil membuka pintu kamar yang nantinya akan digunakan oleh Helen."Tuan Simon itu kakaknya Tuan Ronald, kan?" Tanyanya penasaran.Dia sudah bisa membayangkan akan setampan apa Simon. Karena Ronald baginya sudah menyerupai fisik seorang aktor Hollywood."Betul, Non. Ini silakan masuk dan kalau ada
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

BAB 107 Honeymoon Dadakan

"Kamu beneran mau kan?" Ronald nampak tersenyum saat tahu kalau istrinya menyetujui idenya tanpa pikir panjang lagi.Ini adalah rencananya untuk bisa menjauhi Helen dan sejuta plot yang mungkin sudah gadis licik itu siapkan. Ronald hanya punya firasat kalau Mamanya sekarang sudah mulai condong ke keponakannya itu.Bisa saja nanti terjadi hal yang di luar dugaannya dan mengancam keberlangsungan rumah tangganya."Apa kamu akan pergi beberapa minggu?" Tanya Simon saat Ronald bermaksud menyampaikan idenya.Dia tak butuh persetujuan tap hanya sekedar menginfokan sehingga dia tak akan diganggu dengan panggilan mendesak atau email yang memintanya untuk meeting mendadak.Ronald tak ingin itu terjadi dan menganggunya nanti."Nah! Aku hanya pergi maybe for one week. After that, aku akan kembali bekerja seperti biasa." Jawabnya pasti.Hal yang membuat Simon enggan mengiyakan hal itu, bukanlah soal pekerjaan yang akan dibebankan kepadanya dan membuatnya harus lembur di akhir pekan untuk bertemu d
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

BAB 108 Jebakan Nafsu

Hati siapa yang tidak kebat-kebit saat melihat sosok istrinya di kamar tanpa ada pengganggu?Itu yang sekarang dirasakan oleh Ronald. Semakin dia mengenal banyak perempuan, termasuk Helen, dia jadi makin yakin kalau memang sepertinya dia harus menerima Amanda sebagai pendamping hidupnya."Amanda, kamu terlihat cantik malam ini..." Sapa Ronald saat tahu Amanda sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.Wanita cantik itu lantas menghentikan aktivitasnya dan mencabut kabel sambungan hair dryer dari soketnya."Maaf, malam ini sepertinya aku belum bisa..." Istrinya berlalu meninggalkan sang suami keluar kamar mandi."Aku tidak memaksamu, aku hanya ingin setidaknya malam ini kita habiskan berdua. Ya...meski cuma tidur rebahan tapi sebelahan gitu..." Amanda merasa aneh saja ketika melihat sisi 'manja' suaminya itu. Tak biasanya Ronald menjadi 'needy' begini. Biasanya dia hanya to the point dan bersikap dingin.Lebih tepatnya dia lebih sering tak peduli dan tak mau tahu.Amanda merasa
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

BAB 109 Bahagia Semu

"Apa maksud kamu?" Ronald bangkit dan terduduk meski matanya sudah mulai mengantuk."Iya... begitulah..." Amanda menjawab lirih.Tak lagi dengan suara memberontak atau suara yang biasanya ikut-ikutan meninggi seperti suaminya."Jadi, aku akan menjadi seorang ayah?" Tanya Ronald dengan mata terbelalak dan seolah dia mendapatkan energi baru untuk membuka matanya lagi.Ada hal yang tak bisa dia ceritakan begitu saja sekarang. Astaga! Siapa sangka niatnya untuk memperbaiki hubungan dengan istrinya itu rupanya adalah sebuah tanda awal kalau akhirnya kekhawatirannya itu terijabah. Dia akan jadi seorang ayah!Ingin rasanya dia melompat dari tempat tidurnya sekarang."Ehm... sudah berapa bulan usianya?" Tanyanya lagi.Semoga saja... kali ini dia akan mendapatkan keturunan yang bisa menjadi pengikat hubungannya dengan Amanda.Semoga saja!"Aku sendiri juga belum tahu, berapa usianya. Setahuku... aku... sudah telat menstruasi sejak dua bulanan ini." Amanda mengaitkan kedua tangannya.Dia masih
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

BAB 110 Pengakuan Dosa

"Kamu pandai sekali membuatku naik roller coaster! Tadi kamu maunya aku menjauh, lalu memintaku dekat-dekat kamu tidurnya. Dan sekarang... kamu minta kita cerai." Ronald mendesis.Lelaki bermata tajam itu kini tidak lagi bisa menerima basa-basi atau swing mood istrinya yang dinilainya sudah keterlaluan.Lelaki mana yang sabar dan tahan kalau dipermainkan seperti ini?Ronald meremas rambut yang ada di kepalanya sendiri. Geram dan gemas rasanya!"Mau kamu apa?" Tanya Ronald sambil menahan napas yang mulai terasa berat."Aku..." Amanda masih menimbang.Haruskah jujur? Tapi, itu juga belum tentu benar. Atau sebaiknya dia bercerita apa adanya saja?Ah, ini sama saja dengan bunuh diri namanya!"Aku mau mengatakan hal yang sebenarnya!" Amanda ikut duduk.Meski kepalanya terasa berat dan pusing. Tapi ini akan jauh lebih baik untuk mengatakannya sekarang. Di benaknya sudah ada skenario, kalau misalkan terjadi apa-apa atau seburuk-buruknya kejadian adalah Ronald mengusirnya... Amanda sudah sia
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status