All Chapters of Dikhianati Tunangan, Dilamar Mantan Tampan: Chapter 41 - Chapter 50

83 Chapters

Bertemu Biang Kerok Obat Perangsang

Kening ini mengernyit, penasaran. Menatap wajah Nizar yang saat ini masih betah meletakkan kepalanya di pahaku. Aku menunggu ia menjelaskan lebih banyak hal lagi.Mungkinkah mantan kekasih tampan yang sekarang menjadi suamiku ini adalah bagian dari anggota intelejen negara? Ah, tapi dia CEO di perusahaan periklanan. Kurasa, dia banyak tahu tentangku setelah putus sekalipun. Bahkan, untuk hubunganku dengan Adrian, ia mengetahuinya. Sedangkan aku gak banyak tahu tentangnya. Sangat tidak adil, bukan? Nizar tertawa pelan. “Aku mendatangi orang pintar untuk mencari tahu.”Hah?Sejak kapan Nizar bergaul sama orang pintar segala? Apakah circle-nya sekarang sudah berubah? Dengan polosnya aku bertanya. “Serius?”Lagi, dia tertawa kecil. “Bercanda, Sayang. Teman aku ada yang kerja sebagai intel, terus ada yang doyan ternak virus. Nah, yang ini buat nge-hack sosmed kamu aja dia mampu, apalagi cuma cari informasi tentan
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Bab 42

Pertanyaanku yang sepertinya tepat sasaran itu membuat raut wajah Dahlia berubah seketika. Setidaknya, aku juga melihatnya meremas-remas jari. Barangkali sudah keringat dingin. Hm! Apa ada yang salah dengan ucapanku sehingga membuatnya terlihat begitu cemas?“Ma... maaf, saya ada urusan.” Dengan sedikit berlari, ia berlalu begitu saja meninggalkanku. Terus aku ngapain? Ngejar dia? Kagak! Malas banget. Emang siapa dia yang harus aku kejar-kejar? Aku kesal padanya. Butuh penjelasan perkara obat perangsang yang bikin aku kayak gak ada harganya sebagai cewek, tapi urusanku lebih banyak daripada mengurusi satu setan jenis Dahlia itu. Baru juga duduk beberapa menit di ruangan, Risma sudah mengganggu. Ah, hidupnya memang gak tenang kalau sehari aja gak menggangguku.Dia masuk, menenteng paper bag yang entah apa isinya? Keningku sedikit terangkat, mencoba berpikir mungkin itu oleh-oleh darinya. Masalahny
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Bab 43

Aku dan Papa melangkah cepat masuk ke rumah dan menemui Bunda di ruang keluarga. Dia menangis sesenggukan, seperti halnya yang dikatakan Bi Ina di telepon tadi. Entah apa yang sebenarnya terjadi? Karena kata Bi Ina, Bunda pulang-pulang langsung nangis. Ditanya gak jawab. Bi Ina panik, jadi meneleponku. Aku pun juga panik, karena tak biasanya Bunda seperti itu. Menurutku, Bunda adalah wanita paling tegar sedunia. Selalu tersenyum, sekalipun situasinya sangat rumit.Bayangin saja, kemarin anak gadisnya dituduh mesum, malah senyum-senyum aja dan dengan senang hati menyetujui pernikahanku. Padahal, waktu sama Adrian, jujur... Bunda sempat menentang, tetapi aku berusaha menyakinkan. Dan ternyata hasilnya tak seindah harapan.Hm! Tapi sekarang? Bunda yang menangis di ruang keluarga ini, seperti bukan Bunda yang kukenal. Aku tak pernah melihatnya menangis.“Bun, ada apa?” tanyaku. Menyentuh bahunya. Tak ada jawaban, hingga
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Bab 44 (18+)

