"May, Bangun, Sayang! Ayo kita solat dulu!" Mas Siddik menepuk pelan tubuh ini."Bentar," pintaku seraya menggeliat kecil. Mengganggu saja mas Siddik. Kayaknya dia tidak bisa melihat aku bahagia."Mayra, bangun sayang. Sudah jam lima, kamu gak solat subuh?" ucap mas Siddik sekali lagi."Bentar lagi, Mas. Adek masih ngantuk!" jawabku seraya mempererat memeluk bantal guling. "Solat dulu. Habis itu tidur lagi gak akan Mas ganggu! Kalau gak bangun, Mas telpon ibu, nih!" Mas Siddik mengancamku kayak anak kecil saja diri ini."Gak dengar ya? Mas telpon ibu ya." Ancamnya lagi. Menyebalkan sekali si abu gosok ini loh. "Mas, kata ustad, kalo terbangun jam delapan masih boleh solat subuh. Jadi biarkan saja Adek bangun jam delapan jangan dibangunkan,""Itu bangun kesiangan, bukan sengaja bangun siang, gak bisa disamakan," ujar mas Siddik dengan menjawil hidungku."Udahlah Mas berangkat dulu. Nanti terlambat pula solat berjamaah!"Sejenak aman sedikit dunia, tidak kudengar lagi suara mas Siddik
Last Updated : 2024-12-19 Read more