Tok... tok... tok!“Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke pintu. “Permisi, Bu, ada Bu Alana mau ketemu Ibu.”Tanganku yang menari di atas keyboard laptop seketika berhenti mendengar perkataan Risma. Tentu saja, aku cukup penasaran dengan Alana ingin menemuiku? Masalah pekerjaan, sepertinya bukan. Ah, mungkin dia akan melanjutkan perselisihan kami di cafe tadi malam. Paling tidak, aku sudah memasang kuda-kuda. Jadi, kalau dia berulah, aku yang kalem, imut, dan manis ini bisa membela diri.“Suruh masuk aja, Ris.”Selang beberapa detik setelah Risma keluar dari ruanganku, giliran Alana yang masuk. Aku menelisik gerak-geriknya sedari ia berada di pintu. Matanya terlihat bengkak, apa mungkin habis perang dunia ketiga dengan Adrian? Hanya saja, walaupun terlihat bengkak, tatapannya tetap bengis.Tanpa mengucapkan sepatah kata dan tanpa duduk lebih dulu, Alana meletakkan dengan kasar sebuah surat di atas mejak
Last Updated : 2024-03-16 Read more