Sadar kalau Nizar sengaja mengejek, aku buru-buru mengalihkan pandangan ke arah lain. Enggan melihat lagi ke arahnya walau di sisi lain ada bisikan merdu yang membuatku dirundung dilema. Katanya, kalau gak dilihat mubazir, tapi masalahnya kalau dilihat harga diriku banting harga lagi.Ih, lagian kenapa Nizar pake ngingetin segala sama kejadian itu sih? Padahal kan waktu itu cuma terpaksa. Maksudku, semua itu terjadi gara-gara sebotol aqua dari si Dahlia--si kuntilanak tak berperasaan. Detik kemudian, aku bangkit dari tepi kasur. Hendak menuju sofa untuk mengalihkan pikiran dan pandangan perkara roti sobek milik Nizar yang melambai-lambai minta disosir. Eh!Tetapi, Nizar cepat-cepat menghampiri dan mencekal pergelangan tanganku dengan sanga kuat. Dia mendorongku ke sofa. Entah mau ngapain? Begitu mentok, tak ada pagi ruang untuk bergerak, aku terduduk di sofa. Sementara itu, Nizar terus saja mendekat, tanpa melepaska
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Bab 45

Dalam beberapa saat, Nizar hanya diam. Satu tangannya digunakan untuk menyangga dagu, sedang matanya lekat mengamati setiap inci wajahku. Mendadak, aku dibikin salah tingkah dengan tatapannya. Mana dalam banget lagi. Menembus sampai ke palung hati. Jiah!“Hm... yang waktu itu kamu bilang kalau Devan kecil dan Divya kecil dibawa baby sitter untuk menemui Bunda dan Papa di lokasi syuting?” Pertanyaan Nizar kuangguki sebagai jawaban. Dari responsnya, aku bisa menyimpulkan kalau dia masih mengingatnya. Aku memang sudah pernah menceritakan terkait duka keluargaku waktu kami masih pacaran.“Tentu saja aku mengingatnya. Apa pun yang berkaitan dengan kamu, aku selalu mengingatnya. Kamu masak air sampai gosong aja, aku ingat.” Nizar cengengesan, tanpa rasa bersalah. Aku memanyunkan bibit. “Ih, gak usah dibahas yang itu.”Sialnya, karena dia malah tertawa membuatku naik darah dan sontak mencubit pinggangnya. Seketika itu, dia
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Bab 46

Aku menelan ludah kuat-kuat. Demikian situasinya sangat menyiksa, tetapi di antara kami seolah enggan mengakhiri saling menatap memuja ini begitu saja. Bisikan-bisikan manja yang entah datangnya dari siapa? Merayu menggoda kerap kudengar saat berada sangat dekat dengan Nizar seakan membungkam bibir untuk menolak hal-hal indah yang kemungkinan terjadi di antara kami ke depannya. Membuatku hilang kewarasan jika harus memikirkannya.“Vy, aku....” Nizar tiba-tiba bicara. Namun, napasnya tercekat bahkan sebelum berhasil menyelesaikan kalimatnya. Mata indahku menangkap jakunnya bergerak naik turun, berulang kali. Entah apa yang sebenarnya ingin dikatakan pria tampan yang usianya lebih tua 2 tahun dariku ini?Pada kedua bola matanya, setidaknya aku bisa melihat sirat pengharapan. Namun, sulit untuk dikatakan. “Apa?” Aku mendesaknya.Keningku sampai mengernyit menunggu jawaban. Hanya saja ia tak kunjung menjawab.Namun, kuama
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Unboxing Jilid 2 (18+)

Di saat Nizar mendekat, aku justru mundur. Wanita 26 tahun yang memproklamirkan diri cantik jelita ini mendadak hilang kepercayaan diri manakala Nizar menatapku sejuta makna. Tidak... tidak!Aku benar-benar harus mengganti pakaian sekarang juga. Lagian, kenapa aku harus mengikuti arahan si Sarah untuk memakai baju kurang bahan ini untuk menyenangkan suami?Padahal, aku sendiri tahu kalau si Sarah itu lebih banyak gak warasnya.Lihatlah sekarang, Nizar pasti ilfil melihatku. Dia pasti mikir kalau aku wanita gampangan.“Kenapa? Jelek ya aku pake gini? Ya udah, aku ganti baju sekarang.” Aku berbalik, sengaja menghindari tatapannya yang menukik tajam. Seperti kucing yang hendak menerkam tikus. Cepat-cepat, aku hendak ke lemari, tetapi Nizar lebih dulu menarik tangan ini hingga aku terseret dan menabrak dadanya. Tatapan kami bertemu.“Gak usah diganti.” Ia berkata pelan. Satu tangannya menjelajah di pipi ini dan s
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Bab 48

