“Azwa, kamu pulang naik apa?” “Eh, Mbak Ilya. Naik ojol, Mbak, kayak biasanya.” “Oh…. Gimana kalau bareng aku aja?” tanya cewek bernama Ilya menawarkan. “Rumah kita kan searah. Lumayan hemat ongkos juga.” “Nggak usah, Mbak, makasih. Azwa udah pesen ojol ini.” “Gitu, ya? Yaudah deh, aku duluan, ya. Kalau ada apa-apa, hubungi aku aja.” “Iya, Mbak.” “Aku tinggal, ya. Kamu hati-hati. Dah….” Ilya berlalu dari hadapan Azwa menuju parkiran. Sebenarnya, Azwa berbohong mengenai pesan ojol. Pasalnya dia bingung mau kemana. Hari ini dia pulang agak awal. Pukul setengah empat. Masih terlalu awal untuk pulang ke rumah. Lagi pula kalau pun pulang, sudah pasti dia sendirian di rumah. Aufal mengirimkan pesan kalau akan pulang telat. Azwa menghembuskan napas bosan. Tangannya memain-mainkan ponselnya bimbang. Tiba-tiba dia teringat dengan Nazhan. Ah, iya, kenapa dia tidak main ke kedai milik cowok itu saja? Hm… ide bagus. Dengan semangat, Azwa memesan ojol dengan alamat kedai Nazhan. Dia me
Last Updated : 2024-03-02 Read more