All Chapters of Dikhianati Tunangan, Dilamar Mantan Tampan: Chapter 31 - Chapter 40

83 Chapters

Mencari Tahu

Sekembalinya dari rumah Bunda, aku pulang ke rumah Nizar lebih dulu dan akan ke kantor nanti siang. Sebenarnya mau cuti aja hari ini, tapi takut ada yang penting, terlebih besok proses syuting dengan perusahaan yang sedang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini sudah mulai berjalan. Tapi, sampai detik ini Risma belum memberi kabar jika memang ada yang penting.Aku harus memastikan semuanya berjalan lancar karena bagiku ini adalah kerja sama yang sebenarnya penting banget dan pengaruhnya terhadap perusahaan keluargaku juga besar. Suatu keuntungan kalau kerja sama dengan KreatifLumina Advertising nanti berjalan sukses dan membuahkan hasil yang bagus, kan boleh jadi banyak perusahaan besar yang lirik-lirik manja jasa kami. “Assalamualaikum,” ucapku langsung masuk ke rumah. Cepat-cepat menghampiri dan salim pada Ibu mertua yang berjalan dari dapur untuk menyambutku. “Waalaikumsalam, Nak. Kok sendirian? Nizar mana?” tanyanya.
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

Fix, Nizar Cemburu!

Baru saja mau bertanya, tapi ponsel Putri berdering membuat perhatiannya teralihkan pada benda pipih tersebut. Setelah bercerita dengan seseorang melalui telepon, entah sedang membahas apa, tapi tampaknya penting, karena setelahnya ia pamit masuk ke rumah lebih dulu.Kan, gagal lagi mau cari tahu. Kayak memang sudah di-setting agar aku tak usah tahu perkara yang terjadi dalam keluarga ini. Hmm. Ya sudahlah. Bisa nanti-nanti saja. Saat kembali ke kamar, aku meraih ponsel yang tergeletak begitu saja di kasur. Buat ngecek barangkali ada pesan penting.Ternyata, ada sampai 5 kali panggilan tak terjawab dari Bunda. Entah, ada apa?Beralih duduk di tepi kasur, lalu menelepon balik Bundaku tersayang yang gak mungkin menghubungiku karena gara-gara rindu. Pasti ada hal penting yang sangat genting. “Halo, Sayang. Dari mana aja? Kok Bunda telepon gak dijawab-jawab?”“Tadi dari bawah, Bun. Hape di kamar. Emang
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Bab 33

“Nizar, sana ih... jangan dekat-dekat,” protesku saat Nizar masih tetap di dekatku, seolah enggan untuk berpindah.Sesekali celingak-celinguk, melihat sekeliling. Waspada nanti ada yang melihat sehingga mengira kalau kami ada udang di balik bakwan.Meskipun memang iya, sih.“Ogah! Mending aku yang dekatin, daripada cowok lain.” Tuh, kan! Dia benaran cemburu perkara aku digombalin si gondrong tadi. Lagian, sejak kapan Nizar jadi posesif begini, sih? Perasaan dulu waktu pacaran dia gak seperti ini? Tapi, aku suka-suka aja dia begitu. Artinya, dia takut kehilanganku. Hanya saja, aku harus tetap jual mahal, seperti biasa. Gak boleh terlihat olehnya bahwa aku sudah mulai terbiasa menerima kehadirannya kembali. “Cemburu ya?” tanyaku memicing. Tak sadar menyunggingkan bibir, mengejeknya. Kupikir dia akan mengelak, tetapi justru terang-terangan mengakui isi hatinya. “Iya. Aku cemburu. Puas?” Ingin sekali
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Takut Diperkosa