Keromantisan ala aku dan Nizar pagi ini harus buyar ketika ponsel yang berada di atas perutku ini berdering. Saat ini, aku masih merebah di atas sofa dengan posisi kepala di paha Nizar. Sedangkan, mantan kekasih yang merangkap jadi suamiku itu mengusap-usap lembut pipi ini dan dia sedang menatapku agaknya. Jangan-jangan sedari tadi aku ditatap begitu?Entah kenapa? Setelah melaksanakan kewajibanku secara sukarela tadi malam, rasanya kini aku yang justru selalu pengen berada di dekatnya. Bermanja. At least, dapat mencium aroma tubuhnya yang bikin mabuk kepayang. Dan sialnya, aku sampai mengambil cuti hari ini hanya untuk lebih lama bermesraan dengannya di pagi hari. Di sisi lain, energiku memang masih belum sepenuhnya pulih gara-gara serangan torpedonya tadi malam.Jadi, dia nyuruh aku cuti. Bahkan, dia yang mengirim pesan ke Risma dan mengabarkan kalau aku cuti. Walau nyatanya, nanti aku masih tetap bekerja dari rumah. Padaha
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Bab 49

“Bu Divya!” Aku dan Sarah yang tengah berjalan menyusuri mall sontak menghentikan langkah begitu mendengar seseorang memanggilku.Kami berbalik dan mendapati wanita yang akhir-akhir ini membuatku tiba-tiba punya kepribadian pendendam itu buru-buru menghampiri. Tentu, aku sedikit terkejut dengan keberadaannya di sini. Setelah berusaha mencari cara agar tak bertemu dengannya, tapi justru bertemu di mall ini. Kebetulan yang sangat merumitkan. Tahu dia di sini, aku pasti lebih memilih menghabiskan cuti di rumah, walau sedikit sepi karena Nizar pergi ke kantornya. Daripada menyetujui ajakan Sarah keluyuran ke mall dan ketemu sama si betina kurang belaian. “Bu Divya... gak nyangka ketemu di sini,” katanya antusias begitu sudah berdiri di hadapanku, tapi aku tetap memasang raut wajah cuek biar hatinya ketar-ketir berhadapan dengan wanita yang katanya tak pantas jadi model ini. “Saya mau membicarakan sesuatu dengan Ibu. Boleh minta
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

Masih Menjadi Misteri (Pov Nizar)

“Awan, jadwal saya hari ini sudah selesai kan?” tanyaku pada pria tampan, tapi lebih tampan diriku yang tak lain dan tak bukan adalah sekretarisku. Sambil melihat jam yang melingkar di jari tangan, ternyata waktu menunjukkan sudah hampir pukul setengah lima sore. Aku ingat ada janji untuk menjemput Ivy alias Divya di mall. Tadi, dia izin pergi bersama Sarah karena katanya sumpek berada di rumah terus. Mau cari angin segar.Giliran nanti pulang ditagih angin segar malah gak bisa nunjukin. Dasar Divya, untung aku sayang ke dia pake banget. Sebenarnya, hari ini aku juga ingin cuti agar bisa quality time bersamanya setelah pertempuran sengit kami di atas ranjang semalam.Paling tidak untuk memperbaiki hubungan yang masih dilanda badai kecanggungan, tapi karena ada hal mendadak di kantor, jadi aku harus menyelesaikannya lebih dulu. “Lima belas menit lagi ada pertemuan dengan Pak Dev, Pak,” ujar Awan setidaknya membuatku menghela napas pasrah. Bukan apa-apa, waktunya terlalu mepet dan k
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status