"Kamu tidak perlu mengingatkanku akan hal itu, Markus," gerutu Ganendra. "Aku sudah fokus sekarang. Kita akan mulai mengurus semua perizinan besok. Kita akan membangun gedung penginapan, tepat di tanah yang kupijak sekarang, dengan seluruh jendela mengarah ke laut." "Di sebelah sana, kita akan membangun berbagai macam wahana," tunjuk Markus ke tanah lapang yang berada cukup jauh dari tempatnya berdiri. "Ini akan menjadi kerjasama yang bagus dan menguntungkan. Kamu memiliki tanah, sedangkan aku mempunyai uang," celetuk Ganendra. "Tanah ini memang atas namaku, tapi bukan milikku," ralat Markus. Kening Ganendra langsung berkerut, seraya menatap mantan pengawal kepercayaan Atmawirya itu dengan sorot tanda tanya. "Lalu, milik siapa?" "Pak Atmawirya," jawab Markus datar. "Apa? Itu artinya, tanah ini milik keluarga Wira ...." "Bukan!" potong Markus. "Pak Atmawirya membeli tanah ini menggunakan tabungan pemberian pak Respati Gumilar." Raut wajah Ganendra sontak berubah. "Apa?" desisnya
Baca selengkapnya