“Kamu tau?” Alisku terangkat. Walau sebelumnya, aku memang yakin kalau Putri akan memberitahu Nizar terkait pembicaraanku padanya kemarin. Ah, anak itu terlalu penurut. Apalagi kalau berhadapan dengan Nizar. Agaknya, tak ada rahasia lagi di antara paman dan ponakan yang lebih mirip seperti kakak dan adik itu. “Hm, pasti Putri yang mengatakannya padamu.” Aku menjawab sendiri pertanyaanku tadi. Menunduk sesaat, sambil meremas jari-jari tangan.Mendadak canggung berhadapan sama suami sendiri. Apalagi sadar, kalau dari tadi matanya tak lepas memindai wajahku dalam temaramnya malam. “Sekarang kamu tau kan alasanku datang ke rumahmu dan tiba-tiba melamar?” tanyanya.“Hanya itu?” Aku penasaran. Kalau alasan masih cinta dan sayang menurutku masih terlalu sederhana untuk sebuah lamaran mendadak. Paling tidak, di sini aku yakin kalau Nizar punya alasan khusus yang mendasari terbentuknya keinginan atau naluri dalam h
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Kepergok Tidur Bareng

Bukannya prihatin, Nizar malah tertawa pelan. Menarik tubuhku agar mendekat ke arahnya, lalu menarik jua selimut untuk menutupi tubuh kami berdua. Tangannya dieratkan seakan enggan untuk melepaskan. Sialnya, karena aku gak menolak apa pun yang dilakukan.Barangkali seandainya, Nizar mengulang peristiwa obat perangsang itu, aku mungkin akan pasrah saja.Eh... tidak-tidak! Maksudku, pastilah aku menolak. Enak saja! Aku tidak boleh lengah.“Nanti kalau aku perkosa, kamu bisa lapor ke polisi dengan kasus pelecehan,” ucapnya, tepat di dekat telingaku. Embusan napasnya yang hangat malah membuat tubuhku sedikit menggigil. Mau bergerak, susah. Mau memberontak, telanjur nyaman dalam dekapannya. Soalnya hangat untuk suasana malam yang dingin seperti ini.Duh, ngomong apaan sih aku? Dasar mulut, suka nyolot gak sesuai fakta!“Terus kalo polisinya nanya, siapa yang perkosa? Aku bilang apa?” tanyaku polos.“Diperkosa suami
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Bab 36

Tak hanya sampai di situ saja, wanita yang sedari tadi malam menguji kesabaranku yang setipis kulit bawang ini ikut menyahut.Sengaja menambah runyam hidupku saja ini orang agaknya. “Apakah di sini ada yang mencoba untuk menjadi penggoda suami orang?”Dia mengetuk-ngetuk bibirnya. Tatapannya jelas meremehkanku. “Atau... mungkin ada yang mencoba jadi...?” Ucapannya digantung, dikira jemuran kali. “Apa?!” tanyaku cepat.Aku yang sedang emosi ingin tahu saja dia mau bilang apa?Jangan-jangan dia menganggapku jalang atau pemuas nafsu pria-pria hidung belang?“Simpanan,” ucapnya singkat, padat, dan jelas. Berhasil membuatku meradang. Sialan!Dia pikir aku semurah itu apa?“Jangan sembarangan ya Anda kalau ngomong!” bentakku. “Kalau gak tau apa-apa, jangan asal nuduh!”Tinjuan mautku nyaris saja melayang karena tak kuasa menahan amarah, tetapi Nizar menahanku dengan sikap lembutnya.
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Bab 37

Astaga! Apa-apaan? Siapa yang hamil coba?Dikira aku kayak yang disebut di lirik lagu... kuhamil duluan, sudah 3 bulan, gara-gara pacaran suka gelap-gelapan. Walaupun setengah ukhti setengah kunti, gini-gini aku juga takut azab neraka.Bunda dari dulu sering banget ngingetin kalau dekat sama cowok gak boleh melampaui batas. Apalagi buka-bukaan sampai saling desah-desahan kayak yang aku lakuin sama Nizar waktu kena efek obat perangsang.Kalau sampai Allah murka dan jadi hamil, itu bakal jadi aib seumur hidup buat anak dalam kandungan, apalagi cewek, yang mana ketika ia lahir di luar nikah nasabnya bakal jatuh ke Ibu.Aku mendelik tajam ke arah Risma. “Saya bilang kecelakaan, Risma. Gak bilang hamil.”“Hah?!” Risma melongo, yang lain juga pada ikut melongo. Sesekali bertukar pandang, seolaa bertanya maksud perkataanku satu sama lain. Tapi, tak ada yang berani membuka suara. “Kami kegep mesum di mobil,” ungkapku semb
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Bab 38

Aku memilih mengabaikan pertanyaan Nizar yang kurasa kalau dilanjutkan akan menimbulkan perdebatan tak berkesudahan.Begini, aku bukannya gak mau memanggilnya dengan sebutan ‘Mas’ atau apa gitu? Tapi, saat ini aku butuh waktu. Soalnya geli kalau tiba-tiba panggil Mas. Sedangkan dari dulu aku manggil dia pake nama. Tunggulah, sampai aku mendapat hidayah ilahi!Kini, pandanganku lurus mengamati Aura--sang model yang berdiri di tepi kolam dengan view latar belakang pengunungan dan langit biru. Di sana, ia yang mengenakan kemeja sifon ringan dan sweater cashmere dari brand ternama sedang berpose santai. Tampaknya cuaca yang secerah hatiku ini memang sangat mendukung sehingga setiap pose meninggalkan kesan sejuk dan anggun. Kembali ke persoalan nama panggilan, walau sudah pada tahu kalau kami suami istri, tapi aku memilih tak membahasnya secara berkelanjutan karena rasanya gak etis kalau membahas masalah rumah tangga di saat sedang bekerja.
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

Bab 39

“Udah biarin!” Aku acuh tak acuh.Memilih bermain dengan bocah mungil Sarah yang saat ini sudah turun dari gendonganku. Paling tidak, bisa mengalihkan perhatianku dari Nizar. “Kok dibiarin, mau suami lu diembat orang? Gue mah gak sudi suami gue didekatin kek gitu!” sembur Sarah. Suamiku yang didekati wanita lain, tapi dia yang emosi. Gak heran! Selama ini, dia selalu berdiri di garda terdepan untuk membelaku di segala situasi. Aku memutar bola mata, malas. “Terus? Gue kudu apa? Nangis histeris gitu? NAJIS!”“Ya, gak sampe segitunya juga, tapi....” Ucapan Sarah menggantung. Ia berpikir, entah akan mengucapkan apa? Tetapi lama kutunggu, dia tak kunjung melanjutkan ucapannya. Bukan aku rela suami digodain wanita lain, tapi walaupun aku suka memancing keributan, gak lucu juga kalau aku bikin keributan di sini. Nanti ada yang iseng video-in dan kirim ke media sosial dijadiin konten di Fb pro. Bikin malu saja ka
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Deep Talk

Giliran aku yang bergeming lama. Berusaha mencerna apa saja baru kudengar dari mulut Nizar?Mau tak percaya, tapi tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Nizar tak akan menyebutkan, jika tak punya bukti releven. Aku mengenal Nizar sudah cukup lama, dia tidak pernah mau menjatuhkan orang lain. Dia selalu memegang teguh prinsipnya bahwa, ‘Tidak harus menjatuhkan agar terlihat menang.’Benarkah Tante Bella? Wanita yang sumpah serapahnya padaku kala itu masih terngiang-ngiang jelas sampai sekarang? Wanita yang tidak menerima aku menolak putranya yang berselingkuh dengan sepupuku sendiri. Dan dia....Dia juga yang menghancurkan keutuhan keluarga Nizar. “Tante Bella....” Aku melirih. Masih rada tak percaya.Entah terbuat dari apa hati wanita yang tega menyakiti sesama wanita? “Ya.”“Jadi, itu yang bikin kamu benci banget sama Adrian?” Aku ingat waktu pertama kaliny
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status